Airlyn
Semua terasa mimpi dan nyata. Tak bisa ku lukis rasa ini kepada siapapun. Tiap pertemuan yang membuncah hati. Sejuk hatiku tatkala melihat senyumnya indah menyapa hari ku. Tak ku sangka diriku telah jatuh hati lagi saat semuanya belum benar-benar terlambat. Tak ingin rengkuhan ini kulerai jikapun waktu jengah melihat kami berdua saling menjalin kasih.
Bukannya ku tak punya takut bahkan ketika mereka yang tak mengenalku mendalami diriku pun pasti kan menemukan lorong gelap nan pekat membutakan diriku memposisikan layaknya ingin menerkam diriku, yah ketakutanku adalah takut kehilangannya namun rasanya takutku lenyap ketika senandung katanya yang memabukkan pikiranku agar tak terbebani karena dirinya menangkup hatiku terlalu dalam.
Hingga...
Sesuatu yang tiba- tiba mengubah semuanya, tak cukupkah mimpi ini bergurau menerorku. Rasanya seperti ilusi ketika dia yang dikasihi harus melepas genggaman yang begitu nyaman namun aku sadar akan tamparan kenyataan yang ada.
Altha
Tak kusangka ini semua akan terjadi. Kakakku melarang ku melanjutkan cinta pertamaku, bisa ku maklumi dirinya yang terlalu mendahulukan pendidikan daripada cinta namun rasanya tak nyaman harus melepas apa yang telah memenuhi relung hati selama ini. Kebingungan ini membuatku frustasi, entah apa yang harus ku lakukan. Entahlah rasanya begitu berat.
Mungkin saking pusingnya saya memutuskan hilang kontak selama sehari. Entahlah rasanya semuanya begitu cepat. Dia begitu bingung dan khawatir, ngespam chat saya sampai tak kenal waktu bahkan menelpon saya berkali-kali rasanya saya begitu merasa bersalah mengabaikannya dia juga sempat mengirimi ku VN.
"Jangan lupa makan biar maghnya ngk kambuh. Saya tau kamu lagi sibuk,mungkin hehehehe." Kata Ara
Tak butuh waktu lama Aku membaca semua pesan dan juga mendengar VN darinya. Rasanya perasaanku tak kunjung menampakkan senang yang membuncah karena takut dan khawatir tiba-tiba saja menyelimutiku. Lalu kuputuskan menelponnya ketika dia menunjukkan rasa kegelisahannya.
Yang terjadi tak lebih dari rasa canggung yang luar biasa bahkan sedari tadi yang ku lakukan hanya bersenandung lagu K-Pop yang kakakku suka hanya untuk mengabaikan pertanyaan yang ia lontarkan. Selama sehari kemarin entahlah mungkin ini pengaruh kakakku yang sering mendengarkanku lagu K-Pop kesukaannya. Tak lama ia berhenti begitu saja berbicara kepadaku dan secara spontan juga ku hentikan senandungku. Saya paham dia tengah bersedih tapi perkataanku mampu membuatnya lebih bersedih tapi menurutku ini yang terbaik agar kami fokus pada belajar kami dan mungkin mencoba cinta yang baru.
"Kita putus aja yah" kataku
"Hehehe apa sih ngak lucu" kata Ara
"Kita putus udah. Kakak saya ngak suka kita pacaran, dia maunya saya rajin belajar bukannya pacar-pacaran"lanjutku
"Tha jangan bohong, lu kan tau sendiri gue ngak suka bercanda yang kyk gini. Apasih... basi tau ngak" cicitnya
"Ra gue serius" dengan sedikit membentak
hening seketika...
" Altha mau kita putus yah... ya udah kita putus Tha. "
"Jangan nangis Ra"
"Lo ngak tau sakitnya melepas orang yang kita sayang. Sakit Tha! Coba lu ada di posisi gue! Kenapa semuanya mesti pergi ketika gue sudah sayang sama kalian semua"
Dengan tenang dan suara lembut ku bujuk Ara agar ia tak bersedih. Dan beberapa kali juga saya mesti menelponnya ulang karena dia memutuskan telepon secara sepihak. Saya tahu setelah ini ia akan mengantuk. Karena setiap ia sudah menangis pasti akan ketiduran dan benar saja itu terjadi.
"I love you Ra, tidur yang nyenyak"
Author
Malam telah tiba ketika semua orang melakukan aktivitas belajar ataupun bersenang-senang namun beda dengan Airlyn. Tak ada yang ia lakukan selain menangis, rasanya air matanya tak kunjung berkesudahan menggenang begitu banyaknya.
Ia merasa sakit di hatinya yang begitu dalam padahal jika diingat dirinya tak pantas menangisi orang yang sudah melukainya apalagi tak memperjuangkannya namun ia hanya berpikir positif bahwa apa yang di katakan Altha itu benar adanya.
Sepanjang malam yang dilakukan Airlyn hanya mengurung diri,meringkuk di gelapnya kamarnya, ditemani oleh Minnie Si boneka panda yang kini dalam dekapan hangatnya Airlyn. Dia tak berminat melakukan apapun bahkan hanya sekedar menyentuh makanan, padahal jika diingat Airlyn tak pernah absen makan karena ada Altha yang selalu mengingatnya.
Kini Airlyn seperti makhluk yang ringkih. Ia terlelap akan indahnya tidur karena terlalu lelah menghadapi permasalahan yang tak kunjung usai di benaknya. Ia tidur begitu pulasnya hingga tak sadar sewaktu ia tidur Altha mencoba menelponnya hanya sekedar ingin menenangkan hatinya. Namun Altha yang seolah paham antara Airlyn sekarang tengah terlelap atau benar-benar sakit hati sehingga tak mampu mengangkat telepon darinya.
Jangan jadikan hatiku seperti harapan. Ketika harapan yang kau lontarkan dan bayangkanpun tak akan menjadi nyata hanya sakit yang tersisa ketika dirimu tersadar akan nyatanya hidup.
_Airlyn_
_______________________________________
Hy guys,
Ada yang ngerasa cerita gue terbelit-belit? Sumpah gue ngerasa kek gtu 😅
Yee ngak 🤓
KAMU SEDANG MEMBACA
IRIDESCENT
Teen FictionBukan sinar yang tak memihak tapi tujuan yang memihakkan sinar. Bukan hujan yang memisahkan terik namun asumsi yang membuatnya tak mampu disandingkan. Tanah dan daun berbeda namun ketika kepercayaan yang membuatnya sama apalah daya sebatas omongan y...