02,5

16 8 2
                                    

Happy reading!

× × ×

--gadis itu sudah sadar dari lamunannya. Sambil memegang pipinya dia pergi menuju tempat tadi untuk bertemu dengan teman-temannya. Dia masih belum bisa melupakan kejadian tadi menurutnya itu adalah hal yang sangat menyebalkan.

"Kenapa lu?" kata Tania menanyai Andira saat gadis itu sampai.

"Gak apa-apa"

"Muka lu suram gitu abis diapain neng,?" kata Anette tersenyum.

Deg,

"Eh gak apa-apa kok tenang aja tadi cuma ada sedikit hukuman" jawabnya alasan, padahal-- jelas sekali itu hukuman yang besar baginya.

"Yakin?bilang aja Dir, kalo lu dihukum berat" kata Sheline khawatir.

"Enggak kok gue cuma dikasih hukuman sedikit" yap! Andira sudah mulai menggunakan gue-lu dihadapan mereka.

"Oh,oke-- yaudah dengerin deh itu makhluk lagi ngomong, biar gak ada yang di hukum lagi" kata Tania menyudahi percakapan ini.

× × ×

--kali ini mereka sangat fokus dan tiba saatnya untuk para peserta mos pulang ke habitatnya [gak].

"Eh gue mager balik dah tapi harus balik, gimana dong?" ucap Tania gadanta.

"Mati aja lu sana-- Na," balas Syeline sambil memutar matanya malas.

Sedangkan Tania? Dia hanya cekikikan gak jelas.

"Eh gue duluan ya," pamit Andira yang langsung dibalas anggukan mereka,

× × ×

Gadis itu pergi menuju parkiran dan langsung pergi melintasi jalanan yang ramai-- gak, dia gak langsung pulang. Gadis itu pergi menuju sebuah butik yang lumayan terkenal, memasuki ruang pribadi yang tidak boleh dimasuki siapapun.

Krek..

Pintu terbuka dan menampilan seorang wanita tua, tetapi wajahnya tidak setua umurnya.

"Bun," sapa gadis itu pada orang yang sepertinya-- ibunya?.

"Oh Bunda kira kamu gak dateng" katanya saat pintu tersebut terbuka dan menampilkan gadis yang sedang tersenyum itu.

"Tadinya sih gak bisa kesini, karna Dira males hehe"kata gadis itu sambil nyengir.

"Oh gitu capek banget kayaknya-- duduk dulu deh, bunda pesenin buble tea dulu ya" kata wanita paruh baya itu sambil menyalakan power on pada handphone yang Ia genggam dan membuka aplikasi untuk memesan makanan.

"Yey! Thank you bun,"

"Urwell sayang" balas bunda.

--tak lama kemudian, pesanan datang. Tapi, diantar oleh sekretaris Novia. Setelah sekretarisnya pergi-- Novia mulai mengambil sebuah kertas dengan sketsa yang sederhana tetapi begitu elegan.

"Eh? Ini bagus bun, tinggal tambahin motif di beberapa tempat aja" komentar Andira

"Iya tapi-- bunda ragu deh sama sketchnya,"

"Ragu kenapa? Ini udah bagus kok tinggal tambah motif. Gaunnya juga elegan jarang banget dipake orang." komentar gadis itu lagi sambil tersenyum manis.

change.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang