🌺tentangnya

2.2K 236 4
                                    

Gak bosen buat ingetin kalian buat klik bintang pojok kiri bawah supaya ue semangat buat lanjutin cerita ini.


Kumohon Jangan menangis, karena aku tidak

disana untuk menghapus air matamu.

~oh sehun~

Matanya mengerjap menyesuaikan cahaya yang masuk pada kedua obsidiannya, cahaya itu berasal dari sebuah jendela yang cukup besar.

Rasa pening menjalar di kepalanya, sontak tangannya terulur untuk meredakan pening yang ada.

Ia meringis kala rasa pening itu tak kunjung reda, ia memejamkan mata untuk menetralisir rasa pening. Melirik sekeliling, dan mengernyit bingung kala netranya menelisik ruangan serba putih dengan bau obat obatan dengan pandangan bingung, ia mengernyit saat hanya ada dirinya sendiri disini.

Seketika bayangan oh Sehun terlintas di pikirannya, tentang kejadian semalam?, Penjahat itu? Alisa pusing memikirkannya.

"Kenapa kau selalu membuatku terbangun seakan itu adalah mimpi".

Ia bergumam, seraya meringis pelan kala ia membuka bibir maka akan terasa sakit, ia lupa, sudut bibirnya robek semalam. Katakan sekarang, apakah Alisa sedang bermimpi?, Jelas ini bukan sebuah mimpi. Mimpi apa yang akan melukai si pemimpi sampai seperti ini.

"Hiks...hiks...hiks.. ".

Ia menangis, dalam ruang hampa ini, tak ada seorang pun yang dapat melihatnya menangis disini, tangisnya semakin kencang meratapi keadaanya yang menyedihkan, oh tidak, malangnya dirimu.

"Kau sudah bangun".

Sontak Alisa menghentikan tangisnya,mengusap lelehan hangat itu dengan sedikit kasar, terlihat seorang lelaki berjalan menghampirinya, lelaki itu terlihat....  Eum tampan.

Alisa tak punya waktu untuk mengagumi ciptaan Tuhan yang paling sexy ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Alisa tak punya waktu untuk mengagumi ciptaan Tuhan yang paling sexy ini. Karena ia sibuk mengusap air mata agar tak nampak terlalu menyedihkan.

"Siapa kau??".


Dengan suara parau Alisa menatap heran pria disampingnya, Alisa tak mengenalnya ataupun bertemu dengannya.

Ia bangkit untuk duduk dan menyandarkan punggungnya pada dasboard brankar.

"Varrel".


"Huh?".

"Varrel jovano aldric".

Varrel mengulurkan tangannya kehadapan alisa, dan disambut wajah bingung Alisa dengan air mata yang terlihat mengering, membuat Varrel terkekeh dibuatnya, lantas Varrel menurunkan kembali tangannya.

L O V E     S H O T Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang