31; ruang jenazah

2.9K 302 172
                                    


Sunday, 29 Maret 2020. - 23 days left.

"Hachim!"

Aku sontak menatap ke arah kak Ten dan Clara sambil terkekeh pelan. Tapi sayangnya kak Ten bukannya ketawa, dia malah menatapku serius.

"Dingin?" tanya kak Ten.

"Kagak kok, tenang aja," ujarku.

Kak Ten langsung melepaskan mantel yang ia pakai, dan berikan kepadaku.

"Ruang jenazah dingin, Eve. Pakai aja, aku takut kamu masuk angin," ujar kak Ten serius.

"Tapi entar kak Ten malah kedinginan."

"Aku nggak papa, Eve. Aku kan cowok tapi kamu cewek. Udah-udah, pakai-"

"Ish, sama aja! Mau cowok kek, cewek kek, sama aja bisa masuk angin!"

"Tapi sayangnya, mau kamu sekuat kayak Do Bong Soon, di mataku, kamu adalah cewek lemah yang butuh lindungan dariku ataupun yang lain."

Aku terdiam. kak Ten kenapa mendadak begini? Aku tidak bisa menjelaskannya, pokoknya aneh! Tidak mirip kak Ten seperti biasanya.

"Udah, pakai aja. Kalau tetap nolak, aku ngambek sama kamu selama sebulan," ujar kak Ten.

Tuh kan, aneh!

"Iya-iya, aku pakai," ujarku gugup.

Setelah aku memakai mantel yang kak Ten berikan, aku menatap lurus ke arah depan- dua-puluh ruang jenazah yang berada di arah kanan kiri.

Setelah aku memakai mantel yang kak Ten berikan, aku menatap lurus ke arah depan- dua-puluh ruang jenazah yang berada di arah kanan kiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ruang jenazah di sini kebanyakan, kalau kita cari satu-persatu, yang ada arwah-arwah di sini bisa marah kayaknya," ujar kak Ten.

"Jadi Clara, apakah Yuta bilang ke kamu tubuh Jaemin disembunyiin di mana oleh Lucifer?" lanjut kak Ten sambil menatap Clara serius.

"I'm feel so sorry, sayangnya tidak," Clara terdiam sejenak lalu menatapku. "Kayaknya kita harus cari satu-persatu, deh?"

Sayangnya, Jaemin juga tidak tau tubuhnya disembunyiin di mana oleh Lucifer. Jaemin hanya bisa merasakan kalau tubuhnya kadang hangat, kadang dingin. Udah, itu saja. Selain itu, Jaemin juga tidak boleh masuk ke dalam ruang jenazah. Yah, selain faktor bahaya, alasan apa lagi yang membuat Jaemin tidak boleh masuk ke dalam ruang jenazah ini?

Cukup satu saja, yaitu bahaya.

"Aku curiga kalau tubuh Jaemin disembunyiin di ruang pojokan sana," tebakku. "Nggak mungkin kalau tubuh Jaemin disembunyiin di ruang pertama atau kedua. It's so stupid." ujarku yakin.

"Aku juga merasa seperti itu," ujar kak Ten lalu langsung jalan ke arah depan, menuju ke ruang jenazah yang terletak di pojokan sana.

"Lah, wait- kok kosong?!" ujar kak Ten kaget saat membuka pintu ruang jenazah, dan di dalam ruang jenazah tersebut ternyata kosong, perabotan rumah sakit pun tidak ada. Simple saja deh, kasur aja nggak ada di dalam ruangan ini.

𝙅𝙖𝙚𝙢𝙞𝙣 𝙍𝙞𝙫𝙖𝙡𝙙𝙤Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang