2. Salah Cium

7.9K 557 21
                                    

Uchiha Sasuke langsung bangkit dari duduknya, bereaksi spontan. Sama seperti saat Sakura melihatnya, pria itu juga terkejut melihat Sakura dan Deisu. Mata Sasuke memicing tajam ke arah Sakura. "Hana, siapa dia?"

Mengerutkan keningnya tidak suka, Sakura berdecak sinis, pria itu pura-pura tidak mengenalnya di depan bawahannya. "Dia adalah Haruno Sakura, bibi dari pasien anda berikutnya, Dokter Uchiha." Jawab suster Hana yang berdiri di sebelahnya lugas.

"Kalau begitu usir. Aku tidak mau mengurusi orang pengganggu yang tidak berguna seperti dia." Tak di sangkah Sasuke mengeluarkan perintah itu, membuat Sakura tertegun tidak percaya.

"Pengganggu tidak berguna kau bilang? Harusnya kau bersyukur padaku karena gara-gara aku dosamu berkurang dengan tidak melanjutkan nafsu bejatmu pada jalangmu di toilet. Lagipula kau tidak perluh mengusirku, aku juga akan keluar dari klinik ini, aku tidak akan memeriksakan gigi keponakanku pada dokter brengsek sepertimu, karena aku yakin kau tidak bisa melakukannya." Remeh Sakura, kali ini dia maju selangkah, menantang pria itu meski perasaannya sudah campur aduk melihat jas dokter dan statoskop yang tergantung di leher pria itu, menunjukan identitas pria itu sebagai dokter.

Alis Sasuke menekuk tajam. Rahangnya terkatup rapat seiring dengan kepalan tangannya yang mengetat. "Kau meragukan integritasku sebagai dokter gigi, nona?"

Sakura mengangguk berani. "Ya, aku sama sekali tidak percaya kau bisa melakukan hal lain selain berciuman."

Alih-alih marah mendengar jawaban Sakura yang terkesan meremehkan dirinya, Sasuke justru hanya diam dengan ekspresi wajah seolah berpikir, tidak memprotes apa yang dikatakan Sakura. Detik berikutnya, tanpa peringatan Sasuke menarik lengan Deisu secara cepat hingga genggaman tangan Sakura pada anak kecil itu terlepas.

"Hei, kau mau apa? Lepaskan tangannya, dia kesakitan." Bentak Sakura, sementara Sasuke justru bebal dan melangkah-menarik Deisu yang merengek, mengatakan dia tidak mau saat tangannya diganggam sedemikian eratnya. Sakura mencoba menghalangi Sasuke begitu laki-laki itu mendudukan Deisu di brankar, begitupun suster Hana yang mulai bertindak dengan melerai tindakan Sasuke yang terlihat gegabah.

"Tunggu di sini." Mata Sasuke menatap tajam suster Hana dan Sakura secara bergantian, memerintah dengan tegas. Suster Hana mau tak mau melimpir-memilih menuruti dokternya dari pada diberhentikan dari pekerjaannya, sedangkan Sakura dengan keras kepala tidak bergerak seinci pun dari menengahi Sasuke dan Deisu.

Sasuke menggeram. Mengambil jalan pintas dengan melewati Sakura dari samping hingga dia berhadapan langsung dengan Deisu. Tak butuh waktu lama, Sasuke memerintah suster Hana untuk tidak hanya diam dan menyiapkan peralatan pemeriksaan dari atas nakas samping brankar lalu menyuruh Deisu membuka mulutnya.

Sakura menahan amarahnya, dokter macam apa yang memaksa memeriksa pasien seperti itu? Apa itu propesional? Sakura berbalik. "Ka-" ucapnya terpotong. Perutnya terasa di kocok melihat pemandangan Sasuke memeriksa gigi Deisu. Dia mual. Tidak ada yang salah dengan cara Sasuke memeriksa gigi keponakannya, namun pemandangan itu membuat Sakura teringat akan traumanya. Beberapa menit berlalu Sakura lewati dengan dahinya yang berkeringat dingin.

"Selesai." Kata Sasuke menyudahi memeriksa Deisu, membuat Sakura sedikit legah diiringi nafas terengah-engah.

"Giginya tidak ada masalah, hanya komplikasi biasa. Dua atau tiga hari lagi akan sembuh jika diberikan obat sesuai resep. Bagaimana? Kau sudah percaya padaku sekarang? Aku dokter gigi dan aku bukan cuma bisa bercumbu, nona." Ujar Sasuke, terselip keangkuhan di antara kalimatnya.

"Tidak." Sakura menggeleng, dia mendecih sinis. "Kelakuanmu yang tadi membuatku yakin bahwa kau bukan cuma brengsek tapi juga bar-bar."

Cercaan Sakura itu membuat Sasuke kalap. Sebelumnya tidak ada yang berani mengatainya brengsek apalagi bar-bar. Semua orang selalu menghormatinya, bukan cuma karena nama klannya tapi juga kepribadiannya. Dan sekarang wanita itu menghujatnya, mengatainya dengan sembarangan hanya karena sekali melihatnya berciuman di dalam ruangan yang dia pikir wajar dilakukan oleh pria manapun.

Relationshit!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang