|2|

65 28 2
                                    

Alan Walker - Lily

Happy reading:)

×××××

"Freya, apa kamu mendengarkan bapak?" Tanya Pak Dendi, guru Bahasa Indonesia. Yang otomatis membuat semua pasang mata menatapnya dengan mengernyit heran.

"Eh. Maaf pak." Freya pun menunduk merasa bersalah karena tidak memperhatikan pelajaran Pak Dendi sebab terlalu keasyikan melamun.

"Yasudah, dengarkan dan jangan melamun lagi." Dan Freya pun hanya mengangguk lalu menunduk lagi.

Ternyata diluar jendela kelas Freya, Andra menyimak percakapan Pak Dendi dan Freya lalu tertawa kecil. Dan langsung mengirim pesan untuk ukhtinya, hehehe.

Karena mendengar notif pesan masuk membuat fokus Freya pun buyar. Sambil tengok-tengok ke depan,takut tiba-tiba pak Dendi memergokinya sedang bermain ponsel.

Si Rese.
Diomelin pak Dendi Gara-gara mikirin andra ya?😂.

                     Freya.
Apasi.

Si Rese.
Hayooo ngaku aja ukhtii😂.

Freya.
Mksd.

Dan setelah itu Freya langsung mematikan ponselnya dan fokus pada pelajaran di depan.

×××

"Frey, kantin yuk." Ajak Sisil. Freya hanya terdiam. Dan hal itu membuat Sisil heran, pasalnya sejak pelajaran terakhir selesai Freya hanya melamun saja, entah apa yang ia pikirkan.

"Frey, hey kenapa?" Freya tetap terdiam. Dan Sisil pun mengguncangkan tubuh Freya yang sampai sekarang masih saja melamun.

"Hah? Oh iya Sil, kenapa?" Jawab Freya terkejut. Sisil pun memutar mata jengah.

"Harusnya gue yang nanya gitu ke lo. Lo kenapa?" Ucap Sisil khawatir. Dan Freya pun hanya menggeleng lalu mengalihkan topik.

"Ayo Sil kita ke kantin aja, laper gue." Dan dalam sekejap ia bisa merubah mimik wajahnya yang tadinya murung menjadi se senang ini.

"Huh. Daritadi kali gue ngajakin lo ke kantin, tapi lo nya malah bengong. Mikirin apa sih lo?" Freya hanya menggeleng seraya tersenyum.

"Udah ah keburu bel nih."

Kriiing...

"Tuh kan Reyaaa, gara-gara lo. Besok traktir pokoknya." Dan Freya hanya menggaruk tengkuknya yang sebenarnya tidak gatal.

×××

Tidak bertemu Andra seharian ini membuat Freya merasa 'tenang',sebab tak ada yang mengganggu nya. Karena hal itu disepanjang koridor Freya memasang senyum termanisnya.

Tetapi senyumannya seketika luntur melihat Andra tiba-tiba berdiri dihadapannya sambil memasang senyum yang terlihat sangat bahagia.

"Assalamualaikum ukhti, kangen ga sama Andra?"

"Waalaikumussalam, dih ngarep banget gue kangenin." Ucap Freya sinis. Dan Andra hanya tertawa kecil menanggapi hal itu.

"Ukhti, pulang bareng lagi yuk?" Ajaknya,ia pun tersenyum riang. Freya hanya diam tak membalas perkataan Andra.

"Ukhti? Mau gak?" Andra pun bertanya lagi. Tetapi Freya tetap diam. Sebenarnya Freya mendengar ajakan Andra untuk pulang bareng, tetapi ada seseorang yang membuatnya mengabaikan ajakan itu.

"Wey!" Andra pun menegur Freya lagi. Dan ya, Freya tersadar kembali. "Ayo ndra,tadi lo ngajak gue pulang bareng kan?" Andra yang awalnya terkejut langsung menarik pergelangan tangan Freya menuju parkiran.

"Heh. Siapa yang ngijinin lo megang tangan gue?!" Freya langsung melepaskan genggamannya dan berjalan menuju parkiran. Melihat hal itu Andra tertawa kecil dan mengikuti langkah Freya menuju parkiran.

×××

"Alhamdulillah, sampe juga." Ucap Andra sembari melepaskan helm nya. Freya pun melakukan hal yang sama. Setelahnya Freya langsung ngacir masuk ke dalam rumahnya, tapi sebelum Freya menjauh Andra memegang pergelangan tangan Freya.

Hal itu membuat Freya kesal dan melototi Andra. Andra yang melihat itu langsung tertawa keras. Dan semakin membuat Freya kesal padanya.

"Ukhti.. yaampun." Andra terus saja tertawa dan Freya terus mencubiti Andra sampai Andra minta ampun.

"Udah Frey udah." Eh-- tunggu dulu,ini pertama kalinya Andra menyebut 'Freya' bukan 'ukhti'. Hal itu membuat Freya sedikit terkejut dan menghentikan cubitan mautnya. Dan setelah itu keheningan melanda mereka. Hanya terdengar ngos-ngos an nya Andra karena terlalu lelah tertawa.

"Haduh ukhti,cubitan nya mantep juga." Andra mengacungi jempol sembari meringis. "Mau lagi gak ndra?" Freya menyunggingkan senyum evilnya.

"Widih ukhti udah mulai modus ya sama Andra." Freya memutar jengah. Dan tanpa mengatakan apapun Freya langsung ngacir masuk kerumahnya, dan lagi-lagi ia ditahan oleh Andra.

"Apalagi sih astagaaaa." Freya pun kesal. "Gak bilang makasih nih?" Andra menaikkan sebelah alisnya. Freya menunduk malu, tapi setelahnya ia memasang muka jutek "makasih." Dan masuk kedalam rumah tanpa menunggu balasan dari si rese itu.

×××

Melamun sepertinya sudah menjadi hobi baru Freya. Pasalnya hampir setiap hari Freya ditegur oleh guru karena terus-terus an melamun.

Kali ini mungkin terlalu sering melamun, Freya pun dihukum membersihkan koridor kelas 11 sendirian. Camkan itu sen-di-ri-an. Koridor yang panjangnya seperti dari bukit safa ke bukit marwa. Gak sih yang itu bercanda hehe.

Sejak tadi, Freya tak henti-hentinya mengepel koridor, pasalnya banyak anak laki-laki yang bolos mondar-mandir melewati koridor itu.

"Gak liat apa orang cantik lagi ngepel? Kok mondar mandir! Pasti mau modusin gue nih." Freya menggerutu kesal.

Saat koridor sudah lumayan sepi Freya cepat-cepat melanjutkan kerjaannya itu. Tapi saat sudah selesai, ada lelaki yang dengan wajah sok cool nya itu lewat tanpa merasa bersalah. Freya icemosi. Ia pun meneriaki lelaki itu, lelaki itu hanya menoleh dan dengan muka 'bodo amat' nya itu ia terus melanjutkan langkahnya tanpa memperdulikan Freya yang sudah kesal setengah mati padanya.

"Sabar Frey sabar. Orang sabar banyak yang naksir." Gumamnya dan melanjutkan hukuman nya, lagi.

×× Why Him? ××

Vote comment yaaaaa >3
Viraaaaz.

Why Him? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang