2. My First

3.8K 453 30
                                    

Jangan lupa vote 🌟
.
.
.
.
.
Dengan cepat aku masuk ke ruangan meeting dan saat itu aku melihat CEO yang menggantikan posisi Mr. Suh, yaitu Johnny Suh.
.
.
.
.
.


Awalnya aku hanya melihatnya sekilas. Tetapi aku terpaku dengan wajahnya yang tegas, bahunya yang lebar, dan jangan lupakan matanya yang indah itu. Tetapi hal itu menyadarkanku dari semuanya.

"Selamat pagi Bapak. Maaf kami terlambat." kataku sambil menunduk ke arahnya.

Saat aku kembali dengan posisi normal, aku melihat dirinya menatapku dengan tatapan yang tidak bisa dibaca.

Ada apa dengannya?

"Bisakah kamu duduk tanpa menunggu lama?"

Seketika aku membeku, bagaimana dia bisa sedingin itu. Bahkan dua tahun lalu aku mengetahui bahwa dia bukan seorang yang dingin seperti saat ini.

Semua orang yang ada di belakangku terkejut, tanpa menunggu lama mereka langsung berjalan dan duduk di tempat yang telah di sediakan. Akhirnya beberapa detik kemudian aku menyadarinya dan langsung duduk di tempat yang seharusnya. Yaitu sebelah CEO.

---

Dua jam berlalu.

Mungkin semua orang yang ada di sekelilingku memahami apa yang aku rasakan.

Ternyata duduk di sebelah anak dari Mr. Suh membuat kondisi jantungku terasa tidak baik-baik saja. Selain membuat suasana menjadi dingin, sosok yang ada di depanju berkali-kali melontarkan pertanyaan yang dapat membuat karyawan membeku.

Aku rasa ia terlalu jahat bukan? Bahkan hari pertamaku bekerja di sini bersama CEO baru, aku merasa tidak nyaman dengan suasana ini. Rasanya aku ingin melaporkan kepada Mr. Suh setelah meeting selesai.

Aku melihatnya berdiri saat salah satu karyawan selesai mempresentasikan schedule yang ia buat. Saat itu juga aku terkejut dengan tinggi badannya membuatku ingin menangis. Bagaimana bisa Mr. Suh bisa memiliki anak yang bahkan benar-benar tinggi daripada orang yang aku temui sebelumnya?

"Meeting kali ini sudah selesai. Anda terlalu bertele-tele dalam menjelaskan sehingga membuat saya tidak nyaman. Dengan rasa hormat, saya tidak bisa menerima penawaran yang anda berikan kepada saya sejak minggu lalu."

Tanpa menunggu waktu lama Johnny menatap ke arahku dengan tatapan yang tidak dapat diartikan sama sekali.

"Ibu Zhuang, saya harap anda bisa mengatur semuanya dengan baik setelah ini. Saya harus pergi ke ruangan saya karena ada keperluan yang mendesak. Saya permisi."

Tanpa aba-aba, ia langsung pergi menuju pintu ruangan. Aku melihat punggungnya yang semakin menghilang dari penglihatanku dan semua orang memperhatikanku, seakan-akan mereka menunggu keputusanku.

Tanpa menunggu lama, aku langsung berdiri dan menghadap bawahanku yang sepertinya terkejut dengan situasi ini.

"Saya mewakili Bapak Johnny, tolong maafkan atas tindakannya. Saya harap anda bisa memakluminya." Kataku sambil memberikan senyuman semangat.

Aku melihat bawahaku menatapku dengan tatapan sedih. Lalu bagaimana ini? Ia hanyalah karyawan yang berusaha mengambil kepercayaan CEO di sini. Jika anak dari Mr. Suh tidak ingin bagaimana? Ini bukan kesalahanku bukan?

BOSS [Johnny Suh]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang