🌺sweet but psyco

1.9K 184 6
                                    

Vote and comment yorobun
Kalo ada typo maafkan hamba

buona lettura
°
°
°
°

Sehun mengerjapkan matanya berkali kali, memastikan apakah dihadapannya adalah Alisa ataukah fatamorgananya saja.

Alisa memalingkan wajahnya, menatap pada kaki Sehun yang terluka, Alisa mengusapnya, masih ada pecahan beling disana.

Sehun meringis saat luka itu masih terasa perih, Alisa memperhatikan sehun, bagaimana pemuda itu menahan perih pada kakinya.

Alisa meringis saat berusaha mengeluarkan pecahan kaca, Sehun sendiri meremas karpet yang didudukinya untuk menyalurkan rasa perih.

Setelahnya, Alisa bergegas mengambil kotak p3k dan sebaskom air hangat, untuk membersihkan luka Sehun, sebenarnya apa yang dipikirkan pemuda itu, melakukan hal yang membuat orang kesusahan, jujur saja Alisa khawatir pada keadaan pemuda itu.

Setelah datang membawa sebaskom air dan p3k, Alisa memeras kapas yang sebelumnya ia celupkan kedalam air hangat dan mulai membersihkan luka pemuda oh.

Kali ini Sehun sama sekali tidak meringis, ia sibuk memperhatikan wajah gadis yang sedang mengobatinya, bagaimana bibir itu bergetar, ia tak ingin kehilangan gadis itu, seakan jika ia berkedip Alisa akan hilang dari penglihatannya.

Gurat khawatir Sehun lihat dari wajah Alisa, bagaimana gadis itu sesekali meringis saat tangan mulusnya mengobati luka Sehun.
Gadis itu hanya sibuk mengobati tanpa ada kata yang meluncur dari bibir kissable miliknya.

Pemuda itu terheran dan senang disaat yang bersamaan, gadis itu masih disini cukup membuat Sehun senang bukan kepalang, yang menjadi tanda tanya adalah kenapa gadis itu masih disini? Bukankah Alisa mengatakan jika...jika ia akan hilang dari kehidupan Sehun.

Sibuk dengan pemikirannya hingga tak terasa Alisa sudah selesai dengan kegiatannya, dilihatnya kaki dan tangan yang Sehun pakai meninju dinding sudah terperban dengan sempurna, gadis itu masih bungkam seakan bibirnya dilapisi perekat. Sehun hanya memperhatikan, sampai gadis itu hilang dibalik pintu.

Sehun menghembuskan nafasnya, ia berdiri dan melangkahkan dirinya ke kasur setelah itu ia merebahkan tubuhnya yang sangat lelah, Sehun pikir ini lebih lelah dibanding menghabisi nyawa para bedebah sialan yang Sehun hadapi.
Luka pecahan beling tak seberapa mengingat ia sudah sering terluka di Medan perang,ia lelah, bukan hanya fisik tapi...juga hati, sama halnya dengan Alisa.

Sedetik sebelum mata pemuda itu tertutup, ia mendengar langkah kaki seseorang, lantas pemuda itu membuka kembali matanya dan terkejut melihat presensi seseorang yang dicintainya, Alisa.

Sehun pikir gadis itu akan pergi, gadis itu akan meninggalkan sehun dan ia pikir gadis itu tak akan pernah kembali.

Tapi nyatanya Alisa berjalan membawa nampan berisi sup serta segelas air mineral.

Sehun bangkit dari tidurnya dan menggantinya dengan duduk seraya menyenderkan punggungnya pada kepala ranjang, sedangkan Alisa meletakkan nampan berisi sup di nakas dan menyeret kursi kerja pemuda itu dari mejanya.

"Kau harus makan, kau belum mengisi perutmu".

Sehun tak menjawab masih memerhatikan gadis itu, seakan tak percaya sosok Alisa berada di hadapannya, bubur itu baru saja Alisa hangatkan tadi, karena terlalu lama didiamkan.

"Aku akan menyuapimu".

Alisa mengaduk sebentar sup ayam itu dan mulai mengarahkan kedepan mulut Sehun, dan dengan senang hati Sehun melakukannya, bahkan pandangannya masih lurus pada Alisa , sampai sup ayamnya habis.
Apa Sehun berubah menjadi orang dungu sekarang?

L O V E     S H O T Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang