"Lo mau ngga bersimbiosis mutualisme sama gue? Buat subscribers Youtube lo sama gue?"
"Boleh-boleh. Mau gimana jadinya?"
"Jadi pacar gue selama tiga bulan."
"Oke."
Kontrak simbiosis. Begitulah kata yang dapat mendefinisikan hubungan Chaeyoung dan Su...
"Hello! Back again with Chaeng! Dan sekarang kita udah siap sama barang-barang yang tadi kita beli untuk masing-masing."
"Jadi pertama kita hitung sisa uang masing-masing dulu. Lo berapa Chaeng?"
"Gue? 86K, lo berapa?" Chaeyoung mengeluarkan sisa uangnya tadi ke atas meja dan menghitungnya.
"Lebih dikit gue dah anjing." Kata Sunwoo setelah menghitung uang yang baru dikeluarkan.
"Berapa lo?"
"85K. Anjir lah beda seribu doang, bangsta."
"Mampus gue menang!" Tawa Chaeyoung pecah dan menepuk lengan Sunwoo keras sampe-sampe Sunwoo hampir kejungkal.
"Lo dapet berapa jenis?"
"Empat, dong!"
"Sialan, emang ya cewe itu dasarnya."
"Punya jiwa berbelanja yang sangat tinggi."
"Gue cuma dapet tiga."
"Nih buat lo. Dipake, ya?"
Chaeyoung ngasihin dah tuh plastik-plastik yang tadi digenggem sama dia. Sunwoo juga ngasih deh. Kira-kira kalo dipake visualisasi pakaian yang dibeli mereka tuh gini.
Chaeyoung:
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sunwoo:
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Topinya ini, gabungin coba wih swag parah
"Anjir lah! Kok lo bisa si dapet ginian parah."
"Lo nya aja yang ngga mau muter kali, maleen." Chaeyoung menoyor kepala Sunwoo.
"Woi baju cewe tuh mahal-mahal Bambank!"
"Ya lo beli dimana nya Agus?!"
"Di atas, Cinta."
"Makanya kalo challenge kaya gini tuh pinter-pinter, Beb. Kalo lo beli di six- maap sebut merk, ya iya lah mahal aduh gusti.. gendeng banget sih, lo!"
"Oh, gitu.. kenapa ngga bilang?!"
"KALO GUE BILANG NTAR GUE YANG KALAH DONG, ASMERALDA?!"
•••••
"Son,"
"Apaan?"
"Anterin balik, dong."
"Ya iya ini mau anterin."
"Emang tau?"
"Kaga."
"Ih bego banget, sih!" Chaeyoung memukul lengan Sunwoo dan kembali menatap ponselnya.
"Ya kalo ngga tau kasih tau atuh, geulis."
"Ya udah iya."
"Dimana emang rumah lo?"
"Perumahan Sepatu Kaca."
"Lah satu komplek dong lo sama gue?"
"Lah anjir! Blok mana lo?"
"Bom Cinta, lo?"
"Untuk Hati."
"Sebelahan, dong! Tapi gue ngga pernah liat lo."
"Gue juga ngga."
"Lo sekolah dimana?"
"SmasGa, lo?"
"SmasRa."
"Sama Seoyeon?"
"Lee Seoyeon? Iya, tapi ngga sekelas."
"Oh, sama Hwall juga?"
"Lo tau dia?"
"Gimana ya? Wong, dia mantan gue."
"Anjir, berapa lama?"
"Dua tahun setengah kalo ngga salah. Lupa."
"Betah lo sama tembok?"
"Yaa gitu, Son." Chaeyoung asem banget mukanya kalo dia inget-inget kenangannya sama mantannya yang kaya tembok itu. Pengen gitu rasanya lupain itu, tapi susah.
"Rumah lo yang mana?"
"Itu yang tembok putih."
"Oh, pantes lo ngga pernah liat gue."
"Hah? Kenapa?"
"Wong itu gerbang tingginya macem tiang bendera gimana mau keliatan?"
"Yeuh bangsat?!" Umpat Chaeyoung sambil tertawa sampai matanya menyipit. Sebenernya mah garing tapi ngga tau kenapa Chaeyoung mau ketawa aja gitu rasanya. Ya orang mukanya Sunwoo ini udah kaya orang yang paling ternistakan di dunia.