vier

39 6 0
                                    

Sepasang kaki digerakkan seiring siulan dari satu insan. Tak dapat dipungkiri dirinya senang sekarang. Setiap orang yang ia lihat selalu disapa walau tak kenal.

"Kau demam?" tanya Jimin keheranan. Taehyung terkekeh, "aku senang, bukan demam." Mengedikkan bahu tak peduli dan terus berjalan.

Keduanya sedang jalan beriringan menuju kafe seberang. Berniat belajar kelompok seperti apa yang dikatakan Jaewon beberapa hari yang lalu.

"Kau yakin aku tak apa ikut?" tanya Taehyung memastikan. Jimin mengangguk lucu meyakinkan. "Mereka temanku, tak mungkin mereka melarangmu ikut."

Jimin mempercepat langkah saat mendapat pesan bahwa Jisoo sudah di sana menunggu. Mau tak mau Taehyung ikut menyejajarkan langkah agar tak tertinggal.

Pintu kafe dibuka pelan. Semerbak bau kopi langsung masuk dalam indra penciuman. Jimin mengedarkan pandang mencari gadis kecil pemilik bibir plum. Tak butuh waktu lama untuk menemukannya. Langkah besar diambil, meninggalkan Taehung di belakang.

"Anyeong," sapa Jimin sembari mendudukkan diri di depan Jisoo. Sedikit terkejut dengan kedatangan yang tiba-tiba, Jisoo lamgsung menyunggingkan senyum sebagai balasan.

"Maaf membuatmu menunggu."

"Aniya, Jaewon oppa bahkan belum datang. Masih piket sekarang."

Jimin mengangguk mengerti. Mendapati sahabatnya diam di tempat ia segera menggerakkan tangan. Memberi aba-aba untuk menghampiri.

Taehyung hanya duduk diam sebelum Jimin mengenalkannya dengan gadis di depan. "Jisoo-ya, ini Kim Taehyung. Dia ikut belajar bersama dengan kita."

Jisoo menatap Taehyung, mengulurkan tangan memulai sesi perkenalan. Di sambut ragu oleh sang lawan bicara.

"Kim Taehyung."

"Kim Jisoo."

Tangan di lepas pelan. Taehyung bukan tipe yang suka skin ship dengan sembarang orang. Terkadang itu membuatnya tak nyaman.

Jisoo masih memandang Taehyung dalam diam. Ia mencoba mencari memori tentang pria si depannya. Merasa di perhatikan membuat Taehyung tak nyaman.

"Apa ada yang salah denganku? Apa aku mengganggumu?"

Jisoo hanya diam.

"Ah, mianhae. Sebaiknya aku pulang."

Jisoo bingung. Dia tak melakukan apa-apa tapi Taehyung merasa tak nyaman. Pergelangan tangan di raih menahan kepergian.

"Ani, aku tadi hanya berpikir pernah bertemu denganmu sebelumnya."

"E-eh? Oh, begitu."

Jimin yang melihat memutar matanya diam-diam. Temannya yang satu ini selalu overthinking saat bertemu orang. "Sudahlah, kau di sini. Kami tak akan mengusirmu. Kau lumayan berguna jika butuh sesuatu," ucapnya diiringi kekehan.

Tring

Lonceng pintu kafe berbunyi. Tanda seseorang baru saja masuk dengan permisi. Topi baseball yang dipakai dilepas tanpa alasan. Bergegas mendekat ke arah kawannya yang menatapnya heran.

"Wae?"

"Kau lama sekali, Oppa."

Jaewon terkekeh. Mengusap pucuk kepala sang kekasih yang mengerucutkan bibir menggemaskan.

"Mianhae. Selepas piket tadi Seunggi-ssaem meminta bantuan."

Diliriknya laki-laki di depannya. Senyum tercetak saat tatapannya tak sengaja bertemu. "Ah, kau teman Jimin, ya? Aku Jung Jaewon. Jaewon atau One, terserah kau mau memanggilku apa. Asalkan jangan panggil hyung seperti Jimin."

"Aku memanggilmu hyung karena kau terlihat tua."

"Benar, Oppa. Kau terlihat seperti anak kuliah dari pada siswa SMA."

"Ya, siswa SMA dan anak kuliah itu sebelas dua belas. Sama aja, eoh," bela Jaewon menghadapi kekasih dan temannya.

Taehyung sedari tadi hanya diam memperhatikan.

"E-ehm, apa sebaiknya kita mulai belajarnya sekarang?" sela Taehyung sedikit ragu.

"Majjayo, kita terlalu banyak bercanda."

Buku yang sedari tadi disimpan mulai dikeluarkan. Dibuka perlahan dan mulai membahas satu-satu materi yang diujikan. Sesekali pertanyaan keluar ketika salah satu dari mereka tidak paham. Dengan senang hati Jaewon maupun Taehyung menjelaskan.

"Hah, akhirnya," helaan nafas Jimin di akhir kegiatan. Langit yang tadi disinari cahaya mulai redup karena awan hujan.

Ting!

Sebuah pesan masuk di ponsel Jaewon. Membaca lewat notifikasi dan segera mengemas barang. Ibunya minta jemput di supermarket karena terjebak hujan.

"Soo-ya, aku akan menjemput eomma. Dia memintaku sekarang, kau ikut?"

Gelengan dari kekasihnya menjadi jawaban. Jaewon menatap heran. "Aku masih malas. Mau menikmati hujan di sini. Suasananya lumayan, menenangkan," jawab Jisoo sadar akan tanda tanya dari Jaewon.

"Arraseo, Jimin, Taehyung, aku duluan ne."

"Hati-hati, hyung."

Selepas perginya Jaewon tiga orang tadi masih diam. Sibuk dengan pikiran masing-masing sampai sebuah pertanyaan datang.

"Kalian berdua tak pulang?"

Jimin dan Taehyung hanya saling pandang.

"Aku tunggu Taehyung pulang saja, tak enak membiarkannya bersama gadis aneh sepertimu."

"Ya! Kau pikir aku apa, hah?" ucap Jisoo tak terima. Beralih ke Taehyung yang hanya diam, "kau tak pulang?"

Taehyung tersenyum kecil, "Aku juga suka hal yang menenangkan di sini."

-Hello Tutorial-

Hello TutorialTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang