Saat membuka mata, Gigi tidak lagi menemukan Haga di sampingnya. Hatinya sedikit merasa kehilangan, tapi Gigi mengabaikan. Dia bangkit dan duduk, pakaiannya sudah tidak ada di atas ranjang. Jika Haga yang merapikan, ini sangat memalukan untuknya.
Terlihat sekali jika dia gadis pemalas.
Wajah Gigi memerah, dia mengedarkan pandangan. Kain jendela tertutup rapat, Gigi mengusap leher sebelum turun dari ranjang.
Membuka lemari, pakaiannya sudah tersusun rapi. Wajah Gigi kian memerah saat membuka laci dan menemukan kumpulan pakaian dalam yang di susun berdasarkan warna. Membentuk sebuah pelangi yang sangat norak.
Menggigit bibir, Gigi mengacak tumpukan pakaian dalamnya. Dia mendengkus dan menggelengkan kepala. Mengusir bayangan Haga yang dengan telaten menyusun pakaian dalamnya.
Gigi membanting pintu lemari hingga tertutup rapat, saat bayangan Haga tak juga menghilang. Dia malam membayangkan lelaki itu menenteng celana dalamnya. Sialan sekali otaknya ini.
Bergerak gelisah, Gigi mengambil handuk dan masuk ke kamar mandi. Keramas mungkin bisa membersihkan pikiran kotornya. Dia sangat berharap itu bisa terjadi. Tiga puluh menit kemudian Gigi berdiam diri, di depan pintu kamar mandi. Dia menggigit bibir, gelisah teringat CCTV yang di pasang ibu Haga.
Jika dia keluar hanya memakai handuk seperti ini, sudah pasti itu akan menjadi pemandangan memalukan plus menjijikkan. Dengan pelan Gigi menjedotkan keningnya berkali-kali ke pintu. Dia sedang mencari jalan keluar.
Kenapa sih dia bisa lupa pada CCTV dan baju ganti.
Mau meminta bantuan juga pada siapa?
Masa dia harus berteriak.
Kesal, karena tidak mendapat satu ide pun, Gigi menendang daun pintu. Berseru jengkel, Gigi berbalik. Dia bersandar di sana, menatap kamar mandi yang luas dengan nelangsa.
Kepala Gigi menoleh ke sana-sini. Saat melihat lemari kaca di sudut ruangan, dia langsung bergegas menghampiri.
Berharap ada satu bathrobe yang bisa di pakainya. Harapan sia-sia. Karena setelah membongkar isi lemari, dia tidak menemukan apa pun di sana.
Cemberut, Gigi kembali menggerutu. Dia bergerak ke sana-sini. Tubuhnya mulai mengigil dan dia mulai tak nyaman berkeliaran hanya memakai handuk sebatas paha. Meskipun itu di ruangan tertutup dan dia seorang diri.
"Oke," kata Gigi pasrah. Dia menarik dan mengembuskan napas banyak-banyak. Setelah itu dia berderap ke arah pintu.
Mengepalkan tangan, Gigi membuka pintu. Dengan jantung berdebar dia mengintip keluar. Matanya bergerak cepat menilai situasi. Memikirkan di mana CCTV itu di pasang dan bagaimana caranya mencapai lemari tanpa tertangkap kamera.
Gigi menjentikkan jari, dia berhitung dalam hati, mulai mengambil ancang-ancang berlari ke arah lemari. Akan tetapi dia urung melakukan. Takut tiba-tiba di terjatuh dan handuknya terlepas.
Itu sangat mengerikan. Gigi bergidik membayangkannya.
Menghembuskan napas kecewa, dia kembali kebingungan mencapai lemari. Baiklah, karena dia sudah tidak betah hanya berlindung di bawah handuk. Gigi nekat berjalan.
Anggap saja tidak ada CCTV di kamar ini.
Pertama yang Gigi lakukan adalah, menyambar selimut di ranjang. Membungkus tubuhnya seperti kepompong, dia terkekeh melihat keberhasilannya.
Setelah itu barulah Gigi berjalan santai ke arah lemari. Mengambil gaun dan pelengkapnya dengan susah payah. Dia kembali berjalan ke arah kamar mandi, memilih berganti di dalam sana karena akan lebih aman.
KAMU SEDANG MEMBACA
Haga & Gigi
Romance#Kissing With the Boss Karena mabuk Gigi tanpa segaja mencium Haga, Boss tempatnya bekerja