Uno-Carnelian

133 7 0
                                    

Hari ini merupakan hari tersial bagiku. Bagaimana tidak,pertama. Aku bangun kesiangan sehingga aku datang terlambat ke kampus, Kedua. Tugas kampus harus ketinggalan dirumah, Ketiga. Aku harus berurusan dengan dosen yang terkenal killer di kampus. Seakan belum cukup sampai disitu,aku yang sudah kelaparan harus menahan rasa laparku karena dosen sialan itu menambahkan jam kuliah..

"Sialan banget nihh dosen.. Pake acara nambah-nambah jamkul seenak jidat dia. Gak tau apa gue udah lapar dan cape banget dengerin dia ngoceh-ngoceh sampe panas nihh kuping gue." Gerutu ku.

"Yaelah Ar, emang lo aja apa yang ngerasain, gue juga kali." Gumam Anggi sahabatku.
"Kalau gak karena cita-cita gue yang pengen jadi psikolog,ogah banget gue masuk matkul tu dosen Nggi."

"Udah lah Ar, paling gak lama tu dosen bakal keluar."
Gak lama setelah Anngi bilang begitu dosen tersebut mengakhiri materi yang diajarkan kemudian keluar dari kelas.

Kemudian aku dan Anggi bergegas untuk segera ke kantin untuk mengisi cacing-cacing di perut yang telah berdemo sedari tadi.
"Lo cari tempat aja, biar gue yang pesankan makan dan minum buat lo." Kata Anggi Sesampainya kami di kantin.

Kemudian aku pun mencari tempat selagi menunggu pesanan.
"Ni pesanan lo." kata Anggi yang tiba-tiba sudah kembali bersama pesanan kami.
"Lama banget sih lo, gue udah laper banget tau gak sih." Gerutuku sambil memakan makananku.

"Oh iya, hampir aja gue lupa." Sentak Anggi tiba-tiba.
"Lupa apaan?"
"Lo besok malam nanti sibuk atau ada acara gak?"

"Kayanya sih gak ada. Emang kenapa?"
"Bisa gak temani gue nonton konser CNCO?. Soalnya gue dapat 2 tiket VVIP. Tapi gue gak ada teman buat kesana. Jadi gue nawarin lo. Please mau ya Ar, lo kan sahabat gue satu-satunya yang gue punya."

"Oke lah gue mau. Lumayan buat refreshing otak gue yang mumet ini."
"Thanks bestie. Setelah ini kita harus shoping keperluan buat besok. Dan gue mau kita harus tampil memukau."

"Gak usah aneh-aneh deh Nggi. Gue gak mau ya kalau harus pake makeup apalagi heels dan dress."
"Udah lo tenang aja. Semua bakalan beres kalau gue yang handle. Sekarang kita ke mall dan belanja sepuasnya." Kata Anggi seraya menarik tanganku untuk ke parkiran.

"Nihh lo yang bawa mobil gue. Gue lagi mager nyetir."ucap ku sambil melamparkan kunci mobil padanya. Kemudian dia pun mengemudikan mobilku menuju mall.

•••••

Sesampainya di mall, kami pun mulai berkeliling keluar masuk boutique. Anggi yang lama sekali memilih baju dan sepatu buat kami nanti menonton konser membuatku bosan.

"Masih lama gak sihh lo milihnya." Gerutuku karena capek dan bosan.
"Yaelah sabar kali, gue masih bingung mau pilih yang mana buat lo." Ketus Anggi.

"Serah lo lahh... Ngikut aja gue mah." Pasrahku akhirnya.
"Lah tumben lo nurut, biasanya paling gak suka diatur atur lo." Bingung Anggi sambil menatapku.

"Karena gue mau tampil beda nanti, siapa tau gue dapat cwo disana yang bisa bantu gue buat move on." Lirihku ketika mengingat dia.

"Ar lo serius mau move on?. Akhirnya setelah 2 tahun lo stuck sama dia. " Kaget Anggi seraya memelukku dengan erat.

"Gue capek Nggi, terus terusan merasakan sakit karena kehilangan dia. Gue mau membuka lembaran baru untuk hidup gue."
"Gue akan selalu ada disamping lo Ar. Karena, gue sayang banget sama lo. Jadi lo jangan pernah merasa sendiri."

"Thanks so much Nggi. Gue juga sayang banget sama lo." Balasku sambil mengeratkan pelukan kami. Setelah beberapa saat, aku pun melepaskan pelukan kami. Dan Anggi akhirnya selesai memilih milih baju.

Kemudian kami pun segera membayarnya di kasir. Setelah itu akupun mengantarkan Anggi pulang kerumahnya setelahnya akupun melajukan mobilku untuk pulang kerumah.

•••••

Sesampainya dirumah, aku pun memarkirkan mobilku dihalaman karena di garasi telah penuh oleh mobil-mobil keluargaku. Saat aku membuka pintu rumah, aku dikejutkan oleh 2 bocah perempuan yang langsung memeluk pinggangku.

"Tiaa Arnel... Kami kangen banget sama Tia." Teriak Berlian & Bintang bersamaan. Mereka semua merupakan anak dari kakak-kakak perempuanku.

"Tia juga kangen banget sama kalian. Oh iya, dimana mama papa kalian?." Tanyaku pada mereka.

"Ehh anak mama sudah pulang ternyata. Masuk gihh, jangan didepan pintu. Semua lagi ngumpul di ruang keluarga. Buruan kamu bawa meraka kesana." Cerocos mama yang tiba-tiba muncul kemudian menghilang ke dapur.

"Yasudah ayok kita kesana sekarang,sebelum oma kalian yang cerewet itu ngomel." Ajakku pada semua keponakanku.
"Oma kita kan juga mamanya tia, nanti kita aduin loh ke oma,kalau tia ngolokin oma cerewet." Kata Berlian sambil menatapku.

"Ssttt... Diam kamu,, awas aja kalau kalian ngadu, nanti tia gak akan belikan ice cream sama cokelat lagi loh." Ancamku pada mereka.

Setelah itu aku pun membawa mereka semua keruang keluarga. Dan ternyata benar semua kakak adik dan orang tua ku sedang bersantai di ruang keluarga.

"Wihhh. Tumben ini lagi pada ngumpul semua disini emang lagi mau ada apaan?." Tanyaku sambil melangkahkan kaki ku untuk duduk disamping papaku.

"Emang gak boleh kita kumpul kumpul disini?." Sinis Charlotte kakak perempuan keduaku, mama dari Bhima,Berlian dan istri dari Dion Sandjaya.

"Yehh situ kok ngegas sihh.. Gue kan cuma tanya doang." Ketusku
"Sudah-sudah jangan mulai deh." Lerai Clementine kakak perempuan pertamaku, mama dari Bintang,Badai, Badar dan istri dari Danu Adinata.

"Gimana kuliahmu hari ini?. Apa ada masalah?." Tanya papa seraya merangkulku.
"Jelas lah pa. Tadi pagi aja dia telat ke kampus." Sambar Crystal adik ku.

"Nahh ini baru adik kebanggaan dan penerusku.." Bangga Calvino kakak laki-laki ku seraya menepuk bahuku.
"Oh jadi kamu Vino, yang selalu mengajarkan Arnel untuk terlambat?!." Jengkel mama yang langsung menjewer telinga Vino dari belakang.

"Jelas itu ma.. Dia kan si biang onar di rumah ini." Kompor Chiara kakak perempuan keempatku, mama dari Bagas,Bagus dan istri dari Damara Tjahrir.

"Aduduh.. Ampun ma, Vino cuma becanda doang. Lagian lo jangan jadi kompor dong Chiara!." Kata Calvino sambil memolototi Chiara.

"Makanya kalau ngomong itu jangan sembarang asal ceplos aja!." Nasehat mama.

"Udah lah, aku ke kamar aja. Capek baru pulang ngampus udah direcoki aja. Mending bocan aja lah gue." Kataku seraya bangkit dari sofa kemudian pergi ke kamar untuk ganti baju kemudian tidur karena kelelahan...












Tbc

Mi MedicinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang