1). Sebelum Pshyco, Neva

919 46 1
                                    

*Untuk yang alergi pisau atau benda tajam dianjurkan untuk tidak membaca, terima kasih :)*

🔪🔪🔪

Dulu, dulu sekali. Neva gadis yang sangat ramah dan sopan kepada semua orang, sehingga ia selalu diingat oleh sebagian orang-orang. Bahkan premanpun ia sapa tanpa ada rasa takut, matanya membuat dia terlihat berani. Dia gemar makan kue dan membuat kue, tak heran jika ia selalu membantu ibunya berjualan kue. Toko kue bernama V'Bakery, kue yang terkenal disana adalah kue LuVetry, memang namanya aneh tetapi sangat enak seperti harumnya. LuVetry sendiri dibuat oleh Neva, bahkan ibunya bangga bisa mengembangkan anaknya menjadi lebih baik.

Suatu hari, ayahnya pulang dari Luar Negeri dan terlihat lelah. Neva hendak memberikan kue buatannya pada ayahnya namun ayahnya tidak merespon dan bilang "maaf ayah lelah, besok saja."

Keesokannya pun sama, ayah selalu menolak dengan halus. Pikirnya, ibu masih mau makan buatan Neva. Neva menghampiri kamar ibunya, Neva mengetok namun tidak ada sahutan. Ia mencoba masuk dan kebetulan tidak dikunci. Ia begitu terkejut saat melihat banyak luka lebam dan sayatan di area tubuh ibu.

"Ibu? ibu kenapa?" tanya Neva dengan panik dan gelisah. Neva kacau! dia tak terkendali melihat ibunya terluka dan entengnya hanya menjawab,

"Ibu hanya kelelahan, Nev. Ibu baik-baik saja." ucap ibu dengan lembut dan berusaha tersenyum.

5 hari setelahnya, Orang tua Neva bertengkar, terdengar vas bunga dipantulkan hingga pecah, membuat telinga Neva sakit. Neva mengerang-erang dan menangis namun tidak berhenti suara itu. Ia keluar dari kamar dan betapa terkejutnya orang tua mereka sedang bertengkar hebat didepan Neva.

"Aku sudah bilang! Biar aku saja yang bekerja! kau jaga rumah dan anakmu! jangan asik membuat kue saja!" bentak ayahnya ke ibu, kaki Neva serasa terkena lem dan tidak bisa di gerakkan.

"Apa kurang uang yang aku kirim sehingga kamu berjualan kue?! hah?" bentak ayahnya sekali lagi.

"Ayah...Ibu...kenapa kalian?" akhirnga Neva membuka suara sambil gemetar tak karuan.

"Ah, Neva! Anakku! Masuklah ke kamarmu!" perintah ibunya tapi Neva malah memeluk ayahnya agar tidak menyakiti ibunya.

"Ayahhh~ jangan lagi ayah~ kasihan ibu, hiks..ibu sudah lelah hiks, marahi saja Neva ayah, hiks..hiks..hiks...Neva janji tidak akan membuat kue lagi...hiks..Neva akan ikuti perintah ayah, tapi jangan pukul ibu, hiks..hiks.." ronta-ronta Neva pada ayahnya agar tidak memukul dan memarahi ibu lagi. Ayahnya iba dan menggendong Neva.

"Neva janji? Mau menuruti perintah ayah?" ucap Ayahnya sambil menjentikkan jari kelingkingnya.

Neva mengangguk dan mengelap air matanya. Dia menurunkan Neva lalu memeluk istrinya. Neva tersenyum lega, namun kedepannya senyuman lega itu tidak akan kembali lagi.

.

"AYAH! KENAPA AKU HARUS MELAKUKAN INI? AKU TIDAK BISA AYAH!" kesalnya pada ayahnya. Neva tidak tahu harus melakukan, ayahnya menyuruh untuk mengikuti seni beladiri, bahkan hampir semua beladiri.

Neva tidak mampu menghafal semua gerak-gerik beladiri satu-satu. Saat Neva tidak ingat gerakan beladiri, saat itu juga rotan milik pelatih memukul badan Neva. Ya, dia mengikuti pelatihan seperti pelatihan karate.

"Kau waktu kecil sudah janji, Neva!" bentak ayahnya membuat Neva terkejut dan sakit hati.

"Aku tidak tahu apa-apa ayah..hiks..waktu kecil..hiks..aku hanya..hiks..menolong ibu..hiks..dari ayah..." Neva menangis tersedu-sedu.

Bayangkan saja, anak baru umur belasan sudah dipukul pakai rotan karena tidak hafal gerakan beladiri. Dan menjadi bully-an di sekolahannya, dibilang anak yang penyakitan dan tak punya teman.

"Itu salah kamu sendiri membela ibumu! Ibumu itu tidak menghargai uang ayah!" bentaknya sambil menunjuk-nunjuk Neva.

"Sama saja! Ayah masih begitu pada Ibu!" bentak Neva balik membuat hening seketika.

Tiba-tiba Ayahnya mengambil pisau di dapur dan ke kamarnya, Neva mengejar dan...

"IBUUU!!! AWASS!!" peringat Neva namun terlambat. Ibunya sudah tewas ditangan ayahnya yang ia cintai, begitupun dengan ibunya.

"I..buu~~"  dia terpuruk, tak kuasa menahan beban tubuhnya yang lemas. Ia tak menyangka akan melihay tragedi pembunuhan secara langsung.

"Lihat? Kau sudah tak perlu mengasihani ibumu! Dia sudah tewas!" kata Ayahnya sambil menjatuhkan pisau di tanah, lalu pergi keluar kamar dan membiarkan Neva duduk tak berdaya.

Neva bangkit dengan perasaan marah yang kesal! Mengeluarkan aura kebencian dan aura ingin membunuh. Ia mengambil pisau di lantai dan bersiap menuju ayahnya.

"Neva, makanlah! biar ayah yang urus ibu." seenteng itukah ia berkata? bahkan hati Neva sudah tersayat bagaikan daging sapi yang diiris.

"Neva? apa yang kau mau kau lakukan dengan pisau itu?" tanya Ayahnya ragu dan penuh takut.

"Ingin melemparkan pada ayah, heh" dengan nada seram dan tajam, lalu...

crott!!

Neva lega dan kabur dari rumah, membawa pakaian seadanya lalu menulis sesuatu di surat. Agar tetangga mengerti kejadian yang telah terjadi.

🔪🔪🔪

Bagaimana gaes? sadis gk sih?
Aku aja yang nulis merinding sendiri, semoga kalian gk pingsan yah..

Adegan diatas jangan ditiru, itu hanya fikti belaka, yang tidak nyata dan tidak pantas ditiru.

Jangan lupa Vote dan Komennya. Yang baca doang di tunggu vote&komennya, luv~

PSHYCOPATH || Girl'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang