Part 3 : Good News

3 2 2
                                    

"Siap ataupun tidak untuk bertemu denganmu, yang jelas aku teramat merindukanmu".

Pagi ini cuaca begitu cerah. Burung-burung berterbangan kesana kemari mengepakkan sayap indahnya. Kicauannya begitu nyaring didengar telinga.

Kini aku sedang duduk di teras rumah Livia. Menikmati udara pagi yang begitu sejuk, serta menyaksikan tanaman bunga yang indah bila dipandang mata.
Sedangkan Livia berada tak jauh dariku. Ia sedang menyiram bunga-bunga yang kupandangi.
Sebenarnya aku ingin membantunya, tetapi ia melarangku. Mengingat kondisi tubuhku yang belum fit serta suhu tubuhku masih sedikit panas ditambah lagi dengan flu yang menyerangku, itu sangat membuatku tidak nyaman. Akhirnya aku hanya mampu duduk dan memandangnya dari teras rumah.

Aku melirik arloji di pergelangan tanganku yang masih menunjukkan pukul 6 pagi. Ku lihat Livia sudah selesai melakukan aktivitasnya dan sedang berjalan ke arahku. Ia kemudian duduk di kursi kayu sebelahku.

"Capek yah Vi abis nyiram tanaman" ucapku membuka percakapan di antara kami.

"Gak juga sih Gladd, gue kan udah biasa?"

Aku mengangguk-angguk menjawab ucapan Livia.

"Btw...Tante Rima sama Om Arman kemana kok gak keliatan dari semalem?" tanyaku penasaran.

"Mamah sama papah lagi pulang kampung ke Makassar. Soalnya ada acara nikahan sepupu gue" jelas Livia.

"Owh...kok loe gak ikut sih?"

"Sebenernya sih gue pengin ikut, tapi bos gue di kantor gak kasih izin. Jadi kepaksa deh gue kagak ikut" jelas Livia lagi.

Aku hanya ber-oh membalas penjelasannya.

"Kok loe gak siap-siap ke kantor sih?" tanyaku lagi.

"Tenang aja Gladd, gue ngantor kok. Tapi nanti sekitar jam 1 siang. Soalnya agenda akhir bulan cuma ada rapat bulanan buat evaluasi kinerja karyawan"

"Owhh gitu. Syukurlah...loe jadi bisa nemenin gue deh" ucapku tersenyum sumringah.

Livia tersenyum dan mengangguk membalas ucapanku.

"Loe hari ini gak usah ke rumah sakit Glad. Kondisi loe masih sakit, takutnya nanti kenapa-napa lagih" tutur Livia mengkhawatirkanku.

Aku tersenyum mendengar itu.

"Gue tetep ke rumah sakit kok Vi. Tapi nanti agak siangan bareng sama loe"

"Hmmm...ya udah deh terserah loe, Nona keras kepala. Gue larang pasti juga loe tetep kekeuh sama pendirian loe" ucap Livia sedikit kesal.

"Tuh loe tau. Jangan ngambek dong, katanya mau nemenin gue" ucapku dengan nada merengek tang dibuat-buat.

"Siapa juga yang ngambek. Masuk yuk sarapan, gue udah laper nih. Tapi sebelum sarapan mandi dulu deh. Gue udah siapin air panas buat loe Glad, biar loe gak kedinginan"

Setelah mengucapkan hal itu, Livia masuk kedalam rumah disusul aku yang membuntutinya dari belakang.

******

Acara mandiku sudah selesai. Kini aku sedang berada di ruang makan menunggu Livia sedang membuatkan bubur untukku. Aku melirik jam di ponselku yang sudah menunjukkan pukul setengah 9 pagi.

Last ChoiceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang