8

3.2K 307 5
                                    

Setelah meminta ijin kepada guru, mampir ke ruang kesehatan untuk meminta obat penurun panas dan juga membeli sarapan di kantin sekolah, Kai kembali ke kamar.

Dan disinilah ia duduk, di tepi ranjangnya yang dijadikan tempat tidur oleh Sehun. Kai sudah mulai mengompres Sehun, dan menyiapkan sarapan, tetapi sedari tadi, Sehun tak beranjak bangun untuk sarapan.

"Hun, bangunlah sebentar untuk sarapan..." Sekali lagi Kai mencoba membangunkannya, namun nihil

"Haaahhh~" Kai menghela napas panjang hendak beranjak dari duduknya setelah menaikkan selimut untuk Sehun.

Tiba - tiba Sehun menarik lengan Kai hingga kai tertidur di sampingnya.

"Astaga! Sehun! Kupikir kau tidur?" Kai terkejut.

"Sakit saja masih kuat menarik ku? Astaga!" Batin Kai.

"Kau berisik..." Lirih Sehun.

"Makanlah sedikit saja? Setelah itu kau bisa kembali tidur" titah Kai, Sehun hanya menggelengkan kepalanya, menyusup tidur didalam pelukan Kai dibawah selimut.

"Hun??" Kai mencoba memundurkan tubuhnya, tapu Sehun terus menempel pada tubuhnya.

Kai mendorong Sehun kuat hingga Sehun hampir terjungkal ke belakang.

"Aku bilang makan!" Bentak Kai yang mendapat tatapan kesal oleh Sehun.

Dengan wajah yang sangat terpaksa, Sehun bangun dari tidurnya, mendudukkan dirinya dengan bersandar pada tembok tentu saja di bantu Kai. Dengan telaten Kai membantu Sehun makan, menyuapinya dengan pelan - pelan hingga hampir habis. Lalu Sehun menolaknya dengan alasan kenyang. Setelah selesai makan, Kai memberikan obat pada Sehun, membantunya kembali merebahkan tubuhnya.

Sehun menarik tubuh Kai untuk berbaring disampingnya, menariknya mendekat supaya tak terjatuh.

"Kau manja saat sakit?" Tanya Kai, Sehun hanya mengangkat bahunya, menyusup masuk kedalam pelukan hangat Kai yang sempat tertunda.

"Aku seperti ibumu saja!" Kai sedikit kesal tapi juga merasa kasihan pada Sehun.
.
.

Hari sudah mulai siang saat Sehun merasa terganggu dalam tidurnya. Sesuatu yang lembut menempel pada bibirnya, hingga ia menyadari seseorang menciumnya.

Sehun  memundurkan kepalanya, hingga terbentur pada tembok.

"Shitt!!" Sehun mengusap kepala bagian belakangnya, sedangkan Kai terkekeh-kekeh.

"Salah sendiri kenapa mundur"

"Aku sakit! Kenapa kau menciumku? Bagaimana jika nanti kau juga sakit karena ku?" Sehun mulai menggerutu.

"Tidak akan. Aku sangat sehat sekarang. Kalau kau tak ingin aku cium, bangunlah jika aku membangunkanmu!"

"Tapi tetap saja tak seh--" ucapan Sehun terpotong karena Kai sudah menyumpal mulutnya dengan  bibir Kai.

"Bicara sekali lagi, aku akan mencium mu"

"Kai..."

Kai kembali menciumnya, menyesap bergantian bibir bawah dan atas milik Sehun, mengabsen setiap deret gigi Sehun. Menarik lidah Sehun dengan menyesapnya keluar dari mulutnya, memainkan lidah Sehun, hingga entah sejak kapan Kai sudah berada di atas Sehun.

Tanpa melepaskan ciumannya, Kai melepas satu persatu kancing pakaian Sehun hingga terlepas seluruhnya, menahan punggung Sehun supaya lebih terangkat sehingga Kai dengan mudah melepaskan pakaian Sehun. Lalu beralih melepaskan kaos miliknya sendiri.

Kedua dada yang mulai berdetak tak beraturan saling menempel, suara deru nafas keduanya yang saling memburu terdengar cukup nyaring. Dengan sengaja Kai menggerakkan kakinya menyentuh sesuatu yang berada di bawah sana milik Sehun.

"Nnnhhhh...." Sehun melenguh tanpa sadar saat Kai dengan sengaja menggerakkan kakinya.

Kai hanya tersenyum tipis disela-sela ciumannya. Sehun mencoba melepaskan ciumannya saat merasa ia butuh pasokan oksigen.

"Bernafaslah dengan hidung mu Oh Sehun!" Ujar Kai yang merasa Sehun mencoba mendorongnya sedari  tadi sebelum kembali menciumnya lagi.

Ciuman semakin panas saat dengan santainya salah satu tangan Kai menyusuri lekuk tubuh Sehun hingga berhenti pada salah satu tonjoloan pada dadanya, sekali lagi Sehun mengeluarkan suaranya yang teredam oleh lidah Kai.

"eenngghh..."

Tangan Kai tak berhenti bermain di dada Sehun saja, tangannya terus menurun menyusuri tubuh bagian bawah Sehun hingga mencapai celana kain milik Sehun.

Sehun sedikit tersentak saat tangan usil Kai mulai mencoba melepaskan celana Sehun tanpa permisi, ia mencoba menghentikan tangan Kai yang sedari tadi terus bergerak. Sekali hentak kini Sehun yang sudah berada di atas tubuh Kai. Mengalihkan tangan Kai yang usil tadi ke atas kepala Kai, menahan dengan sebelah tangannya. Kini tangan bibir Sehun sudah terlepas dari lumatan Kai, mulai menyusuri ceruk leher Kai yang terekspos. Sebelah tangannya yang lenggang tengah menyusuri dada Kai, menirukan pergerakan tangan Kai tadi.

"Shit! Aku tak tahan!" Kai mulai mencoba mendudukkan tubuhnya yang tentu saja membuat Sehun juga harus duduk, karena kedua bibir yang terlanjur tertaut lagi.

Kai lebih dulu membuka kancing celananya, melepaskan seluruh kain yang menempel pada tubuhnya hingga tubuhnya benar-benar terekspos. Kini Kai sedikit mendorong tubuh Sehun, melepaskan ciuman keduanya terlebih dahulu sebelum mulai melepaskan celana Sehun.

Keduanya benar-benar naked, "Wow" ujar Kai dengan seringainya.

Sehun tak membiarkan Kai berlama-lama menikmati pemandangan yang tengah dilihatnya.

Setelah sedikit mendorong tubuh Kai supaya terbaring, kini ganti Kai yang mendorong tubuh Sehun supaya berada di bawahnya, Kai turun ke bawah bagian Sehun,  sedikit berjongkok di depan Sehun, hingga wajahnya tepat di hadapan junior Sehun. Kai sempat memainkan ujung junior Sehun dengan ujung jarinya, membuat Sehun menengadahkan kepalanya menikmati sentuhan yang diberikan oleh Kai. Kai tersenyum saat nakal saat melihat kondisi Sehun, ia tau hal lain yang akan membuatnya memejamkan matanya.

Kai memajukan wajahnya, mendekatkan junior Sehun dengan lidahnya. Kini Kai menggantikan jari-jarinya dengan lidahnya untuk memainkan ujung junior Sehun.

"nnhhhh....ssshhhh..." Sehun benar memejamkan matanya, meremas surai hitam milik Kai.

Kai menghentikan gerakan lidahnya, kini ia memasukkan junior Sehun kedalam mulutnya, sesekali ia menyesap junior Sehun, menjilatinya sebelum kembali memasukkannya kedalam mulutnya. Kepala Kai mulai bergerak maju mundur membuat Sehun hampir saja kehilangan akal.

"Bitch!" Sehun menyentak tubuh Kai, mendorong tubuh Kai hingga dibawahnya, mencium rakus bibir Kai, ia memasukkan salah satu jarinya kedalam lubang Kai.

"Akh!" Kai tersentak, mengejutkan karena ini pertama kali untuknya. Sehun membungkam mulut Kai, saat ia mulai menggerakkan jarinya didalam lubang Kai.

Saat dirasa Kai sudah terbiasa, Sehun menambahkan jarinya, satu per satu berulang seperti itu hingga tiga jari Sehun memasuki lubang Kai.

"Kurasa itu cukup" bisik Sehun setelah mengecup lembut mata Kai yang basah karena tangisnya.

"Gigit lidahku, jangan menjerit. Tancapkan kuku mu pada tubuhku, jangan menahannya." Lanjut Sehun, suaranya sudah mulai parau.

Sehun mencium Kai, salah satu tangannya membantu miliknya untuk masuk kedalam lubang Kai. Kai memang tak bisa menjerit, tapi kukunya benar-benar meninggalkan bekas pada punggung Sehun.

Sehun tak bergerak, belum lebih tepatnya. Ia tengah menunggu Kai tenang karena Kai yang terus terisak sejak Sehun memasukkan sepenuhnya.

"Bergeraklah" bisik Kai, Sehun tidak langsung mulai bergerak, ia menciumi bibir Kai, menyesap lidah Kai , menurun ke leher Kai, hingga sebuah lenguhan meluncur dari bibir Kai, baru Sehun mulai bergerak.
.
.
.
.
.

TEBECEH

Don't Look At Me! (SeKai) (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang