TSB 4

2.4K 297 16
                                    

Kini Jeongin dan yang lain sedang asik menonton pertandingan Hyunjin dkk yang melawan sekolah Bintang.

Tim Hyunjin unggul lima poin, waktu istirahat akan tiba. Jeongin berinisiatif untuk mengambil darahnya dan diberikan kepada Hyunjin. Siapa tahu saja lelaki itu kehausan sehabis bertanding.

Jeongin pun berpamitan kepada teman-temannya untuk ke kamar mandi.

Saat sudah di kamar mandi, ia langsung saja mengambil benda tajam yang ia simpan di saku almamaternya, yakni sebuah cutter.

"Akhh." Ringisnya saat benda tajam itu berhasil membeset kulit tangannya yang putih bersih itu.

Beruntung ia telah membeli botol bersih di kantin, sungguh manis dan baik hati sekali namja yang satu ini.

"Selesai." Gumamnya tersenyum senang, ia pun mengobati lukanya dengan menempelkan hansaplast di tangannya.

kemudian ia berjalan keluar toilet dengan langkah ringan sambil membawa botol berisikan darah miliknya.

Saat tiba di gedung basket, ia melihat Hyunjin telah diberikan minuman oleh seorang gadis yang tak ia kenali.

"Sepertinya dia bukan dari sekolah yang sama denganku." Ucap Jeongin sambil berjalan mendekati Hyunjin yang sedang asik berbincang dengan gadis tersebut.

Saat merasakan ada yang duduk di sampingnya, Hyunjin menoleh dan mendapati Jeongin yang menatap lurus.

"Hey, darimana saja kau?" tanya Hyunjin menatap Jeongin sambil tersenyum, Jeongin pun menoleh.

"Toilet." Balas Jeongin padat, singkat dan jelas, Hyunjin pun mengangguk paham.

"Baiklah Hyunjin, aku kesana dulu ya. Sampai jumpa." Dengan tidak tahu malunya, gadis tersebut mencium pipi Hyunjin yang mana membuat Felix, Seungmin, Jisung, Minho, Changbin, Chan dan Jeongin melotot kaget.

"Ya! Apa-apaan jal*ng itu? Beraninya dia mencium pacar sahabatku!" ucap Felix menatap gadis tersebut emosi.

"Dasar wanita murah, akan ku buat dia mencium tonjokkan andalanku ini besok." Sahut Seungmin menatap punggung gadis itu yang semakin menjauh dengan tatapan membunuh.

"Hey, apa kau mengenalnya?" tanya Changbin kepada Jeongin, Jeongin hanya menggeleng.

"Bagaimana rasanya? Apakah enak dicium wanita cantik itu?" tanya Chan kepada Hyunjin sambil menyeringai.

"Cih, menjijikan." Balas Hyunjin sambil mengelap pipinya.

"Bukankah kau menyukainya?" ledek Minho sambil tersenyum miring.

"Mana bisa aku menyukai bibirnya yang menjijikan itu? Lebih baik aku bercinta semalaman penuh dengan Jeongin daripada dicium wanita itu walaupun hanya lima detik." Ujar Hyunjin santai membuat yang lain tertawa, sedangkan Jeongin kini memukulnya kencang.

"Tutup mulutmu itu sialan!" ucap Jeongin menggebu-gebu.

"Dasar vampir mesum." Ucap Changbin sambil terkekeh.

Ucapan Changbin tentu saja membuat Jeongin membeku, lalu ia menatap Changbin kaku.

"Aku tahu Hyunjin adalah seorang vampir, karena aku pun seorang vampir." Changbin berucap seperti itu karena ia bisa membaca pikiran Jeongin, itulah kemampuannya.

Lalu Jeongin menatap temannya satu-persatu.

"Kami selama ini sudah tahu, hehe. Maaf menyembunyikannya darimu, kami hanya mencari waktu yang tepat untuk memberitahumu soal ini." Ucap Seungmin mewakili.

Jeongin pun menghela nafas lalu mengangguk paham.

"Untukmu." Ucap Jeongin sambil memberikan botol berisi darahnya.

The Sweet Blood (Hyunjeong)[Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang