6. Frist Night Error

6.8K 552 65
                                    

Dua hari setelah kedatangan keluarga Sasuke ke rumahnya dengan maksud ingin melamarnya hanya karena omong kosong tentang kehamilan, pernikahan itu benar terjadi. Sakura sama sekali tidak dapat melakukan apapun selain melakukan tes kehamilan untuk menggagalkan pernikahan itu, sayangnya tindakannya sudah terlambat. Sasori si kepala batu bersih keras ingin dia menikah tanpa pandang benar atau tidaknya itu. Baginya Sakura telah melakukan kesalahan dan harus di pertanggung jawabkan. Imbasnya Sakura kini resmi menjadi istri dari Uchiha Sasuke. Tidak ada pesta yang meriah dalam pernikahan mereka, tidak ada tamu undangan yang fantastis hanya ada prosesi pernikahan sederhana yang mana cuma dihadiri oleh keluarga mereka.

"Sakura sini, sayang." Panggil Mikoto padanya. Setelah prosesi pernikahan berakhir, Sakura di ajak pulang oleh keluarga Sasuke ke mashion Uchiha atas izin Kakaknya, tentunya dengan kesedihan Sakura saat dia harus berpamitan dengan Konan dan keponakannya, Deisu. Sakura bergerak mendekati Mikoto di ruang tamu yang tampak mewah, langkahnya kaku saat menyadari Sasuke juga berada di sana tanpa kehadiran anggota keluarga yang lain.

"Sasuke, biarkan Sakura tidur di kamarmu malam ini." Ucap Mikoto sambil merangkul bahu Sakura, meminta persetujuan putranya yang pada dasarnya Sakura sama sekali tidak ingin tidur sekamar dengan pria itu.

"Kenapa harus di kamarku? Kamar yang lain masih banyak. Ibu, kau tidak berpikir kami akan tidur bersama bukan?"

Sakura tau dia dan Sasuke satu pemikiran, maka ketika Mikoto menanyakan sebabnya, dia meringis mendengar perkataan wanita dua anak itu. "Kenapa tidak? Kau suaminya, kalian sudah mengucap sumpah pernikahan beberapa jam yang lalu. Lagi pula kalian juga pernah sekamar sebelumnya bahkan menimbulkan kehamilan."

Sasuke menyugar rambutnya ke belakang, medengus risih sambil menunjuk Sakura dengan dagunya. "Berapa kali aku bilang bahwa wanita ini tidak hamil."

Senyum Mikoto yang sedari tadi tercetak lebar di bibirnya berubah kecut. "Ada apa denganmu sebenarnya? Kau bahkan tidak malu pada dirimu sendiri. Kau, apa putraku sebajingan itu? Sudah menghamili, tidak mau mengakui. Lebih baik kau kembali ke dalam perutku, dari pada bersikap banci seperti ini bahkan setelah kau menikah." Jelas tidak percaya putranya masih tidak mau mengakui perbuatannya yang telah menghamili anak gadis orang.

"Aku memang menikahinya, tapi bukan berarti dia bisa tidur di kamarku." Sasuke memutar bola matanya, sementara Sakura mencoba menulikan telinganya untuk tidak mendengar perdebatan Ibu dan anak ini selanjutnya.

"Sasuke, istrimu sedang hamil. Kau suaminya, sudah seharusnya kau menemaninya dan menjaganya tidur." Peringat Ibunya pada Sasuke.

Sementara Sasuke mendengus, menatap mengejek pada Sakura. "Apa maksud Ibu aku harus menidurinya juga?"

Mikoto memukul bahu pria itu geram. "Anak ini! Apa kau tidak bisa tidak mem---" Tegurnya namun terhenti saat Sakura ikut menyelah. "Emm---maaf, Bibi. Boleh aku mengatakan sesuatu?" Ucap Sakura yang di angguki Mikoto. Sasuke meliriknya sekilas.

"Sasuke benar, kami memang menikah, tapi aku dan dia sama sekali tidak bisa berbagi privasi. Jadi aku, begini saja aku akan tidur di kamar yang lain, kamar tamu juga boleh." Tawar Sakura, menawarkan diri sendiri meski dia rasa tidak pantas.

Mengulas seringai senang, Sasuke menatap Ibunya jenaka. "See? Ibu dengar itu? Dia saja tidak keberatan. Kenapa Ibu yang harus sibuk. Sakura ini bisa tidur di manapun, di kolong jembatan pun tidak masalah baginya."

Lagi putranya berbicara tidak masuk akal di depannya, membuat Mikoto mengabaikan penolakan Sakura. Bagaimanapun mereka sudah menikah, harus tidur sekamar. Begitu yang di katakan Ayah mertuanya. "Tidak bisa. Sakura harus tetap tidur di kamarmu. Ini perintah Kakekmu sendiri Sasuke. Kau tidak mau membuatnya marah lagi bukan?"

Relationshit!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang