16. Salah Paham

5K 403 140
                                    

Ost; Genting cover by Chika Lutfi

"Aku suaminya."

"Anda suami dari Nona Sakura?"

"Ya, dia istriku. Uzumaki Sakura." Aku Naruto penuh keseriusan.

"Kalau begitu silahkan ikut saya sekarang. Ada yang harus saya bicarakan dengan anda." Ucap dokter parubayah bernama Tsunade itu lalu melenggang pamit.

Sepeninggalan dokter Tsunade, Sakura tidak bisa menahan rasa penasaran akan kehadiran Naruto di sini. "Naruto, kau di sini?" Tanyanya hingga Naruto mendekatinya dan menahan bahunya saat dia berniat akan bangun.

"Aku yang tadi siang memecat bel dan bertamu ke rumahmu. Aku juga yang membawamu ke rumah sakit." Jawab Naruto membuat Sakura sangat berhutang budi pada pria itu.

"Terima kasih atas bantuanmu."

Naruto mengangguk. "Tidak masalah. Aku turut berduka atas keguguran bayimu. Maaf kalau aku lancang mengaku sebagai suamimu tapi itu kulakukan agar kau bisa diperbolehkan pulang dalam waktu dekat." Ucap Naruto turut bersedih namun sejenak kemudian dia berujar mantap.

"Tapi kau tidak bisa seperti ini. Kau harus beristirahat. Wanita yang baru saja keguguran tidak baik banyak bergerak. Atau apa aku harus memberi tahu Sasuke bahwa kau di rumah sakit?"

"Tidak. Aku tidak ingin dia tau. Aku ingin pulang saja. Aku tidak nyaman ada di rumah sakit." Ucap Sakura kukuh tidak mau berada di rumah sakit. Dia sangat ingin pulang dan tidak ingin Sasuke mengetahui keberadaannya saat ini.

Naruto pun hanya bisa mengangguk. "Ini sudah malam. Lebih baik sekarang kau istirahat. Aku akan bicara dengan dokter tentang kepulanganmu. Besok pagi mungkin kau bisa dipulangkan." Ucapan Naruto itu membuat Sakura menghela napas pasrah.

*****

"Dokter bilang panasmu akan turun jika kau dikompres. Aku sudah meminta asisten rumah tanggamu mengambil kompresnya. Kau juga harus meminum obatmu. Tapi sebelum itu kau harus makan terlebih dahulu." Ucap Sasuke sambil menyodorkan sendok berisi bubur pada wanita cantik yang tengah terbaring dengan wajah pucat khas orang yang sedang sakit.

Kepala wanita itu menggeleng, menolak bubur yang Sasuke sodorkan. "Aku tidak berselera."

"Ayolah Hinata, makanlah sedikit." Desak Sasuke menyebut nama wanita itu. Dia pun menyendokan bubur itu ke dalam mulut Hinata hingga tidak berapa lama dalam beberapa kali suapan Hinata menolaknya lagi membuat Sasuke menyudahi suapannya pada wanita itu dan meletakan mangkuk berisi bubur yang tersisa di atas nakas.

"Andai saja aku menikah denganmu, mungkin kita akan terus bersama." Ujar Hinata berharap.

Sasuke hanya menghela napas kecil dan mengeratkan selimut Hinata hingga di atas bahu. "Jangan banyak bicara dulu. Kau harus banyak istirahat. Aku akan melihat Naruto sudah pulang atau belum dan setelah itu aku bisa meninggalkanmu dengan tenang di sini." Dia berniat beranjak dari sisi Hinata, namun wanita itu menahannya.

"Jangan tinggalkan aku, Sasuke. Naruto bukan orang yang aku inginkan. Pernikahanku dan dia hanya sebatas kontrak bisnis saja. Aku hanya mencintaimu Sasuke. Kau tau itu kan?" Mohon Hinata sambil mengelus rahang Sasuke penuh harap. Tangannya yang lain bergerak mencium punggung tangan Sasuke halus.

Sasuke mendesah. "Hinata."

"Tidurlah di sini bersamaku Sasuke. Aku akan sembuh jika kau menemaniku." Ajak Hinata menarik lengan Sasuke lembut hingga Sasuke menindihnya.

"Naruto akan pulang nanti dan aku tidak mau memancing keributan dengannya sekarang." Ucap Sasuke membuat Hinata merengut tidak senang.

"Kenapa harus peduli dengannya? Dia bahkan sudah mengetahui kalau kita sering tidur bersama. Dia tidak akan peduli bahkan ketika aku sakit seperti ini. Dia tidak mencintaiku. Dia hanya menikahiku karena bisnis saja. Kalau kita menikah dia juga tidak masalah." Hinata berujar tidak peduli. Dia menarik rahang Sasuke dan melayangkan ciuman panjang di bibir dingin pria itu.

Relationshit!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang