2) You Are My Reason: First Meet

18 8 5
                                    

"Aniya, ini atas kemauanku sendiri." Ucap Namja berambut ungu pada Sunbae didepannya. "Aku tidak memikirkanmu, aku memikirkan member yang lain. Apa kau tidak memikirkan mereka?"

Namja berambut ungu itu menghela nafas sebentar. "Aku sudah stres dengan semua ini, aku ingin keluar dari agensi busuk ini!" Ucapnya lalu menggendong ransel yang sudah penuh oleh barang-barangnya.

"Aku selaku yang paling tua disini ikut mendukungmu, tapi kontrak yang aku tanda tangani," ia menggantung kalimatnya, lalu menggambil nafas. "terlalu besar resikonya jika aku mengikutimu untuk kabur."

Pemuda berambut ungu itu tersenyum, lalu ia memeluk satu-satunya teman yang selalu mendengarkan keluh kesahnya. "Tak apa Jinhwan hyung, aku akan hidup dengan baik." Pemuda yang dipanggil Jinhwan itu bala memeluk. "Ya... aku percaya padamu, Bobby-ah... jaga dirimu baik-baik nee?" Jinhwan melepas pelukan mereka lalu menatap dongsaengnya.

"Nee hyung!"

¤¤¤¤¤

"Kau bilang akan sampai hari ini kan?" Tanya Haneul dengan ponsel diapit oleh telinga dan pundak kirinya, sedangkan kedua tangannya sibuk mengadon adonan kue. Hey! Wanita karir pun butuh makan kau tahu?

"Ya... sabar lah... aku baru akan mengirimkannya siang ini, mungkin nanti malam sampai." Ryeon menjawab dengan enteng dari balik telepon.

"Hah... aku tidak tahu apa yang sedang aku pikirkan, aku seperti merasa masalah besar akan segera menimpaku. Hatiku gundah rasanya..." Haneul menumpahkan kegundahan hatinya pada orang diseberang telefon.

"Yak! Aku hanya memberimu tugas kecil! Tidak usah mengeluh seperti itu!" Ryeon berbicara sedikit berteriak.

"Yak! Ryeon! Kau tak bisa aku ajak bicara!" Kemudian Haneul memutuskan sambungan sepihak.

Ingin rasanya Haneul menjambak Ryeon saat ini juga. Tetapi jarak berhasil menyelamatkan Ryeon.

Semua amarahnya ia tuangkan dalam adonan, diremas, dibanting, itulah yang dilakukan Haneul.

Ditengah-tengah kemarahannya, seseorang menelfonnya. "Cih! Mengganggu!" Haneul mengambil ponselnya, disitu terpampang nama.
'Si Caplang yang sesungguhnya!'
Kenapa menelfon pagi-pagi begini? Batin Haneul.

Ia mengangkat telfon itu.
"Yak! Kenapa lama sekali di angkatnya..." teriak seseorang dari ujung sana.

"Aku sibuk." Jawab Haneul sembari mencuci tangannya di wetafel, ponselnya ia apit di telinga dan bahu kanannya.

"Yak! Sibuk apanya! Kau sedang liburan di Seoul kan!" Haneul mengambil nafas lalu menghembuskannya dengan kasar.

"Kalau tau aku sedang liburan, kenapa kau mengganggu huh?" Lawan Haneul.

"Kau memanggilku tanpa kata 'oppa' di depannya, kau mulai tak sopan pada oppa mu ini ya?! Huh!" Suara diseberang semakin membuat Haneul geram. Namun Haneul mengalah dan memilih untuk menurutinya.

"Baiklah... jadi untuk apa OPPA menelfonku dipagi hari?" Haneul berkata dengan menekankan kata Oppa.

"Begini, berhubung aku sedang kosong, dan kau juga sedang kosong, kunjungilah dorm kami, member yang lain rindu padamu, terutama Baekhyun." Seketika raut wajah Haneul berubah setelah mendengar nama Baekhyun.

You Are My ReasonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang