10

450 94 5
                                        

Katanya dunia itu sempit ya?


















Nyatanya emang bener, loh.

Aisha sekarang lagi makan malam di salah satu restoran besar sama keluarga besarnya. Di saat yang sama pula Chaeyoung dan Sunwoo lagi makan malam di tempat itu juga.

"Eh, Chaeyoung ya?" Tepuk Aisha ke pundak Chaeyoung yang lagi menyantap hidangan kepiting bakarnya. Sunwoo yang ngga tahu apa-apa cuma pelanga-pelongo doang.

Chaeyoung kaget makanya langsung noleh, "Aisha? Kok bisa ada disini?"

"Iya lagi makan bareng keluarga besar. Kalo lo sendiri? Dating?"

Sunwoo tersedak, Chaeyoung langsung nyodorin lemon tea punyanya.

"Ngga anjai, belum."

Kemudian Aisha terkekeh sambil menepuk-nepuk pundak Chaeyoung. Sunwoo masih minum dan mencerna kata-kata yang Aisha sama Chaeyoung omongin.

"Aisha! Balik." Ujar seorang laki-laki tinggi dengan kulit putihnya dari belakang Aisha.

"Eh, Hwall." Panggil Aisha dan menarik laki-laki tadi ke sampingnya. "Kenalin, ini temen gue, Chaeyoung sama pacarnya Sunwoo."

Chaeyoung sama Sunwoo auto jadi batu.

"Hai," Hwall mengangguk dan memasang senyum di wajahnya yang terkesan tidak ikhlas.

"Ini sepupu gue, Young. Anak SmasGa, satu sekolah sama mantan lo."

"Hah- hehe iya," Chaeyoung terkekeh kaku. Tengkuknya berkali-kali diusap saking bingungnya dia harus ngapain.

Hwall? Dia mah keliatan. Oh-oh aja. Ngga ada yang tau pemikiran Hwall ini gimana. Hwall ini susah ditebak, lagi juga Hwall kalo mikir bakal berbanding terbalik sama yang orang lain pikir.

"Hwall, lo tau mantannya Chaeyoung?"

"Hah? Ngga tuh, gue cuma tau-tauan dia dari Youtube doang."

Mata Chaeyoung melotot, lucu banget ini tembok astaga.. kali ini Chaeyoung tertawa namun malah terdengar sarkas. Sunwoo yang tahu menahu situasi ini hanya melanjutkan makannya tanpa ingin ikut campur.

"Makasih loh, makasih." Perlahan Chaeyoung mengusap sudut matanya yang berair. Bukan karena menangis tapi karena tertawa.

"Ngga nyangka gue kalo lo suka nontonin Youtube."

"Emang ngga boleh?"

"Ya boleh, sih."

"Lo kenal Sunwoo?"

"Kita sekelas." Sunwoo berujar, sengaja biar dia ngga keliatan nyamuk doang disana.

Terlihat dari tempat Sunwoo dan Chaeyoung, Hwall sedang mendecih. Wajah dinginnya ia buat menjadi semakin dingin.

Mau ngakak aja rasanya Chaeyoung, tuh. Heran. Ngga Chaeyoung, ngga Hwall..

Kalo masih saling sayang, saling cemburu mah kenapa ngga balikan?

Emang, Hwall sama Chaeyoung itu gengsinya sama-sama tinggi.

"Oh, ya udah kalo gitu gue duluan ya, Young, Woo."

"Dahh.." ujar Chaeyoung sambil melambaikan tangannya ke arah Aisha dan Hwall yang menjauh.

"Anjing, ngga nyangka gue," Sunwoo menghela napasnya. Chaeyoung juga gitu, ngehela napasnya.

"Gue juga anjir,"

"Sepupuan dong, mana tadi pagi gue rada dikicepin gitu sama dia."

"Lah gue juga, sama yang cewe."

"Keluarga besar Heo, isinya bikin orang kicep ya?"

"Anjir! Iya ego!" Chaeyoung terkekeh hingga matanya menjadi sabit. Sunwoo yang ngeliat juga ikut terkekeh.

"Nasib - Nasib."

[2] Simbiosis MutualismeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang