JUJURLAH

3K 138 4
                                    

Bukankah sebuah keterbukaan adalah kunci hubungan berlangsung sangat lama ?

Bukankah keterbukaan adalah wujud nyata dari definisi kata nyaman ?

Bukankah keterbukaan dan kejujuran adalah dua kata yang mampu membuat perdamaian ?

Hari ini adalah hari yang seperti biasanya kembali ke rutinitas bekerja. Percayalah dalam sebuah hubungan harus ada kebebasan untuk masing-masing pasangan tanpa melupakan tanggung jawabnya. Hari ini di kantor Sasa menimbang-nimbang saat akan masuk ke ruangan dimana suaminya berada dengan cemas.

Percayalah di kantor sebesar ini status sasa sebagai istri dari pimpinan perusahaan ini tidak diketahui, alasannya sederhana karena ia ingin menjadi karyawan biasa tanpa orang lain mendekatinya karena statusnya. Bahkan yang mengetahui hubungan keduanya hanyalah orang-orang kantor terdekat termasuk sekretaris dhani yang saat ini menatap sasa dengan senyum di bibir nya. Sejujurnya sang sekretaris dan sasa berteman cukup baik.

"kenapa kamu ? kok kayak takut-takut cemas gitu ? mau masuk sa ?" tanyanya pada sasa

"aku mau masuk ini, mau bilang sesuatu, dia lagi sibuk gak mbak ran ?" tanya sasa kembali pada wanita bernama ranti tersebut

"enggak, gak sibuk, masuk aja lagi ? malah seneng mungkin tu orang lu samperin sa"

"mood nya lagi baik-baik gak mbak ?" pertanyaan konyol itu keluar dari bibir mungil sasa

"harusnya lu lebih tau sa, asal lu servis di rumahnya baik, pasti mood nya baik ha ha ha ha ha" pernyataan wajar itu terucap mengingat ranti lebih tua dari sasa dan mungkin lebih ber "pengalaman".

"is mbak mah malah bercanda, dah ah aku permisi mau masuk ya mbak" pamit sasa padanya

Ranti hanya terkekeh dan menggelengkan kepala melihat tingkah pasangan muda itu.

"permisi pak" kalimat pertama yang keluar dari sasa

Suara dan aroma parfume yang sangat ia kenali ini membuat dhani mengangkat kepala dari tumpukan kertas di hadapannya.

"masuk sayang kunci pintunya" titahnya pada sasa

Sasa hanya menyerngit heran atas perintah itu tapi tetap melakukannya setelahnya berjalan mendekati dhani. Tiba-tiba sebuah ide muncul di benak sasa agar bisa ia manfaatkan untuk mendapatkan izin berkumpul dengan sahabat-sahabatnya tanpa dhani ikut. Dengan ekspresi wajah imut dan senyum manis yang ia andalkan ia mendekati sang suami dan langsung berhamburan kepelukan suami dan duduk dipangkuan dhani. Sasa mengusili lelaki itu dengan seringai senyum jahatnya.

"ada apa ini yank, gak biasanya manja gini ?" tanya dhani heran, pasalnya sasa tak pernah menunjukkan manjanya yang berlebih padanya

"kok nanyaknya gitu ? berarti aku gak bole ni minta peluk gini ?" tanya sasa pura-pura ngambek

"ya gak gitu, gak kayak biasanya aja, yaudah sini peluk-peluk lagi, aduh baby aku"

Sambil mengusap punggung sang istri dhani meresapi degup jantung yang sama saat ia menyadari mencintai wanita ini dan berjanji membahagiakannya. Kemudian sasa menarik diri dari pelukan itu dan memulai bicara.

"masda aku boleh gak nanti pergi janjalan ke mall ?"

"kamu ni masda masda macem merk mobil tau" ngambek mode on

"ha ha ha ha maaf maaf mas iseng aku, boleh gak ni mas sayang ?"

"nak gitu dong manggilnya, kan jadi makin sayang, yauda nanti pulang kantor kita ke mall ya"

"bukan sama kamu mas, tapi sama sahabat-sahabat aku, si nana sama si uli udah lama gak jalan bareng jadi mau girls day out, boleh ya ?"

"wah gak bisa ni aku harus ikut yank, nanti kalau kamu diliatin cowok lain gimana ? aku gak mau ya istri aku diliatin cowok lain"

"boleh ya, ya ya ya ya nanti dikasih hadiah deh"

"oke tapi dengan satu syarat, handphone jangan dimatikan, kalau udah pulang kabari nanti aku yang jemput"

"siap bos quu" dengan mode alay

"satu lagi yank" ucap dhani memotong dan dijawab sasa dengan menaikkan alis matanya

"beli apapun yang kamu mau dan butuhkan, aku perhatikan kamu hemat banget, kartu itu hak kamu sayang"

"siap komandan" balas sasa dan terus mengecup pipi dhani lama

Alasan sasa tidak terlalu sering menggunakan kartu yang dhani berikan yaitu karena memang ia adalah tipe wanita yang tidak boros dan lagi ia masih mempunyai uangnya sendiri untuk memenuhi kebutuhan walaupun terkadang ia menggunakan kartu yang dhani berikan untuk keperluan rumah tangga dan selebihnya ia memilih untuk mendepositokan uangnnya.

Waktu pulang kantor pun tiba dan sasa telah dijemput sahabatnya nana dan uli untuk segera meluncur.

"pak bos, sasa nya kita culik dulu ya untuk beberapa jam kedepan" itu suara nana menyapa dhani di jalan yang sering sasa minta untuk menurunkan nya apabila hendak pergi dan pulang kantor.

"hati hati ya kalian, have fun" dhani mengintrupsi sekaligus mencium dahi sang istri

Kemudian mereka pun segera pergi.

Malam harinya saat di mobil sasa bercerita tentang keseruannya seharian bersama teman-temannya, dan dhani menanggapinya dengan antusias pula. Hingga sampai dirumah sasa berpikir akan menanyakan sesuatu yang mengganjal hati dan pikirannya sejak beberapa waktu yang lalu pada dhani mengingat hari ini mood dhani sangat baik. Setelah selesai bersih bersih kemudian sasa menunggu dhani diatas tempat tidur untuk pillowtalk karena menurut beberapa penelitian tempat tidur adalah tempat yang baik untuk berdiskusi bagi pasangan.

"yang aku mau nagih janji lo, hadiah dari kamu apaan" dhani bertanya

"sini-sini mas biar aku peluk dan cium sebagai hadiahnya" dhani pun segera mendekat dan sasa langsung mencium sekilas bibir sang suami kemudian memeluknya. Setelahnya dhani berpindah posisi menjadi tidur dipangkuan sasa dengan kepala menghadap ke perut rata sasa, sasa pun mengelus rambut sang suami dengan sayang kemudian bertekat untuk bertanya.

"mas aku mau nanyak ni, tapi harus jawab jujur ya, kalau gak jujur aku marah ya serius" sambil terus mengelus rambut dhani dan menatap suaminya

"tanyalah, kamu mau nanyak apa sayang ?"

"waktu kamu pulang telat kemaren itu, waktu kamu duduk disofa tempat aku ketiduran, aku denger kamu bilang sama aku kalau kamu janji gak akan jumpai dia lagi, aku penasaran dia itu siapa mas ?" tanya sasa masih dengan senyuman walau hati harap-harap cemas

Dhani terdiam cukup lama karena pertanyaan itu, dari matanya ketara sekali sedang memikirkan jawaban yang akan ia utarakan.

Dalam hatinya berkata haruskah sekarang saatnya jujur ? tentang siapa yang dimaksud ?

Sambil terus mengukir senyum dhani mencoba mengalihkan pertanyaan itu dengan bercanda

"dia dia dia cinta yang ku tunggu-tunggu tunggu dia dia dia lengkapi hidupku" dhani bersenandung lagu

"jangan serius serius banget lah wajahnya yank, jadi gemez banget ni pengen cium terus bawaannya"

Dengan wajah serius sasa meneliti kebohongan di mata dhani, namun masih sulit untuk menemukan kebenaran disana

"jangan mengalihkan pembicaraan dhan, kalau kamu gak mau jawab gak papa, mungkin aku harus cari tau sendiri" masih dengan wajah serius dan tanpa senyum

Dhani yang tersadar bahwa sasa memanggilnya dengan namanya dan bukan dengan panggilan seperti biasa mas nya, memahami radar bahaya didepannya

Mungkin sudah saatnya ia harus jujur.

Bukankah hubungan yang baik itu sejalan dengan kejujuran ?

Just for fun

Next ?

My Young HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang