"Tinggalkan Levi atau hidupmu akan sengsara"
Setelah mendapatkan telfon sepihak itu, Eren langsung men-dial nomor kekasih(?) ah sebut saja orang terdekatnya, Levi.
Nomor yang anda tuju sedang selingkuh, coba lagi beberapa saat kemudian, jika masih belum tersambung, hampiri dan guyur saja dengan air keran.
Berulang kali Eren menelfon hanya operator yang menjawab. Eren yang kesal pun melempar ponselnya ke lantai, dan pergi meninggalkan kondominiumnya.
.
.
.Ting Nong!!
"Ya, matte yo~ da.. Eren?"
"Armin a-a-aku t-takut" ujar Eren terbata juga menggigil.
"Oke oke, pertama masuklah dulu, bergantilah pakaian dan tenangkan dirimu okay" Armin menghela Eren masuk menuju kamar mandi, lalu ke ruang tamu di apartemennya. Eren hanya mengikuti titah sang sahabat.
"Sekarang bisa kau cerita?" tanya Armin saat Eren sudah meminum minuman hangat yang diberikan oleh Armin.
"T-tadi a-ada yang menelfonku, ia berkata untuk meninggalkan Levi senpai" ujar Eren.
"Apa?! Lalu apa kau sudah menghubungi Levi senpai?"
"Jika aku bisa menghubungi dia aku tidak akan berlari sambil hujan hujanan kemari" dengus Eren. Armin hanya bisa tersenyum maklum menghadapi sahabat berisiknya ini, selain keras kepala, ia memang lebih mendahulukan aksi daripada otaknya, padahal dia bisa pergi membawa mobil, tapi ini dia berlari dari kondominiumnya yang jaraknya hampir separuh nafas hidupnya sendiri ditambah hujan deras diluar.
"Sudah kukatakan untuk menggunakan otakmu jika mau bertahan hidup Jaeger"
"Diam kau kuning pendek"
"Mau kuusir kau dari sini?"
"Lalu kau melihat mayatku teronggok dipinggir jalan dimakan anjing, puas kau?!"
"Hahaha jangan merajuk Eren, aku hanya bercanda, lalu apalagi setelah mendapat telfon itu?" tanya Armin.
"Ada seekor bangkai anjing di halaman kondominiumku, ditambah remehan remehan tulang belulang yang aku tidak tau apa? Kaca rumahku banyak darah, bagaimana aku tidak takut setengah mati jika dihadapkan dengan itu?"
"Separah itu?" Eren mengangguk pelan, lelah juga rasanya berlari ditengah derasnya hujan hanya untuk menghindari ancaman yang sangat buruk dalam hidupnya. Armin langsung mendial nomor seseorang.
"Moblit-senpai, bisa kau urus sebuah masalah sebentar? Kau tau Jaeger? Anak sahabat ayahku dia sedang diteror, tolong ke rumahnya, nanti alamat kukirim by e-mail"
....
"Tidak, jangan sampai Hange-san tau hal ini, bisa bisa cebol brengsek itu di penggal"
.....
"Aku tidak tau senpai, maka dari itu aku minta tolong selidiki"
...
"Wakatta, sankyu senpai, salam untuk Hange-san"
Klik!!
"Moblit-san senpai suami Hange nee-san?"
"Kau ingat saudaramu ternyata"
"Urusai pudding"
"Lalu kau mau bagaimana? Disini untuk sementara atau kerumah Hange-san?"
"Akan lebih baik jika aku disini, disana ada Erwin senpai yang selalu menatapku seakan ingin mengulitiku hidup hidup" ujar Eren agak bergidik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Without You_
Fanfictionstory yang niatnya sad end tapi saya bukan tipe orang yang suka sesedihan pokoknya tentang mereka yang begitulah 'ketika cinta menyapa, maka sambutlah ia dengan tangan terbuka, jika kau sakit karena cinta, bukan cinta yang salah, hanya saja kau keli...