04:42am.Kak Ten mengelus rambutku lembut sembari tangan kanannya fokus menyetir. "Kalau ngantuk, tidur dulu aja. Butuh dua jam ke krematorium sana, soalnya jauh dari pusat kota, aku takut kamu capek."
Aku menguap pelan. "Nggak papa, kok. Kasian Kak Ten nyetir sendiri, mending aku temenin."
Kak Ten malah terkekeh. "Sebenarnya nggak papa, sih. Tapi karena kamu ngotot, ya udah deh entar aku mampir ke minimarket dulu beliin kopi sama susu buat kamu ya."
Saat hendaknya aku ingin membalas ucapan kak Ten, deringan ponsel membuatku mau tidak mau harus mengangkatnya. Ternyata dari Mark Lee, pasti dia kebangun tengah malam. Eh pagi, deh.
"Halo?" ujarku.
"Kamu di mana, Eve? Kok nggak ada di kamar? Hoam...." ujar Mark di sebrang sana dengan suara serak khas baru bangun.
"Aku lagi di luar," aku terdiam sejenak. "Mau ke krematorium Lucifer, bareng kak Ten."
"What?! Krematorium mana? Aku nyusul kamu ke sana, ya?" tawar Mark.
"Lupa hari ini kamu ada jadwal kuliah, ya? Nggak papa kok, aku bareng kak Ten." aku melihat ke arah luar, langit masih gelap. "Kamu lanjut tidur, gih. Jadwal kuliah kamu sama kak Jaehyun jam sepuluh, kan?"
"Iya, but aku temenin kamu, deh—"
"Mark Lee, aku nggak suka kamu demi aku sampai bolos kuliah ya! Kita kuliah bareng harus lulus bareng juga! Pokoknya hari ini kamu harus minta ke dosen untuk ujian, aku nggak mau tau."
Mark menghela napas di sebrang sana. "Hah.... ya udah deh, entar telepon aku ya kalau ada apa-apa."
"Iya-iya, lanjut tidur sono. Kalau bingung mau makan apa entar, suruh kak Jaehyun bikin roti bakar aja. Iya, aku matiin duluan ya? Dah~"
"Mencium bau-bau suka, nih," ujar kak Ten dengan senyuman tipisnya, saat melihat aku selesai telepon dengan Mark.
"Suka apaan? Aku kan cuman suka Jae— oh iya kak, selama dua hari ini, Jaemin ke mana ya? Kata kak Ten, Jaemin selalu ngikutin aku ke mana-mana, tapi semenjak aku bisa lihat hantu, Jae—"
"Aku di sini."
Aku sontak melihat ke arah belakang dengan perasaan senang. "JAEMIN!"
"Astaga, kenapa mendadak muncul di belakang sih? Kayak hantu aja." ujar kak Ten sambil mengelus dadanya, merasa kaget karena kedatangan Jaemin yang secara tiba-tiba gini.
"Kan emang hantu...." lirih Jaemin.
Aku terdiam sejenak. "Kamu habis dari mana? Kok hilang selama dua hari?" tanyaku ke Jaemin.
"Nggak hilang kok, aku selalu ngikutin di belakang kamu malah, cuman kamu nggak lihat aja. Lagipula—" Jaemin terdiam cukup lama.
"Lagipula kenapa?" tanyaku bingung.
"Kamu lagi ngambek sama aku, kan?"
"Hah?"
"Ih, pura-pura bego ya! Katanya mau block Line, Kakaotalk, sama Instagram aku! Heran deh sama kamu ini, labil." ujar Jaemin sambil menyilangkan kedua tangan di depan dadanya.
Aduh, gemesnya!
"Ya ampun Jaem, aku nggak beneran ngambek sama kamu. Mana tahan sih marah lama-lama sama kamu? Yang ada mah bisa gemes sendiri." ujarku sambil terkekeh pelan.
"Beneran?" tanya Jaemin.
"Aku cuman nggak suka," aku terdiam cukup lama lalu menatap Jaemin. "Karena aku, kekuatan kamu jadi melemah. Lihat deh—"
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙅𝙖𝙚𝙢𝙞𝙣 𝙍𝙞𝙫𝙖𝙡𝙙𝙤
Fanfic[TELAH TERBIT] ft. na jaemin, 罗渽民. [completed] What happened at Moscow Underground? Demi mendapat kekuatannya balik untuk menolong Jaemin, Evelyn mau tidak mau harus bermain sebuah permainan, yaitu petak umpet. Aturan yang perlu diperhatikan: Sembun...