Flashback-Carnelian

41 5 0
                                    

Pagi itu saat aku terbangun, aku merasakan sakit diseluruh tubuhku dan perasaanku yang begitu hancurnya.

Dan ketika aku melihat dia yang tertidur dengan nyenyak seraya memelukku begitu eratnya disampingku, membuat kebencianku padanya begitu mengakar.

Kemudian aku pun melepaskan pelukannya dan mencoba untuk segera pergi dari tempat terkutuk itu dengan tertatih tatih karena rasa sakit yang kurasakan.

Aku pun mencoba untuk menghubungi Anggi dan memintanya untuk menjemputku.

"Nggi. Can you pick me up right now."
"Of course. But where are you now?."

"I'll share my location to you."
"Okey." Setelah itu aku menunggunya beberapa saat. Hingga akhir nya Anggi datang menjemputku.

"Ar, what happen to you?." Cemasnya begitu melihat penampilanku yang begitu berantakan.

"I destroyed and it feels i'm going to die." Kataku dengan tangis yang tidak bisa aku tahan lagi.

"Calm down I will always be with you." Ucap Anggi mencoba menenangkanku dengan pelukannya.

"Please don't leave me alone Nggi." Pintaku padanya.
"I promise you, i'll never leave you ." Janjinya sambil mempererat pelukan kami.

Sesaat setelah kami melepaskan pelukan kami, Anggi pun melajukan mobilnya mengantarkanku pulang kerumah.

•••••

Sesampainya dirumah, aku melihat seluruh keponakanku yang bermain di halaman belakang. Aku pun segera turun dan langsung memasuki rumah tanpa menghiraukan panggilan mereka semua.

"Ya ampun.. Arnel, apa yang terjadi padamu sayang?." Teriak mama histeris begitu melihat keadaan ku.

"Ada apa ini?." Tanya papa yang kaget karena teriakan mama.
"Astaga.. Arnel kamu kenapa dek?." Tanya bang Vino.

"Katakan pada kakak apa yang terjadi padamu." Pinta kak Clementine
"Arnel, jawab jangan hanya diam aja." Sentak kak Charlotte.

"Arnel ingin sendiri dulu." Hanya itu yang bisa aku katakan saat ini.
"Tapi sayang__"
"Ma.. Biarkan dulu." Bujuk papa. Kemudian aku pun segera berlalu kekamar.

"Anggi.. Sebenarnya ada apa ini?."
"Kenapa Arnel jadi begitu?."
"Bukannya Arnel menginap dirumahmu."

"Tapi kenapa dia jadi begitu?."
"Maaf, tapi Anggi belum bisa mengatakannya."

"Tante mohon Nggi.. Katakan pada kami apa yang terjadi." Mohon mama yang masih bisa kudengar sebelum aku menutup pintu kamarku.

"Aaaaarrrrrgghhh..... goddamnit..... asshole...." Teriak ku di dalam kamar sambil menghancurkan barang barang yang berada dikamarku.

"Arnel.. Buka pintunya." Sentak papa sambil menggedor pintu kamarku.

"Go away." Teriakku dari kamar.
"Buka atau kami akan mendobraknya." Ancam bang Vino.

"Just leave me alone." Teriakku lagi sambil melempar botol kaca kearah pintu.
"Never." Jawab meraka bersamaan.

"Sayang mama mohon buka pintunya." Mohon mama sambil terisak.

"Dek, kalau kamu ada masalah ceritakan pada kami. Jangan kamu pendam sendiri." Bujuk kak Charlotte. Gak lama kemudian pintu tersebut terbuka karena mereka mendobraknya.

"Ya Tuhan.. Arnel." Kata mama sambil memelukku dengan eratnya.
"Mama... Arnel hancur ma. Dia melakukannya pada Arnel pa." Aduku pada kedua orang tuaku.

"Siapa itu sayang.. Siapa yang melakukannya padamu?." Tanya papa dengan geramnya.
"Kamu tenang ya sayang." Ucap mama mencoba menenangkan.

"Kita akan hadapi bersama sama kak." Kata Crystal adikku dengan ikut memelukku.
"Kami semua menyayangimu." Celetuk kak Chiara.

Mi MedicinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang