Kai tengah duduk di kursi taman, sore tadi setelah bangun tidur, ia mengajak Sehun keluar asrama. Karena hari ini masih libur sekolah, siswa diperbolehkan keluar lingkungan asrama ya tentu sajak ada jam malam yang berlaku.
Kai duduk sendirian, dengan sebatang rokok di jari kirinya. Punggungnya bersandar santai pada sandaran kursi. Sehun? Ia sedang pergi membeli minuman, bukan Kai yang menyuruhnya tapi, pemuda itu yang menawarkan diri. Jadi, sembari Kai menunggunya, ia bisa menyalakan rokoknya.
Hingga rokok yang dihisap Kai sudah tinggal separuh, Sehun baru tampak berjalan dengan sebuah tas plastik berisi penuh belanjaan. Dengan cepat Kai mematikan rokoknya, menjatuhkan ketanah dan menginjaknya.
"Kau belanja banyak?" Tanya Kai saat Sehun mendekat.
"Hmm... Keperluan lemari es" Sehun mendudukkan dirinya di samping Kai, menjadikan barang belanjaan sebagai pembatas mereka.
"Gadis yang disana itu cantik ya?" Ujar Kai, Sehun melihat sebentar sebelum menganggukkan kepalanya.
"Tapi masih cantik gadisku" ujar Kai,
"Kau memiliki kekasih?" Tanya Sehun
"Begitulah. Akan ku kenalkan padamu lain kali"
"Tentu." Sehun mengangguk setuju
"Kau belum punya kekasih bukan? Tadi siang kau mengatakan seperti itu. Baru putus, atau belum mencoba sama sekali?"
"Setahun yang lalu terakhir aku memiliki kekasih."
"Kenapa kalian berpisah?"
"Dia bilang aku membosankan"
"Dasar perempuan jalang! Beraninya dia memakimu seperti itu."
"Hahaha. Sudah jangan dibahas!" Sehun menunjukkan senyumnya ramah terlihat tampan.
"Kau tampan" ujar Kai berterus terang.
"Ha?"
"Lupakan! Apakah kalian saling mencintai dulu?" Kai mengalihkan pembicaraannya.
"Dia yang bilang suka terlebih dulu. Dan aku hanya mengikutinya. Kau dan kekasihmu. Kalian saling mencintai?" Tanya Sehun mencari tau tentang teman sekamarnya.
"Kalau aku? Aku hanya butuh lubangnya dan mulutnya, kalau dia? Entahlah" Kai tertawa pelan sebelum menyeruput minuman di tangannya.
"Maksudmu?"
"Aku hanya butuh sex. Dan perempuan itu? Dia butuh status serta uangku" Kai tersenyum, mengucapkannya dengan enteng.
"Kau tau itu dan kau membiarkannya? Maksudku dia yang memanfaatkan dompetmu?"
"Tidak masalah, harga yang pantas untuk lubangnya" Kai tertawa pelan. Sehun menggelengkan kepalanya sedikit, tak ingin berkomentar lebih.
Mereka bicara cukup lama di taman itu, membahas segala sesuatu yang memang perlu dan pantas dibicarakan. Malam mulai larut ketika Sehun mengecek jam tangannya.
"Sebaiknya kita kembali!"
"Oke! Tapi berhenti di sana sebentar! Aku ingin membeli soju" ujar Kai setelah menunjuk sebuah warung.
"Kau? Bagaimana jika ketahuan?"
"Tak akan ketahuan jika tak ada yang melapor"
"Ini hari pertamamu dan kau sudah membuatku patut waspada padamu"
"Hey! Aku bukan penjahat Hun!"
"Terserah. Aku akan berjalan lebih dulu. Aku tak ingin mendapat masalah denganmu!" Ujar Sehun melenggang pergi meninggalkan Kai yang terkekeh dengan sikap Sehun.