Sejak malam itu, dimana Zime telah memperkosa Mirai dengan memaksakan kehendaknya. Mirai menjadi murung. Rasanya hidupnya hancur karena harus berurusan dengan Zime Kastakota.
Saat ini Mirai masih diam dikamar apartemen milik Zime. Entah kenapa Mirai tidak berani kabur, padahal kesempatan untuk kabur dari jeratan Zime berpeluang besar Mirai tidak akan ketahuan. Tapi, ancaman Zime setelah memperkosanya membuat Mirai nyalinya menciut.
Suara pintu apartemen terbuka. Pendengaran Mirai begitu tajam karena di dalam apartemen itu hanya ada kesunyian. Jadi, pendengaran sekecil apapun masih bisa Mirai dengar.
Mirai meringsut ke dalam selimut, rasa takut kini menguasai hatinya. Matanya mengawasi pintu kamar yang belum juga terbuka. Entah kenapa pikiran Mirai sangat berharap kalau saat ini hanyalah sebuah mimpi buruk. Namun, sayangnya harapannya itu hanyalah harapan kosong karena semua ini memang kenyataan.
Mirai mengawasi pintu kamar itu yang kini terbuka dan menampilkan seorang laki-laki yang semalam sudah menggagahinya hingga tak bertenaga.
Mirai mengeratkan selimutnya begitu erat, walaupun tindakan Mirai tidak membuat Zime tidak menghentikan langkahnya untuk mendekati Mirai.
Senyuman Zime mengembang karena melihat tingkah lucu Mirai. Padahal semalam itu Zime sudah melihat keseluruhan tubuhnya. Tapi, Mirai seperti gadis perawan yang takut diapa-apakan saja.
Ralat, Mirai memang gadis perawan yang sudah Zime nodai semalam. Jadi, wajar kalau Mirai seperti ini, merasa ketakutan dengan Zime.
Zime kini duduk di ranjang dengan menatap Mirai yang pandangan matanya mengawasi gerakan Zime. Hal itu membuat Zime tersenyum. "Besok kita menikah ya!"
Mirai terbelalak terkejut karena mendengar ucapan Zime barusan. Seakan-akan ucapan Zime sangatlah mudah untuk ia katakan.
Menikah? Mirai baru pertama kali mendengar laki-laki mengajaknya menikah setelah memperkosanya semalam. Konyol... Zime memang laki-laki sinting. Bagaimana bisa Zime mengatakan hal demikian seperti sedang meminta sesuatu.
Mirai menatap mata Zime. Namun, bibirnya masih belum mengatakan apapun. Karena saking terkejutnya mendengar laki-laki yang memperkosanya semalam tanpa Mirai kenal sebelumnya, mengajak menikah? Apakah ini sebagai pertanggung jawaban Zime padanya?
"Kita menikah besok! Kamu harus mau! Kalau tidak akan aku perkosa setiap hari kalau kamu tidak mau!" ancam Zime pada Mirai yang kembali tersentak terkejut. Sehingga dengan bodohnya, Mirai pun hanya bisa mengangguk mengiyakan.
Zima tersenyum sambil mengelus pucuk rambut Mirai yang masih acak-acakan belum tertata.
"Kamu mandi ya, setelah ini akan aku kenalkan sama kedua adikku. Aku tunggu di luar." ujar Zime lembut, kemudian berdiri kembali dengan melangkah ke arah pintu kamar untuk keluar. Sayangnya setelah Zime ingin memegang knop pintu kamar, Zime menoleh menatap Mirai yang masih belum mengatakan sepatah kata pun. "Hmm... kamu mau aku juga ikut mandi? Supaya kita bisa mandi bersama-sama. Bagaimana?"
"Tidak!" teriak Mirai langsung bangun dari ranjangnya dan berlari ke kamar mandi. Tanpa mengindahkan rasa sakit di area selangkangannya yang masih terasa nyeri.
Zime tersenyum geli melihat tingkah Mirai, wanita yang masih polos itu membuat Zime ingin memilikinya. Entah kenapa pemikirannya muncul untuk menikahi wanita itu. Padahal tadinya Zime ingin Mirai hanya menjadi pembantunya saja. Tapi, lebih baik menjadi istrinya saja, pikir Zime.
Zime pun menggelengkan kepalanya pelan, lalu meninggalkan kamar dan menunggu diluar kamar.
Sementara Mirai di dalam kamar mandi hanya menenangkan degup jantungnya yang menggila. Ditambah ada rasa yang tak biasa saat mendengar ucapan laki-laki tadi saat mengajaknya menikah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Three My Husband ✅
Ficción GeneralWARNING!! 🚫 21+ ⛔Sebagian Part Diihapus!!!⛔ Tersedia di Playstore & Play Books!! [Bijaklah dalam membaca] Mirai Kato Nitinegoro adalah wanita biasa-biasa saja yang hidupnya tak disangka-sangka, karena harus menjalani hubungan yang rumit dengan tig...