Chapter 26 : Para Lelaki Yang Terluka

5.1K 213 17
                                    

Sudah kubilang jangan mengatakan cinta
Sudah kubilang jangan mengatakan sayang
Sudah kubilang jangan mengatakan rindu
Percuma kau ungkapkan itu semua
Bila hati masih mendua
Dan jiwa masih meragu

Jakarta, 11 Juli 2009
07.20 WIB

~Danar~

"Sudah pagi ternyata dan Nanta tidak pulang" gumam Mas Danar sambil mengusap matanya dan bangun dari sofa.

"Hari ini adalah ulang tahun Nanta dan dia tidak ada disisiku. Harusnya aku bersama dia sekarang. Tapi aku terlanjur kecewa" batin Mas Danar sambil membuka tirai jendela ruang tamu.

Mas Danar menarik nafas berat dan kembali duduk di sofa. "Terjadi lagi, setelah Sisca menghianatiku, menghianati rencana indah kami untuk memasuki gerbang perkawinan, sekarang Nanta. Orang terdekatku. Orang yang sudah kuanggap sebagai belahan jiwaku. Aku sama sekali tidak bisa membayangkan hal ini. Kepercayaan ku sudah diinjak-injak olehnya" Mas Danar membatin.

"Tapi siapa laki-laki itu. Kalau aku perhatikan sepertinya usianya masih dibawah Nanta. Masih muda dan gagah"

"Ah....biarkan saja. Aku sudah tidak perduli dengan semua itu. Aku hanya ingin penjelasan dari Nanta, mengapa ini bisa terjadi. Itu saja" Mas Danar berguman sambil menutup matanya.

******

Ini hari ketiga setelah pertengkaran kami. Aku sengaja tidak pulang ke rumah Mas Danar di Slipi tapi aku kembali ke rumahku di Timur Jakarta.

Ya...rumah adalah tempat terbaik untuk jiwa petualang sepertiku. Tempat dimana aku bisa berkata "PULANG".

Aku juga mengambil cutiku yang masih tersisa. Sehingga aku bisa dengan leluasa " bersemedi" di rumah. Ayah ibuku juga tidak banyak bertanya kenapa aku tidak beraktifitas beberapa hari ini.

Telephone dan sms dari Jeff juga aku abaikan. Aku benar-benar menghindari urusan dengan dunia luar. Hanya beristirahat saja di rumah. Besok sudah weekend dan aku pun membatalkan semua rencanaku di weekend ini.

Aku sengaja menghindar dari Mas Danar. Bukan tindakan yang gentleman memang karena aku lari dari masalah. Tapi aku benar-benar merasa hancur dan malu bila harus bertemu dengan Mas Danar. Aku tidak tahu harus memulai dari mana untuk memberikan penjelasan.

******

Sementara itu ratusan kilometer dari Jakarta, dua orang lelaki sedang terlibat pembicaraan serius, canggung dan kaku.

" Maaf Mas Danar...jujur saya sama sekali tidak tahu kalau Mas Nanta itu sudah memiliki pasangan. Selama ini saya mengganggap Mas Nanta itu single dan hanya saya kekasihnya" Jeff bicara dengan gugup.

"Kamu mencintai Nanta?" tanya Mas Danar.

Jeff terdiam seribu bahasa. Hanya menganggukan kepala.

Mas Danar melempar pandangannya keluar dari restaurant, menatap orang yang lalu lalang di luar. Malioboro cukup terik siang ini.

"Kalau Jeff memang cinta dan sayang ke Nanta. Tolong tinggalkan dia. Nanta ada yang punya Jeff..
SAYA.....!!!" suara Mas Danar terdengar tegas sambil menatap tajam ke arah Jeff.

"Jadi tolong Jeff....!!!" Mas Danar berdiri, meninggalkan Jeff yang hanya terdiam sambil mengaduk kopinya.

******

"Pulang...kita harus bicara...!!!" sms dari Mas Danar hanya aku baca.

Ya, sudah satu minggu ini aku tinggal di rumah, tidak kembali ke rumah Mas Danar.

Aku dan Mas RahmatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang