Ya hari ini adalah hari bahagiaku bagaimana tidak ayahku datang ketika sehari sebelum hari pertama sekolah putih abu-abuku dimulai dan yang paling menyenangkan adalah kami bercerita banyak hal Ayah menceritakan tentang luar negri yang ia jarah ketika berlayar di negri itu sedangkan aku bercerita tentang bagaimana aku telah menyiapkan semua pakaianku,perlengkapan sekolahku serta sekolah baru yang akan ku tempati besok. Ayah juga telah berjanji akan mengantarku besok ke sana rasanya kami lupa waktu untuk bercerita hingga Ayah memberitahuku untuk tidur ketika ia melihatku sudah memberatkan mata hanya sekedar memandang. Seperti biasa Ayah akan menggendongku layaknya karung beras jika aku tak bergegas untuk melakukan ritual bersih mulut lalu berwudhu tepat seusai itu aku pun beranjak tidur dengan Ayah yang tak lupa memperbaiki tata letak selimutku hingga di leherku lalu mengecup dahiku kemudian beranjak pergi seiring menghilangnya dengan suara decitan pintu kamarku. Terukir senyum yang berlanjut mengantarku terlelap akan indahnya malam.
Keesokan harinya aku telah beranjak dari tidurku tepat sebelum jam beker ku berdering keras. Ku lakukan ritual berbesih kamarku lalu beranjak mandi dan berpakaian. Sudah beberapa kali kuperbaiki pakaianku bukan karena aku ingin terlihat cantik didepan orang-orang baru di sekolahku tapi aku ingin ayahku melihatku tampil sempurna. Rambutku tergerai begitu saja menampilkan rambut yang ikal indah berwarna hitam legam tak lupa pula jam tangan yang melingkari pergelangan tanganku serta gelang kesayanganku yang melingkari lengan sebelum jam tangan dengan warna yang serasi.
Ayah menepati janjinya mengantarku ke sekolah seusai makan pagi yang cukup dibilang damai tak seperti biasanya jika Ayah tak ada serta memberiku uang saku sebelum kuraih tangannya untuk ku salami. Baru saja kulangkahkan kaki memasuki gerbang seseorang yang berasal dari sekolah yang sama denganku sudah menabrakkan diri di bahuku dengan keras namun hanya menimbulkan tubuhku sedikit terhuyung kedepan lalu kutatap bingung orang tersebut yang kuketahui adalah Altha. Tak urung ku perbaiki raut wajahku yang tampak terkejut melihatnya apalagi hanya mematung melihatnya tak percaya. Sedetik kemudian aku mulai sadar dengan gelagapan dan salah tingkah aku berjalan namun lagi-lagi aku jadi salah bertindak ketika kakinya Ia langkahkan mendahuluiku disusul dengan diriku yang melangkah kearah salah satu tempat duduk yang berada di koridor dekat lapangan tujuannya agar aku tak tersesat di hari pertama serta mengantisipasi jika saja MOS diadakan di lapangan dan juga menetlisir rasa gugup yang sedari tadi menyergapku.
Hari-hari MOS pun berlalu yang membuatku cukup geleng-geleng kepala dengan keinginan para panitia MOS yang menurutku banyak maunya tapi rasanya semua itu terbayar karena aku kembali bertemu dengan mereka semua ya siapa lagi kalau bukan Arland, Itha, Azka dan kembarannya serta Alga tapi... apa ini? Mungkin cuma mimpi ketika mata kami bertemu sorot matanya masih sama dia tetap Altha yang ku kenal bedanya dia sekarang lebih dingin dan entah kenapa punya banyak penggemar. Yah, dia benar-benar Altha kupikir mataku sudah rabun karena salah lihat hingga kontak mataku terputus ketika dua sejoli kasmaran ini membuatku mengeluarkan kata-kata sakral ketika terkejut " eh mati eh jatuh" lebih parahnya siswa-siswi yang kebetulan berlalu lalang di kantin depan mejaku memandangku dengan berbagai tatapan serta tingkah yang ingin mengeluarkan desisan tawa. Ingin rasanya ku terkam mereka atau menghujami mereka dengan pisau rasanya lebih menyenangkan tapi saat ku berbalik baru saja ingin ku lontarkan amarah dan makianku, "mati kutu" mungkin itulah kata yang tepat ketika mereka berlindung di balik punggung Altha.
Diriku seolah mati rasa, diriku seolah patung yang bernyawa wajahku rasanya mulai memanas melihatnya sedekat ini walaupun pakaiannya bisa dibilang layaknya siswa yang lainnya namun entah mengapa pesonanya begitu memikat diiringi dengan aroma mint yang begitu menyegarkan dan menenangkan ketika ia memandangku dengan datar tanpa ekspresi sama sekali lalu melewati ku begitu saja menuju ketempat duduk lain yang kosong untuk menunggu makanan pesanannya.
Entah ini keberapa kalinya ketika Azka mengejutkan ku kembali yang untungnya saja aku tak mengeluarkan kata-kata sakral ku kembali segera saja aku sadar dari pesona yang sempat datang di hadapanku mencari kedua cicak yang entah pergi kemana dengan dongkol ku mainkan makananku lalu
Azka berkata "Kagak mau makan? Daripada nganggur mending masuk di perut gue"
Dengan refleks kutoyor kepalanya lalu berujar "yeee gue yang beli ye kali lu yang makan"
"habis lu mainin aja tuh makanan kan kasihan kalo kagak dimakan"
"Yodah gue makan nih" Azka hanya membalas ucapanku dengan menepuk kepalaku lembut sambil cengingiran kemudian memakan makanannya juga.
Sekolah telah usai disusul dengan iringan waktu yang menunjukkan malam telah menampakkan diri ketika diriku masih fokus dengan buku novel ditanganku dan musik yang mengalun indah memenuhi indra pendengaranku melalui aerphoneku yang tersambung dengan handphoneku. Perhatianku teralihkan ketika dering pesan dari orang yang tak kuketahui siapa karena sisanya sudah ku matikan pemberitahuan pesan ( kok gue jadi jahat? Budu lah)
P
Ya? Siapa?
Altha.
Ohw
Heh?
SeriusHmm
Hehehe hmm
Ada apa?Ulah azka. Keberatan?
Ngak sih hehehe
Hm
Iya ehehehe
Sumpah demi apapun hari itu adalah hari bahagia aku sampai-sampai teriak yang tentunya diredam oleh bantal agar kedengaran sampai luar. Wajahku sudah cukup memerah akibat bahagia yang membuncah diriku, mungkin aku sudah gila itu yang ku pikir hingga Ayah masuk membuatku gelagapan harus apa karena saking senangnya lupa jika sewaktu-waktu orang akan masuk karena pintupun tak ku kunci. Ayah masuk karena lupa mengambil kunci lemari yang memang ia lupa di atas meja belajarku kemarin. Ayah memandangku heran namun hanya kutanggapi dengan cengiran yang lumayan aneh menurutku Ayahpun beranjak pergi setelah menggelengkan kepalanya entah karena cengiran anehku atau kondisiku yang berantakan layaknya sudah berkelahi dengan macan saja.
_______________________________________
Oke guys,
Gue ngk tau mau bilang gimana lagi rasanya gue dah gila ngarang cerita sendiri😂 gue ngk maksud berenti tengah jalan kok cuma gue kehabisan akal mau lanjutin gmana biar nyampe di konfliknya dengan cepat, aman, selamat, sentosa 😂😂😂 lupakan gue cuma lagi gabut jadi kek gini...dasar aku
From,
Someone
KAMU SEDANG MEMBACA
IRIDESCENT
Teen FictionBukan sinar yang tak memihak tapi tujuan yang memihakkan sinar. Bukan hujan yang memisahkan terik namun asumsi yang membuatnya tak mampu disandingkan. Tanah dan daun berbeda namun ketika kepercayaan yang membuatnya sama apalah daya sebatas omongan y...