Bab 2 : Hujan

654 84 17
                                    

Hari ini, Yerin sengaja membelokkan mobilnya di sebuah cafe yang ada di dekat kantornya. Bukan tanpa sebab ia mampir ke sini, melainkan karena ada perlu dengan seseorang. Bel yang sengaja diletakkan di atas pintu cafe tersebut berbunyi bersamaan dengan Yerin yang membuka pintu itu. Kemudian dirinya melangkah masuk, memilih tempat yang berada di sudut ruangan, sengaja.

Beberapa detik setelah Yerin mendaratkan bokongnya, seorang gadis pelayan menghampirinya, memberi selembar kertas yang ia bawa pada Yerin. Yerin tentu menerimanya, tidak lupa memberikan senyuman hangat pada pelayan itu.

"Saya mau strawberry smoothy sama cappuchino-nya satu. Ditambah roti bakar rasa selai bluberi dan coklat ya," Yerin berujar, telunjuk kanannya seraya menunjuk pada beberapa makanan dan minuman yang ia inginkan.

Pelayan itu menuliskan pesanan Yerin dalam note kecilnya, kemudian menerima kembali sodoran buku menu yang Yerin kasih, "Satu strawberry smoothy dan cappuchino satu dengan dua slice roti bakar rasa bluberi dan cokelat," Pelayan itu kembali mengulang pesanan Yerin sebelum akhirnya melenggang pergi.

Setelahnya Yerin kembali menghela napasnya bersamaan dengan alihan pandangannya menuju jendela kaca tembus pandang yang berada di sisu kanannya. Hari ini di luar sana sedang diguyur hujan. Membuat hawa dalam cafe itu terasa lebih dingin. Tiba-tiba...

Yerin menolehkan kepalanya cepat menuju pintu cafe, terlihat seorang wanita dengan badan bak model yang tinggi semampai dengan jenjang kaki yang sangat mulus. Rambut hitamnya yang lebat dan agak sedikit ikal ia ikat dengan ala buntut kuda. Wanita itu tersenyum seraya berjalan di mana Yerin berada, lalu meletakkan tasnya di meja yang menjadi pemisah antara dirinya dan Yerin sebelum akhirnya ia mendaratkan bokongnya.

"Sudah lama nunggu?" tanya wanita itu.

Yerin mengedikkan bahunya, "Baru dateng kok, Mbak."

"Hari ini... Gak ada pasien?"

"Ada, cuma lebih sedikit."

Selanjutnya wanita di hadapan Yerin itu hanya mengangguk mengerti sambil ber-oh ria.

"Gimana, Mbak? Ada tanda-tanda?" Yerin kemudian membuka suaranya lagi. Kali ini langsung ke intinya. Tanpa pembuka topik terlebih dahulu.

Yang ditanya menjawab, "Ya gitu... Ada kabar baik dan buruknya."

Mata Yerin melebar seketika, terlihat sumringah, "Oh ya? Bagus dong Mbak Won kalo ada kabar baiknya. "

Baru saja wanita berkaki panjang itu ingin membuka mulutnya untuk menjawab, pesanan Yerin tiba-tiba sampai, "Satu strawberry smoothy dan cappuchino satu dengan dua slice roti bakar rasa bluberi dan cokelat," ucap pelayan yang meletakkan semua pesanan Yerin.

"Kau seharusnya tidak perlu memesankanku ini. Ini merepotkan tau!"

Yerin memutar bola matanya jengah, "Ngerepotin apanya, sih, Mbak Sowon? Lagian ini mah gak seberapa. Oh iya Mbak masih suka cappuchino sama cokelat kan?"

Wanita yang bernama Sowon yang dipanggil dengan sebutan Kak-nya itu tersenyum lebar, mengangguk singkat, "Oh iya jelas masih dong."

Yerin tersenyum, senang mendengarnya. Lalu ia memasukan suapan pertama roti bakarnya. Begitu pun juga Sowon yang terlihat menyeruput minumannya lebih dulu. "Kabar baiknya apa, Mbak?" Yerin benar-benar dirundung rasa penasaran, itulah sebabnya ia langsung bertanya pada intinya tadi. Yerin benar-benar tidak sabaran.

Sowon mengalihkan perhatiannya, menatap Yerin dengan seuntas senyum tipis namun terlihat jelas sangat tulus, "Kau tau, Seokjin akhir-akhir ini selalu bilang sama Mbak kalo dia kangen Jungkook."

Alive ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang