Chapter 1 : Aku Prananta Kusuma

27K 515 75
                                    


"Jika cinta adalah perjalanan maka aku bagian dari itu"

Jakarta, entah di bagian mananya
18.47 WIB
~Prananta Kusuma~


***************

Waktu masih sangat pagi ketika aku memulai hariku. Seperti biasa, Senin adalah hari yang sangat sibuk buatku karena setiap pagi Senin aku memulai hari dari rumahku yang berada di Timur Jakarta. Ya, setiap weekend aku pasti pulang ke rumah. Tapi jika weekday aku tinggal di kost dekat kantorku.

Oh iya...perkenalkan namaku Prananta Kusuma, biasa dipanggil Nanta seorang karyawan swasta di bilangan Senayan yang sangat mencintai pekerjaannya. Aku seorang pria jawa walaupun menurut orang yang kenal padaku aku lebih terlihat seperti keturunan Tionghoa karena mataku yang sedikit sipit dan kulitku yang putih bersih. Perawakanku tidak kurus bahkan cenderung gempal (bukan gendut ya) dengan tinggi 172 dan berat badan 73 (belum ideal sih sebenarnya berat badanku itu tapi yang jelas aku pelukable..hahaha...) Aku bukan type pria yang gemar menghabiskan waktu di pusat kebugaran karena menurutku sangat membosankan melakukan aktivitas olahraga di dalam ruangan. Aku lebih suka lari seperti lari pagi atau sore. Aku sering menghabiskan soreku di Senayan selepas jam kantor dengan aktifitas lari yang sudah aku lakukan dua tahun belakangan ini.

Tahun ini tepat usiaku 40 tahun, statusku masih lajang. Ya lajang karena aku belum pernah kawin (belum menikah sih tepatnya, kalau kawin kayaknya....tuuut...sensor...hahaha).

Ada satu alasan kenapa sampai ini aku masih sendiri. Bukan karena tidak ada wanita yang suka kepadaku tapi lebih kepada hasratku yang tidak mau menarik kondisi seorang wanita masuk dalam pusaran hasrat birahiku. Ya aku tidak terlalu tertarik dengan wanita sejak pertunanganku dengan Lestari kandas setelah kecelakaan yang merenggut nyawanya dalam perjalananya ke Bandung 10 tahun lalu, ditambah lagi hasrat ku juga lebih tertarik kepada lelaki. Ya aku pencinta sesama jenis, bukan seorang homoseksual tapi aku seorang Gay (aku lebih memilih diksi "Gay" karena lebih terkesan tidak hanya berurusan dengan hasrat seksual semata).

******

"Pagi Pak Prananta, saya sudah di depan rumah ya Pak" sekilas aku baca pesan di aplikasi online ku.

"Iya Mas Angga, saya keluar" balasku

Pagi ini aku memang memesan taksi online karena hari masih pagi dan jalanan Jakarta belum terlalu macet.

"Senayan ya Pak?" Mas Supir online berbasa basi padaku.

"Iya Mas" jawabku singkat.
 
Sekilas kuperhatikan cukup manis mas mas di depanku ini. Deretan giginya rapih, dengan postur yang tidak terlalu kurus dan ramah orangnya. Usianya mungkin sekitar 35 tahun tapi pagi ini aku tidak tertarik untuk memulai percakapan dengannya.

"Mas mohon maaf saya boleh tidur ya, nanti kalau sudah sampai di sekitaran Dukuh Atas tolong dibangunkan" kataku.

Sengaja aku menghemat energi ku karena ini Senin dan sudah terbayang aktifitasku akan seperti apa nanti di kantor.

"Silahkan Pak" jawab nya masih dengan suara yang ramah.

******

Entah sudah berapa lama taksi onlineku berjalan dan yang aku rasa aku sudah cukup lama tertidur. Aku terbangun ketika suara Mas Angga supir online ku membangunkanku. Ah sudah di dukuh atas ternyata dan sebentar lagi akan sampai di kantorku.

Aku membayar ongkos taksi onlineku sesuai dengan harga yang tertera diaplikasi dan tidak lupa dengan memberinya sedikit uang tambahan untuk jasa mengantarku dan senyum manisnya pagi ini.

Aku dan Mas RahmatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang