7. Beautiful

1.3K 185 21
                                    

Jangan lupa vote 🌟

.
.
.
.
.

Saat ini aku masih saja tersenyum saat mengingat semua kejadian itu. Jujur hatiku mulai lemah jika menyangkut tentang dirinya.
.
.
.
.
.

Berusaha mengembalikan suasana seperti semula.

Mungkin saat ini aku terlihat seperti orang yang telah menerima terkena serangan dan berujung pasrah.

Bagaimana tidak,

Aku bahkan tidak mengenal Johnny Suh saat ini. Bagaimana cara aku bisa menghindari serangan yang ia rencanakan?

Jujur, aku bukanlah wanita yang sekuat itu jika dihadapkan pria yang bisa dibilang "99,9%" tipeku.

Saat aku remaja, aku membayangkan akan menjadi kekasih seorang pemimpin muda. Hingga bertumbuh dewasa aku menyadari, bahwa hidup tidak semudah apa yang kita bayangkan.

Untuk mendapatkan pria yang kita impikan, seharusnya kamu bisa menyamai pria itu.

Walaupun tidak semua kehidupan seperti itu. Bisa saja manusia beruntung yang bisa mendapatkan pria mapan dan baik hati.

Mari kita lupakan hal itu dan kembali melihat keadaanku sekarang.

Sudah beberapa menit lamanya Johnny meninggalkanku di ruangannya.

Tetapi ini sudah lebih dari 10 menit. Apakah sejauh itu untuk menuju ke kamarnya? Apakah rumah disini benar-benar luas?

Saat ini aku hanya bisa duduk sambil memeriksa laporanku lagi.

Walaupun kami tidak datang ke Kantor hari ini, tapi kami harus menyiapkan dokumen dengan lengkap agar saat pertemuan di NCT Comp tidak terjadi kesalahpahaman.

"Lia?" Suara Johnny membuyarkan konsentrasiku.

Ia datang sambil membawakan minuman. Sepertinya air yang dituang oleh sirup.

"Ini minuman rasa jeruk untukmu. Maaf aku tidak punya jeruk asli. Kebetulan persediaan jeruk di rumahku kosong."

Mengapa ia menjelaskan begitu rinci? Padahal aku tidak memintanya untuk membuatkan minuman rasa jeruk.

"Seharusnya tidak perlu repot-repot Pak. Terima kasih." Ucapku sebelum menikmati minuman yang ia bawakan.

Akhirnya Johnny duduk di sebelahku dan aku bisa merasakan ia memposisikan dirinya untuk menatapku dari samping.

Dengan kesadaran penuh aku langsung menghadap ke arahnya juga.

Lalu aku melihat dia...

Tersenyum.

"Bapak kenapa senyum-senyum sendiri?" Tanyaku bingung.

"Kamu lucu, aku pikir kamu tidak akan menerima minuman ini. Karena aku tahu kamu suka minuman jeruk asli, bukan minuman sirup."

Mendengar penjelasannya, aku terkejut setelah mencerna perkatannya barusan. Bagaimana dia tahu hal itu?

"Bagaimana Bapak tahu kalau saya suka minuman jeruk?" Tanyaku bingung.

"Saya sudah mengenal kamu dari dulu jika kamu sadar." Jawab Johnny sambil tersenyum.

Mengapa senyumannya itu membuatku merasakan getaran aneh?

Mengapa tanpa sadar aku juga tersenyum melihatnya tersenyum.

"E-eh?" Sadarku.

"Barusan kamu tersenyum bukan? Kamu sangat cantik hari ini." Kaya Johnny.

BOSS [Johnny Suh]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang