vijf

26 3 0
                                    

Suasananya masih sama. Kafe dengan aroma kopi yang mendominasi dengan suara rintikan hujan yang menemani. Dua orang terlihat duduk diam menghadap jendela kaca di samping kiri. Tak ada obrolan yang menemani.

Keadaan ini terjadi sejak tadi. Sejak Jimin memutuskan pergi karena acara keluarga yang harus dihadiri.

Taehyung bukannya tak ingin pulang, tapi ia merasa tak nyaman membiarkan Jisoo sendirian.

Berada di kursus yang sama membuatnya mau tak mau memperhatikan gadis yang mencolok karena paras yang menawan. Dari situ ia dapat menyimpulkan bahwa Jisoo tak suka sendirian. Dapat ia lihat karena Jisoo yang selalu mencoba mencari teman ketika menunggu sendiri.

"Kau yakin tak pulang?"

Taehyung menggelang pelan, "Aku akan menemanimu."

"Gwenchana, aku tak apa sendrian. Lagi pula kau tak ada kegiatan?"

"Ani, aku memiliki waktu luang jauh dari yang kau kira."

"Jinjja?"

Taehyung mengangguk. Percakapan terhenti sejenak. Keheningan kembali terusik saat sang wanita kembali mengeluarkan suara. "Kau dekat dengan Jimin, ya?"

Kembali anggukan menjadi jawaban. "Sangat," tambahnya. Melirik perempuan di sebelahnya dan mulai berkata, "Kami sudah kenal sejak lama. Tapi tak terlalu lama juga. Kurasa kau lebih dulu mengenalnya."

Jisoo tersenyum. Sejak tadi Taehyung hanya menjawab dengan anggukan atau satu dua kata. Tapi sekarang mulai berbicara panjang dan berani menatap matanya.

"Aku mengenal Jimin sejak kelas satu sekolah pertama. Dia sungguh menyebalkan awalnya. Suka mengganggu dan tiba-tiba menggodaku di depan teman-teman," cerita Jisoo sambil mengerucutkan bibir sebal.

Taehyung ikut tersenyum mendengarnya, "Jadi Jimin mengejarmu sejak lama?"

Jisoo menatap Taehyung heran, "Mengejar apanya?"

"Mulai mendekatimu, dia sempat cerita kalau menyukai gadis bernama Kim Jisoo dan mulai menyerah saat One mendekatimu. Sadar diri katanya."

Jisoo menggelakkan tawa sebentar. Dipikir-pikir Jimin itu menggemaskan. "Sadar diri? Tapi terus tebar pesona begitu kalau bersamaku."

Taehyung mengedikkan bahu.

"Dia sahabatku sekarang. Karena jadi sahabat jadi suka tak tau malu bersamaku. Suka minta tolong untuk mendapat perempuan yang ia suka."

Taehyung kembali mengangguk. Paham bagaimana Jimin dengan hal-hal kecil di sekitarnya.

"Bagaimana denganmu?" tanya Jisoo.

"Aku mengenalnya sejak kelas dua. Kami bertemu karena suatu hal. Menyadari sama-sama menyukai musik membuat kami semaikn dekat. Sekitar satu tahun yang lalu kami jadi sering mengumpul bersama temanku lainnya di studio. Hanya bermain-main musik sebagai penghilang penat."

"Kau memainkan musik apa?"

"Ehm, gitar. Sedangkan drum masih belajar."

"Aku juga suka bermain gitar, lain kali ayo bermain bersama."

-Hello Tutorial-

Ponsel dilirik beberapa kali. Jam digital yang tertera terus berganti angka tanpa tau toleransi. Pasalnya Jisoo sekarang harus ke tempat kursus karena ada jam tambahan. Tapi kekasihnya masih belum datang menjemput.

"Oppa babo," ucapnya mendapati Jaewon yang baru menghampiri. Tanpa mengatakan apa-apa Jisoo langsung naik ke atas sepeda.

"Palliwa, aku tak suka terlambat."

Gas ditancap perlahan. Keluar dari wilayah sekolah belok kanan dan langsung menambah kecepatan.

"Ya, Oppa! Kau mau mengajak bunuh diri bersama, eoh?" teriak Jisoo dengan pelukan yang semakin erat. Jaewon masih tetap dengan kecepatan tingginya dan menyalip kendaraan di depan.

Tak butuh waktu lama mereka sudah tiba di kursus Jisoo. Turun dan menepuk-nepuk pelan roknya yang kusut. Jaewon membantu melepas helm dan merapikan rambut sang gadis.

"Katanya tak mau terlambat. Mau bagaimana lagi kalau tak ngebut begitu?"

Jisoo mendengus. Ia tak suka terlambat, tapi tak suka hal yang terlalu cepat. Tak membalas perkataan Jaewon dan segera pergi.

"Jisoo-ya, saranghae!" teriak Jaewon saat Jisoo mulai menjauh. Gadis yang diteriaki tentu saja sadar. Pipinya mulai memerah karena ucapan Jaewon yang tiba-tiba. Ditambah beberapa orang yang ikut mendengarnya.

Badan dibalik menghadap sang kekasih. Dilihatnya Jaewon yang tertawa. Memasukkan tangan di saku dan berlagak mencari sesuatu. Tangan dikeluarkan. Bukan dengan benda melainkan finger heart yang ia buat.

Gelak tawa keduanya terdengar lagi. Sepasang kasih ini selalu menggemaskan tanpa tau tempat dan kondisi.

-Hello Tutorial-

Hello TutorialTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang