If It's What You Want

177 16 10
                                    

Special for Hibari's Birthday!

Otanjoubi omedetou, Hibari-san! 😆😆



Part 7: Jika Itu Yang Kau Inginkan




Hei, apa itu benci?

Menurut penuturan Dr. Sigmund Freud, dalam ilmu psikologi; benci adalah pernyataan ego (ke-akuan) yang ingin menghancurkan sumber-sumber ketidak bahagiaannya.

Atau barang kali menurut kamus Psikologi Penguin, benci merupakan sebuah emosi yang sangat kuat dan melambangkan ketidaksukaan, enmiti, atau antipati untuk seseorang, sebuah hal, barang, atau fenomena.

Ah, begitukah...

Benci itu sebuah perasaan yang akan membunuhmu secara perlahan.

Ya, termasuk membenci dirimu sendiri.

Apa mau dikata, Tsunayoshi hanya seonggok nyawa berbalut raga, ia bukanlah Sang Penguasa Hati -yang mampu mengontrol perasaan manusia. Suka, benci, cinta seperti perputaran roullete yang tak akan kau tahu akan tertambat pada kotak perasaan yang mana.

Begitu juga dengan perasaan sang kakak...

KRIETT

Derit pintu yang dibuka secara perlahan memasuki arena pembicaraan mereka.

"Ara, Kyo-kun? Tsu-kun? Sedang apa kalian berdiri di depan pintu? Ayo masuk!", ajak seorang wanita paruh baya yang tengah menampakkan diri dari balik pintu.

Terhenti. Perdebatan mereka menemui garis finish. Ada yang bersyukur karena ini.

Sekali lagi bertindak sebagai penengah di antara dua kubu yang tengah berseteru secara sepihak. Nana menatap kedua putranya saling berhadapan -namun berjauhan, wajah keduanya mengeruh. Apa aku muncul di saat yang tak tepat ya?

"Tadaima, Kaa-san", Kyoya mendahului, tak perlu berlama-lama berdiri di teras kediaman Sawada. Mengangguk pelan pada sambutan 'Okaeri' milik Nana.

Sementara, si bungsu masih sibuk mengatur rupa. Mimiknya tak sedatar milik Kyoya, ia memang tak pandai menyembunyikan rasa. Gelagatnya justru menyerupai buku yang dibiarkan terbuka -siap untuk dibaca.

Obrolan tak menyenangkan mereka pada akhirnya menggantung begitu saja di udara. Tertiup angin dan terhempas entah kemana. Padahal kesempatan Tsunayoshi hanya sekali, mana mungkin ia mengulang pertanyaan yang sama untuk kedua kali, tak ingin merasakan panah Archer(1) melesak ke jantungnya lagi. Kalau panah Cupid sih, dadanya rela dilubangi.

Jalan pikiran Kyoya memang terlampau sulit dipahami oleh anak setengah matang seperti dirinya. Bahkan tak ada jaminan orang dewasa sekali pun mengerti.

"Kenapa kau tidak membenci saja orang yang membencimu ini?"

Tsunayoshi tahu ini bukan jawaban. Karena jawaban tak mungkin mengandung unsur pertanyaan. Lalu apa maksud dibalik kata-kata itu?

"Jika kau tak bisa membenciku, kau tak akan pernah menemukan jawabannya"

Her SonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang