04,5

15 3 0
                                    

Happy reading!

×××

Davina squad-- siapa yang tidak mengenal mereka? Geng yang berisi 3 orang ini terkenal dengan visual yang cantik. Davina squad diambil dari nama ketua geng tersebut, Davina Syailendra-- cewek dengan rambut bergelombang ini merupakan anak dari ketua yayasan di sekolah ini, gadis itu terkenal dengan banyak kemauan. Apa yang Ia mau akan selalu dituruti atau tidak? Lihat saja apa yang gadis itu lakukan setelahnya. Dua orang lainnya bernama, Fania Amanda dan Eloona Prissa-- kedua gadis yang tak kalah cantik dengan Davina ini merupakan anak dari donatur terbesar di sekolah ini.

Saat ini mereka bertiga memasuki area kantin, dan melihat sepertinya tempat duduk biasa mereka duduki telah diduduki orang lain. Tentu saja Davina begitu kesal, sekumpulan gadis itu visualnya terlihat menonjol. Ah apa ini? Apa Ia takut kalah saing? Haha entahlah.

Brak!

Davina mulai menggebrak meja, membuat keempat gadis itu terlonjak kaget.

"Minggir lo semua!" ucap salah satu gadis tadi, Eloona namanya-- biasa dipanggil Loona.

"Apa hak kalian? Kita belum selesai makan jadi gak mau pergi!" tegas Anette.

"Oh gitu ya? Emangnya, lu semua gak tau siapa kita?" tanya Devina jangan lupakan tatapan sinisnya pada mereka.

"Gak, dan gak mau tau!" bukan Anette, tapi Syeline. Sebenarnya dia tau siapa mereka, tapi ya dia menganggap gak kenal pada mereka.

"Lu adeknya Arga kan?" kata salah seorang dari mereka lagi, Fania namanya.

"Kalo iya kenapa? Kalo enggak kenapa? Gak suka?" sinis Syeline.

"Oh jadi gini kelakuan adiknya? Yaampun sebelas dua belas sama abangnya ya," kata Davina dengan sedikit dibuat-buat.

"Pantes Arga nolak lo, bagusan deh tuh anak nolak lo depan umum," kata Syeline yang kini dengan smirknya, "orang sifat lo kayak gini, mana mau abang gue sama lu? Cih" lanjutnya dengan cibiran pedas, Seisi kantin mulai tertawa mendengarnya.

Davina hanya menggertak rahangnya keras, belum ada yang berani dengannya. Emosinya sudah meluap, gadis itu kini melayangkan tangannya. Tapi, belum sempat mendarat di pipi mulus Syeline. Arga datang dan menahan gadis itu, memang insting kakak beradik ini sama seperti insting anak kembar-- selalu terhubung.

"A-Arga?" kaget gadis itu,

"Gue peringatin sama lu, jangan ganggu adik gue sama temennya." peringatnya

Davina tersenyum miring,"Kalo gak mau gimana?" katanya.

"Kalo gak mau?" ulang Arga sambil tersenyum miring, "nasib lu kayak gini," Arga memutar tangan Davina membuat gadis itu meringis kesakitan.

Davina anak karate, tapi sayang-- dia jarang sekali masuk. Jadi, dia tidak bisa melawan jika mendadak seperti ini. Arga juga tega memutar tangan gadis itu karna seingatnya Davina jago bela diri, ya walaupun gak jago banget.

"Kak, lepasin. Gaenak diliat semua orang," ucap Andira yang sedari tadi menonton. Seisi kantin bahkan Syeline dan yang lain seketika lemas, tontonan mereka akan berakhir.

Arga melirik Andira, tatapan gadis itu terlihat khawatir. Ah ya, Arga pernah bilang bahwa Ia menyukai Andira bukan? Jadi dia melepaskan tangannya dari Davina.

change.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang