Few moments later
Jennie's POV
"Lisa yaa!! Hey!! Stop!! Aku bilang berhenti!! Hey!!!"
Ku kejar dia dengan kecepatanku yang berkali lipat darinya, kutarik tubuhnya kedalam sebuah gang kosong, kuhempaskan tubuhnya kedinding gang itu. Ku lihat matanya tak henti meneteskan air mata, tubuhnya bergetar.
"Si.. siapa kamu sebenarnya?? Dimana jennie unnie ku??"
"Aishh maafkan aku Lisa, tapi kau ini benar-benar merepotkanku. Maaf lagi-lagi aku harus menghapus ingatanmu?"
"Aa..apa maksudmu.. yaaa!!!" kata-katanya terputus ketika aku tiba tiba merangkul wajahnya dengan kedua tanganku dan menatap matanya dalam-dalam, mencoba untuk mengcompelled dia
"Lupakan kejadian aneh di club tadi, kau memang menyusulku tapi kau hanya mendapati aku sedang mabuk didepan bartender."
Lisa menatapku bingung
"Ke..kenapa aku harus melupakan itu??" kata-katanya membuat mataku melotot, aku kaget bukan main, kenapa compelledku kali ini tidak berfungsi padanya? Aku ulangi lagi, ku genggam kepalanya dan menatap matanya dan kali ini lebih focus.
"Lalisa manoban, kau lupakan semua diclub tadi, kau menyusulku dan mendapati aku sudah mabuk disana. Kau mengerti??"
"Yaa!!!! Apa kau ini gila Jennie?? Bagaimana bisa aku melupakan kejadian yg mengerikan tadi, dasar kau benar-benar gila!! Entahlah mahkluk apa yg merasukimu. Sebaiknya aku harus melaporkan ini pada yg lain." Katanya sambil beranjak pergi, tapi dengan cepat kutahan
"Heyy.. kumohon jangan katakan pada siapapun Lisa ya.. aku mohon.. aku janji akan menceritakan padamu semuanya, aku tak mengerti kenapa compelledku tidak bekerja padamu, padahal aku bisa membuat semuanya kembali seperti semula. Tapi kumohon Lisa, jangan katakan pada yg lain, aku mohon"
"bagaimana aku bisa mempercayai kamu? Apa kamu bisa berjanji tidak akan melukaiku sama seperti yg kau lakukan tadi pada nayeon temanmu sendiri??"
Flashback on
Lisa's POV
Jennie tidak tau kalau aku hanya pura-pura tidur tadi, sebenarnya aku sudah mengantuk, tapi aku melihat gerak-geriknya sangat aneh daritadi, seperti ada sesuatu yg ingin dilakukannya tapi dia menunggu aku tidur, jadi terpaksa aku pura-pura tidur dan sambil mengintip dia memakai hoodie dan berbagai alat penyamarannya. Aku mengikutinya sampai diclub yg tidak jauh dari hotel kami, aku duduk agak jauh darinya, dia duduk didepan bartender sedangkan aku duduk di sofa, agak lama aku memantaunya, dia sedang berbincang dengan seorang wanita yg memakai masker juga, aku mencurigai gerak-gerik mereka, hatiku terasa panas melihat Jennie yg sangat genit pada wanita itu. Setelah sekian lama menunggu aku melihat wanita itu berjalan sempoyongan menuju wc, dan Jennie mengekornya sambil tersenyum, sungguh aku sangat ingin melihat apa yg akan mereka lakukan di wc, aku tak tahan lagi, ditambah aku sudah sedikit mabuk karena aku juga sempat meminum beberapa gelas tadi, aku langsung mengejar mereka di wc, aku masuk diam-diam, aku lihat dari bayangan di cermin, mereka tak mengunci pintu dan sungguh aku terdiam mematung dan masih mencerna apa yg kulihat, aku melihat Jennie seperti vampire yg menghisap darah dari leher wanita itu, aku ketakutan sampai menjadi bisu, kakiku tidak bisa digerakan saat Jennie melepas taringnya dari leher wanita itu, lalu masker wanita itu jatuh.
"Na..Nayeon!!" kata Jennie
Aku seperti mendapat kekuatan, aku langsung berteriak minta tolong.
"Yaa!! Toloooong!!"

YOU ARE READING
Jenlisa: THIRST
Fantasy"All i want, is blood. your blood." Jennie Indonesian language #slowupdate