05). Misi 2 (K.1)

435 38 0
                                    

Je-Ky

Kalian pasti sudah tau perempuan terkaya di dunia kedua, setelah kakeknya sendiri. Keluarganya adalah orang terkaya di dunia dalam 5 besar, hebat sekali. Tapi Je-Ky tetap tidak sombong, dia masih biasa saja, karena itu membuat Je-Ky semakin tidak punya teman. Hehe.

Je-Ky berada di wilayah pertama dan mendapatkan anak buah yang berserakan dimana-mana, mau tak mau Je-Ky harus pintar mencari tempat sembunyi. Tak lupa ia membawa telegramnya juga, untuk Hanaza dan Bodyguardnya juga.

Je-Ky sudah memasuki markas mereka dengan mengendap-endap, sangat pelan. Tapi di tengah jalan ia menyenggol beberapa tongkat besi dan,

"O-oh." Je-Ky segera berlari menjauh dari tempat itu, dan berusaha menghilangkan jejak agar tidak ditemukan.

Para komplotan mengejar Je-Ky dan mau tak mau ia memanggil Bodyguard untuk melawan. Tiba-tiba Je-Ky menghentikan jarinya untuk memanggil, pasalnya komplotan itu adalah pshyco, dan itu bukan tandingan bodyguard-nya. Beda lagi kalo anak buah Neva.

Ia berhenti berlari dan mencari benda tajam, atau semacamnya. Mata cepat meneliti setiap yang disekitarnya.

Ia menemukan Linggis. Dan ia hadapkan kepada komplotan itu, tak lupa memakai masker agar wajahnya tidak diketahui.

"Kau memakai linggis? Yakin? Kami berbelas-belas orang, dan kau satu orang?" tanya salah satu dari mereka.

Je-Ky tampak kesal dan marah. Ia sangat benci jika diremehkan. Jadi,

"Kalian meremehkan aku? Kalian salah orang. Ayoo..maju sini!" suara Je-Ky naik beberapa oktaf.

Komplotan itu sudah mundur melihat matanya yang menatap mereka dengan tajam. Seperti tatapan monster.

"Kenapa diam?" Je-Ky maju pada mereka dan mereka mundur. Je-Ky sudah di depan mereka dan mereka tidak melawan, mereka berdiri dengan gemetar melihat mata pisau Je-Ky.

bruk.

Semua duduk terjatuh, karena takut dengan tatapan tajam. Mungkin mereka bukan pshyco, mungkin mereka hanya manusia hampir pshyco.

Karena Pshyco motto hidupnya adalah harus mendapatkan apa yang dia inginkan dan membuat puas diri sendiri.

"Aku tidak akan melawan, tapi kalian harus menuruti perintahku. Kalian diam disini, dan aku akan masuk ke markas kalian. Setelah itu, kalian harus ikut aku untuk menjadi bawahanku. MENGERTI?!" jelas Je-Ky sambil melipat kedua tangan di dada dan menatap preman di bawah dia.

Je-Ky membuang Linggis dan berjalan masuk ke markas.

Langkah Je-Ky sangat mudah seperti Neva.

°°°

Y

ito dan Rio

Mereka berada di wilayah 6, disana sangat sepi, namun para anak buah bertopeng sangat terlihat gagah perkasa. Sepertinya mereka rajin nge-gym—batin Rio

Mereka mengendap-ngendap, berusaha untuk tetap tenang dan santai agar tidak ceroboh.

"To, pistol dan peredam suara tembakan sudah lo pasang?" tanya Rio sedikit berbisik dan mengambil waktu yang tepat agar bisa menghajar preman yang gagah perkasa.

Yito mulai mengecek semua perlengkapannya di ransel coklat. Ia sudah siap dengan semuanya.

"Sudah. Jadi...rencana lo apaan?" tanya Yito balik sambil menaruh pistol di saku belakang.

"Jadi...gini, gue mau nusuk mereka dari belakang dengan cara sneeky-sneeky lalu menusukkan pisau ini ke badan mereka. Terus lo, buat kode kalo ada yang mendekat ke arah gue, trus kalo ada yang ngelawan gue tembak pake pistol itu. Paham?" jelas Rio yang berhadapan dengan Yito.

Yito mengangguk paham dan mencari benteng paling aman. Yaitu, tembok yang hancur setengah, dan di sebelahnya terdapat beberapa karung goni berisi pasir.

Rio mulai melakukan gerakan diam-diam mematikan dan selalu siap mengambil ancang-ancang.

"Andai Je-Ky ngasih shotgun atau gak gitu shotrifle mati semua dahh!! YAKIN!" heboh Yito di dalam hati dan fokus memata-matai gerak-gerik semua musuh.

Rio sudah mendekat ke salah satu lawan dan siap menusukkan pisaunya. Dan...

Jleb! Jleb! Crott!

"Udah yah, bobok manis." gumam Rio sambil menyembunyikan mayat pelan-pelan.

Rio mengintip sedikit, berapa orang yang harus dia lawan. Dan ternyata, masih ada 5 orang lagi, belom yang di dalam. Ia mulai mengambil beberapa botol kaca dan ia lemparkan ke arah yang bisa ia jangkau dan tidak ketahuan.

Prang!

Preman sekitar situ menoleh ke asal suara,

"Apa itu? Periksa." ucap salah satu teman mereka, dan satu preman menuju tempat itu.

Rio melakukan hal yang sama, tapi kali ini dia menepatkan tepat di leher yang sangat dalam lalu ditarik dengan kasar. Rio semakin dekat dengan markas mereka, dia memberi aba-aba kepada Yito untuk menembak sisanya yang di luar.

Yito mengangguk jelas dan semua beres tanpa suara karena peredam suara itu. Yito tidak perlu berjalan menunduk karena musuh di luar sudah beres, mendekati tempat inti ia mulai menunduk.

"Sekarang apa?" tanya Yito

"Sssttt. Kita dengarkan dulu obrolan mereka." jawab Rio tetap tenang tanpa suara jelas.

Mereka berdua mulai mendekatkan telinga mereka ke dinding tersebut.
.
.
.
.
.

"HAH?!"

Mereka berdua berteriak bersamaan dan tersadar mulai berlari menjauh dari situ. Ternyata masih banyak preman gagah perkasa, mereka harus bersabar lagi untuk melawan..

。。。

Oi Gaes!!

Lama tak membaca ini, hehe maaf yahh
lagian gak ada vote sih, jadi rada mager gitu :(

Please dong, kasih aku dukungan dengan vote sama komen. Kritik saran gue butuh bangettt!!

Udah deh, gitu aja cerewetnya, jangan lupa VOTE dan COMMENT yahh❤❤🤗🐾

-monmaap kalo ada typo-

PSHYCOPATH || Girl'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang