7) You Are My Reason: I'm Ok

16 3 0
                                    

Hai... maaf banget ya baru apdet, aku abis wisuda sabtu kemarin, trus puasa, jadi mager deh, ehe

Ada part special di akhir cerita, dibaca ya!

Happread!

"Ryeon, kau bercanda kan?" Haneul menatap mata Ryeon yang justru tengah berbinar.

Kalau kalian berfikir Ryeon akan menyesal dengan perbuatannya, lalu mengakhiri hidupnya, kalian sepenuhnya salah. Justru Ryeon bahagia, sangat bahagia. Alasannya? Tentu saja itu karena Jeonyoung ingin lepas dari keluarganya yang telah hancur dan berantakan.

"Tidak Noona, aku tidak bercanda, bahkan kini aku masih sadar untuk mencium orang itu." Ryeon menunjuk Bobby yang sudah terkapar.

"Yah!, berhenti bercanda. Aku bertanya, apa kau serius tentang Jeje yang.... hamil?"

Ryeon tertawa keras. "Noona ya! Apa aku harus menelpon Jeje langsung? Hm?" Haneul tampak menimang-nimang tawaran itu.

"Kalau itu bisa membuat rasa penasaran ku lenyap, silakan lakukan." Titah haneul.

Ryeon terkekeh, lalu merogoh saku celananya. Tangan lentiknya tampak mencari-cari sesuatu.

Telepon tersambung, Ryeon menloud speaker panggilan itu agar Haneul dapat mendengarnya.

"Yeobseo? Ryeon oppa?"

Ryeon menyeringai

"Chagiya~ apa ini benar, yang sedang aku baca sekarang ini benar?!" Ryeon mengubah nada bicaranya menjadi sekaget mungkin.

Terdengar tawa kecil dari seberang sana.

"Oppa, apa kau senang?"
Ryeon mengangguk walaupun ia tahu itu tak akan diketahui oleh Jeonyoung.

"Jeje-ah, kenapa baru beritahu oppa sekarang?" Niat awal Ryeon hanya ingin menunjukkan kebenaran dari surat, tetapi ia justru terbawa suasana, Ryeon menangis.

"Oppa... jebal, jangan menangis. Anakmu akan ikut menangis juga nantinya." Ryeon tersenyum bahagia.

"Nee aku tidak akan menangis."
Ryeon mengambil nafas panjang. "Kapan kita akan menggelar pernikahannya?"

¤¤¤¤¤

"Hyung, apa kau yakin mereka akan jera?"

"Sebenarnya justru aku tak yakin dengan opiniku sendiri, tapi kalau kita belum mencobanya mana bisa kita mengetahuinya, iya kan?"

Haneul samar-samar mendengar suara kakaknya, Chanyeol. Lalu mendekat kearahnya.

"Hyung, aku mulai nyaman disini, jadi aku tidak ingin mengganggu kenyamananku dulu."

Suara dari sana mendesah pasrah. "Yah... kau tahu pepatah yang mengatakan kita harus keluar dari zona nyaman untuk menjadi dewasa kan?"

Bobby berdecak sebal. "Hyung! Aku sudah lakukan itu! Dan kau lihat hasilnya kan! Aku tidak akan lagi keluar dari zona nyama-Yah! Hane-Noona! Kembalikkan!" Bobby mencoba mengambil kembali ponselnya yang dirampas oleh Haneul.

"Yak! Oppa! Aku menelponmu berkali-kali! Ternyata kau sedang menelpon Bobby! Kau harus tau apa yang dilakukan adik bungsumu! Dia menghamili Jeje!"

"Aku tahu itu. Pagi tadi dia langsung mengabariku."

"Tunggu, siapa Jeje?" Bobby mengerjap polos.

You Are My ReasonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang