12. Party Insident

3.9K 361 41
                                    

"Sakura tolong pikirkan lagi! Kita masih bisa membatalkan ini." Ino terdengar panik, langkahnya tak putus mengikuti langkah Sakura yang terburu-buru memasuki sebuah cafe yang menjadi tempat peretemuan antara dirinya dengan seorang pria yang akan menyewanya sebagai pacar pura-pura. Yah. Akhirnya Sakura nekat memilih ide gila Ino yang satu itu. Setelah berpikir matang, Sakura putuskan untuk melakukannya asal dia dibayar mahal dalam waktu singkat dan tidak ada skinship berlebih antara dia dan pria yang menyewanya.

"Sudah, kau tenang saja. Aku tidak apa-apa." Sakura berujar, tatapannya menyisiri suasana cafe yang nampak tidak terlalu ramai malam ini, mencari keberadaan pria yang sudah dihubungi Ino sewaktu mereka ke sini tadi.

"Kenapa kau keras kepala sekali?" Heran Ino. Dia sama sekali tidak serius untuk idenya yang satu ini. Kebetulan memang bos di tempat kerjanya sedang memerlukan seorang pasangan wanita. Namun dia tidak setega itu menyewakan Sakura pada bosnya sementara sahabatnya itu sudah bersuami. Tapi rupanya Sakura sudah hilang akal, karena bingung bagaimana cara membayar hutangnya, dia menganggap serius ide ini dan malah ingin melakukannya.

"Kenapa jadinya kau kesal padaku? Kau sendiri yang menawarkanku ide ini. Tapi lihat sekarang kau yang mempermasalahkannya." Sakura menatap Ino sebal membuat Ino menghela napas lelah. Dia sudah memperingati Sakura berulang kali dari sejak sahabatnya itu memaksanya menghubungi bosnya. Jangan kira dia tidak melarangnya, tetap saja Sakura tidak merubah niatnya.

"Aku kan tidak serius, mana kutau kau mau melakukan hal ini. Pokoknya apapun yang terjadi nanti, kuharap kau tidak menyesalinya. Aku sudah memperingatkanmu!"

"Tidak akan ada yang terjadi." Ucap Sakura percaya diri. Matanya kembali menyisir seisi cafe. "Tapi di mana orangnya? Apa dia belum datang?"

"Dia sudah datang. Dia bilang padaku tadi dia duduk di meja nomor 7. Nah, itu dia. Kau pergilah ke sana. Aku akan menunggumu di sini." Ucap Ino sambil menunjuk sudut ruangan.

Sakura mengangguk. Berjalan menuju meja pria yang Ino bilang bosnya yang akan menyewanya. Sampai di sana, Sakura lantas mengucap sapa. "Selamat siang."

Kepala pria berambut kuning itu menoleh ke arahnya. "Haruno Sakura?" Sakura mengangguk saat namanya disebut.

"Silahkan duduk." Mempersilahkan Sakura duduk di hadapannya yang Sakura angguki sopan.

"Namaku Uzumakhi Naruto. Ino sudah menceritakan semuanya padaku. Jadi benar kau ingin melakukannya?" Pria itu memulai pembicaraan dengan sebuah pertanyaan yang Sakura jawab tanpa ragu.

"Ya. Aku mau kau bayar untuk menjadi kekasih pura-puramu."

"Kau memenuhi semua kriteria untuk menjadi kekasihku. Cantik dan terlihat pintar." Puji pria berambut kuning dengan wajah oriental yang terlihat ramah bila berbicara itu atau sekarang bisa Sakura sebut namanya Naruto. Sakura yang dipuji pun sedikit tersipu. Dia tau dirinya cantik, semua orang menyadari itu. Kecuali pantat ayam sialan yang menyebabkannya ada di sini. Kalau Sasuke itu mana pernah memujinya! Dia kan taunya cuma menghardik Sakura saja. Sakura dada ratalah, Sakura dekillah, Sakura jidat lebar lah. Semaunya saja!

"Tapi sebelumnya apa kau masih singel?" Tanya Naruto basa-basi.

Sakura tertegun mendengar pertanyaan Naruto selanjutnya itu. Otaknya berpikir keras. Kalau dia jawab dia sudah menikah, pasti semuanya jadi gagal. Kalau dia berbohong saja, apa akan terjadi sesuatu nanti? Sakura jadi bingung, dia lantas mengigit bibir bawahnya gugup, diam-diam melirik ke arah Ino yang duduk tak jauh darinya. Ino balik melihat penuh tanda tanya ke arahnya, menuntut jawaban apa yang terjadi di sini.

Relationshit!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang