o-tw

1.8K 123 25
                                    

Levi mengikuti langkah para kodomo-tachi didepannya, sedang yang diikuti seperti tidak merasa ada yang terlewatkan. Ditengah perjalanan ketika Eren berhenti untuk berbelanja beberapa keperluan memasak di kondominium sederhana nya, Levi mendapatkan telfon dari seseorang.

"Hn"

.......

"Tch"

.......

"Urusai jiji"

........

"Wakatta, aku akan segera pulang"

........

"Diam dan jangan melakukan apapun"

........

"Kubilang aku akan pulang"

........

"Sedikit saja orangmu menyentuhnya, detik itu pula kau kehilangan kesempatan untuk hidup"

.........

"Tch"

Klik!

"Haaahhh" Levi menghembuskan nafas cukup keras, dan terdengar oleh Armin yang kebetulan tidak jauh dari Levi berdiri.

"Ano senpai, daijoubu?" Armin bertanya sopan.

"Hn"

"Apakah kau Levi senpai yang sering diceritakan Eren?" Levi yang mendengarnya langsung menatap Armin, Armin sedikit takut namun tetal memberanikan diri untuk mengajak lawan bicaranya berbicara.

"Anak itu?"

"Ya, Eren senang sekali membicarakan senpai, katanya senpai begini senpai begitu, dan dia selalu bercerita dengan raut wajah bahagia" Armin terlihat senang membicarakan Eren. Levi yang melihat itu sedikit merapatkan jaraknya ke Armin dan dihadiahi tatapan sadis dari Annie.

"Aku tidak berminat dengan kepala pudding ini" Levi mengerti tatapan Annie, Annie yang mendapati jawaban Levi hanya mengalihkan pandangannya, sedang Armin yang dibicarakan hanya tersenyum kaku.

"Kau, kekasih si berisik itu?" tanya Annie.

"Anggap saja begitu" jawab Levi apa adanya.

"Jadi maksud senpai, kalian tidak memiliki status yang jelas?" Armin ngegas. (gomen, bahasa baiknya apa aku belum kefikiran)

"Tidak perlu status bukan? Selama ia tau aku mencintainya itu cukup!" tegas Levi. Armin dan Annie menatap Levi marah.

"Setidaknya perjelas hubungan kalian, kau tau senpai? Eren selalu berkata bahwa ia sangat sangat bahagia bisa berada disisimu, bisa bersamamu, perdebatan kecil kalian yang menurutnya absurd, namun itu adalah hal yang manis menurut sudut pandangnya. Jika senpai tidak ingin memperjelas hubungan senpai dengan Eren, maka jauhi Eren, ia berhak bahagia dengan status yang jelas" jelas Armin.

"Kau tau cebol? Eren terlalu baik untuk kau gantung seperti itu, jika kau tidak serius maka lepaskan dia, banyak yang ingin bersanding dengan pria berisik itu, sekalipun ia sangat menyebalkan karena teriakannya yang berisik itu, sebenarnya dia anak yang tidak tau apa apa tentang dunia yang jahat ini, ia terlalu polos untuk kau lukai" tambah Annie.

Levi terdiam, ia mengerti posisi Eren dan dirinya, bukan berati tidak ada kemungkinan suatu saat nanti Eren akan meminta kejelasan hubungan ini, namun bukan berati juga ia ingin seterusnya seperti ini, ia ingin memiliki bocah Jaeger itu seutuhnya, hanya untuknya, namun saat ini masih belum tepat.

"Jangan salahkan jika suatu hari nanti kau melihat Eren dengan orang lain yang lebih bisa melihat dan menatapnya sebagaimana layaknya seorang kekasih, bukan sepertimu, tidak jelas dan plin plan. Aku turut bersedih untukmu tuan Ackerman, atau harus kukatakan juga jika kau adalah tunangan seorang Ackerman juga?" Armin menatap Levi sinis.

Without You_Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang