5. Heaven

2.5K 243 17
                                    

Jangan lupa vote⭐
.
.
.
.
.
Aku rasa, aku salah menjawab saat itu. Jawabanku saat itu membuatku semakin jatuh dalam pesona Johnny Suh yang belum pernah aku bayangkan.

.
.
.
.
.

[Johnny Suh Point of View]

Entah apa yang membuatku bingung saat ini. Dengan percaya dirinya aku seakan-akan seperti menantang Lia untuk tetap mendekatinya.

Aku bisa gila saat ini karena memikirkan hal itu tadi malam. Aku menyesal tidak berpikir panjang untuk mengambil keputusan.

Ingin menampar diri sendiri tapi juga tidak mungkin. Masa bodoh dengan pertemuan nanti, aku bahkan tidak bisa berkonsentrasi.

"Halah, paling nanti hanya mengobrol seperti biasanya." Kataku pelan.

Lia sudah menyiapkan semuanya dan aku hanya membawa tab untuk data-data yang penting. Bahkan saat ini aku hanya menatap diriku di depan kaca besar yang memang menampilkan seluruh tubuhku.

"Kau hodoh sekali, sudah ditolak tetapi masih saja astaga...." Ucapku emosi.

Aku terkejut melihat ayah, dirinya berada di belakangku dan tertawa melihat tingkahku yang memang mungkin sudah gila. Ahh tidak, memang sudah gila.

"A-ayah..." Panggilku pelan.

"Kau ada apa nak? Kenapa dirimu terlihat lesu?" Tanya ayah.

"Tak apa ayah, memangnya aku kenapa?" Jawabku tenang.

"Kau terlihat seperti sad boy." Jawabnya enteng.

Jawaban Ayah membuat tubuhku merinding. Bagaimana ia tahu bahwa anaknya menjadi sad boy?

"Hah? Memangnya kelihatan ya?" Tanyaku kaget.

"Hahaha, sudah kuduga kau memang sedang patah hati saat ini"

Aku melihat ayahku tertawa dan dia pun akhirnya berhenti tertawa.

"Pasti kau ditolak dengan seorang wanita." Jawab ayah dengan cepat.

Aku hanya terdiam dan pasti ayahku sudah tahu tanpa aku menjelaskan kepadanya. Hingga ibuku datang menghampiriku dan ayah, ia berkata.

"Aku tahu kau pasti ditolak oleh wanita yang kau sukai. Tapi aku tidak tahu siapa yang berani menolak anakku yang tampan ini." Respon Ibuku sambil tersenyum lembut.

Ayahku langsung menghadapkan dirinya ke arah ibuku dan memeluknya mesra. Astaga apakah mereka tidak kasihan dengan aku yang jomblo ini...

"Kenapa kau bisa tahu sayang?" Tanya ayahku kepada ibuku.

"Aku melihatnya kemarin bersemangat saat menjawab telepon dari seseorang, tetapi ia pulang dengan keadaan lesu." Jawab ibuku.

"Ibu... Kenapa kau sangat peka?" Responku saat Ibuku selesai menceritakan kepada ayahku.

Sejujurnya aku tidak apa-apa jika Ayahku dan Ibuku mengetahui kebenarannya. Bisa jadi mereka bisa menjadi pedomanku untuk mendapatkan Lia? Yah mungkin.

BOSS [Johnny Suh]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang