1. No.1

5.4K 542 17
                                    

Jangan lupa vote 🌟
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Suasana kemacetan terlihat dari ketinggian gedung apartemen di ibukota di Indonesia, Jakarta.


Aku meliht bagimana banyak orang yang sedang tergesa-gesa mengendarai kendaraannya dan melihat anak berseragam yang sedang belajar di dalam kendaraan umum. Sampai saat ini aku merasa asing dengan kota yang kutinggalkan dua tahun lamanya, hingga kemarin lusa aku harus kembali ke ibukota dengan alasan yang sama, yaitu

Menjadi Sekretaris pribadi CEO cabang Jakarta.

Sebari menunggu waktu keberangkatanku menuju kantor perusahaan milik orang terdekatku, saat ini aku memutar lagu Idolaku, BoA. Entah mengapa pikiranku langsung tertuju kepada lagu No.1 yang dinyanyikan kembali oleh NCT Dream. Grup muda yang bertalenta dan segudang prestasi. Siapa yang tidak tahu mereka? Pertama kali aku menyukai mereka saat comeback dengan lagu My First and Last. Sepertinya lagu itu yang membuat nama mereka semakin didengar di negaranya, dan negaraku juga.

Sebentar lagi aku akan melangkahi hari yang berat di kota ini, kota yang pastinya sibuk di pagi hari.

"Sepertinya hari ini bukan hari yang buruk." kataku dengan penuh harapan.

---

"Aku dengar CEO di sini sudah bukan Mr. Suh, apakah benar?"

Aku berjalan dengan beberapa bawahan Mr. Suh menuju ke gedung inti perusahaan. Kami akan meeting untuk membahas prosedur kerja yang akan kami tetapkan di tahun baru.

"Iya Bu. Sudah digantikan oleh anaknya," Ucap salah satu wanita di belakangku.

Aku langsung memasang waja bingung dan bertanya.

"Anaknya?" tanyaku bingung.

"Iya Bu, memangnya ada apa?" Aku melihat beberapa orang malah bertanya-tanya ketika aku melontarkan pertanyaan seperti itu.

"Apakah ada hal aneh yang terjadi dua tahun yang lalu?" Tanyaku spontan.

"Tidak juga," Jawaban orang itu.

Langkah demi langkah aku berpikir. Aku mengingat dengan jelas bahwa anak Mr. Suh tidak ingin menjadi pemegang perusahaan karna anaknya memang tidak suka dengan dunia bisnis dan menekuni dunia musik dan entertainment.

"Lalu mengapa tiba-tiba anaknya tertarik dengan perusahaan? Setauku dia me-" Ucapanku langsung menghilang begitu saja karena orang aneh ini.

"Sudah bicaranya? Bahkan kalian sudah di depan ruangan meeting, dengan seenaknya kalian berbicara tanpa menghormati CEO di sini."

Aku dan beberapa bawahan Mr.Suh lainnya menghadap ke sumber suara. Dan mengapa masih ada makhluk astral di sini.

"Lalu, apa urusanmu Ibu Kim?"

Aku membalas perkataannya dengan senyuman 'terpaksa' yang aku perlihatkan kepadanya.

Sontak orang yang ada di sana memandangku cemas, dan juga ada yang berusaha menenangkan emosiku.

"Apakah kamu tidak tahu siapa saya? Ha?!"

Rupanya dia terpancing emosi saat ini. Aku malah semakin ingin membuat dia panas-dingin. Bukannya aku yang harus bertanya kepada orang ini siapakah aku?

"Saya tau, anda adalah manager utama dalam perusahaan ini. Lalu saya harus apa Ibu Kim?" tanyaku yang rupanya berhasil membuatnya emosi.

"Apa-apaan kamu ini ha?!"

Aku melihat tangannya melayang ke arahku. Dengan cepat aku menahan tangannya untuk menampar pipi suciku ini.

"Kim Sena, manager utama dalam perusahaan Suh Comp, telah berkerja kurang-lebih 5 tahun dan menjabat dengan jabatan Manager utama kurang lebih dua tahun. Aku melihat catatanmu yang melakukan korupsi sejak awal anda menjadi Manager hingga saat ini."

Aku melihat semua orang yang ada di sini terkejut dengan perkataanku yang terkesan tidak menghormati Kim Sena. Selain itu ku melihat Kim Sena yang berusaha tenang padahal saat ini kondisi hatinya sangat buruk.

"I-itu t-tidak mu-"

"Apa perlu saya berbicara saat pertama kali menjabat dalam kurun waktu seminggu anda sudah memiliki rumah di salah satu perumahan ternama? Anda sudah mempunyai kendaraan pribadi tiga hari setelahnya?"

Sebenarnya aku tidak bisa menutupi rahasia yang ia lakukan selama beberapa tahun lebih lama lagi. Aku memiliki bawahan yang selalu memantau kondisi di perusahaan ini. Aku melakukan hal itu karena pada saat itu Mr. Suh sudah sangat tua dan juga ia tidak dapat mengelola perusahaan dengan maksimal.

"Saya tunggu surat pengunduran diri dari anda, atau saya akan mengusir anda dari perusahaan ini secara tidak terhormat."

Tidak lama setelahnya aku melepaskan cengkraman tangannya dari genggamanku. Aku melihat tangannya sedikit merah dan ia meringis kesakitan.

"Perintah saya tidak main-main. Bahkan saya bisa lebih tegas dari pada ini."

Tanpa menunggu lama aku masuk ke ruangan meeting dan saat ini aku melihat CEO yang menggantikan posisi Mr. Suh, yaitu Johnny Suh.

 Suh, yaitu Johnny Suh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

---

Haii semua ❤️

Terimakasih sudah membaca Chapter 1 dari BOSS

Aku harap kalian suka sama cerita ini.
Dan maaf ya di chapter ini ceritanya singkat, dan aku berusaha semaksimal mungkin agar ceritanya tidak sependek chapter ini :))

Maaf bila ada kesalahan dalam alur maupun penulisan 😊

Dan satu lagi, jangan lupa Vote 🌟

Terimakasih ❤️

BOSS [Johnny Suh]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang