Banyak sekali orang yang keluar dan masuk dari rumah kediaman Damian. Mulai dari rekan bisnis, polisi, dan penyelidik. Jelas saja polisi dan penyelidik akan turun tangan karna kejadian seperti ini bukan lah hal yang jarang terjadi, bahkan kejadian nya sudah di luar nalar. Sekarang adalah waktu nya pemakaman sang ayah Damian, namun sang anak malah senantiasa masih dengan kasur nya yang empuk sambil memainkan handphone nya seolah ia tidak peduli dengan kematian sang ayah.
"Damian! apakau tidak peduli dengan kematian ayah mu hari ini?! kerjaan mu hanya berbaring berbaring dan berbaring sambil memainkan handphone mu itu." ujar wanita paruh baya yang sangat cantik.
"sudahlah ibukau tidak perlu memusingkan sesuatu yang tidak penting,biarkan lah ayah mati toh uang nya akan tetap ada. Jadi aku tidak peduli" UjarDamian sambil berdiridan berjalan ke arah lemari besar milik nya. ibu nya, Laras menghampiri Damian dan menampar sang anak bunsu nya itu.
"Seharusnya memang sedari dulu kau tidak perlu di manja dengan segala kemewahan, agar kau tau hidup susah seperti apa!" Ujar Laras dengan bentakan.
"Sudah lah! lagian aku tidak akan merasakan hidup susah kau tenang saja" Ujar Damian sambil melanggang pergi dari sana.
"kau meau kemana Damian?! ini saat nya pemakaman ayah mu!"
"aku tidak peduli, sudahaku bilang akutidak akan peduliselama uang kita masih ad dan sekarang kau menanyakan aku mau kemana? aku mau belanja ada beberapa barang baru yang baru saja di luncurkan hari ini." ujar Daminalalu pergi dari sana.
Laras yang melihat itu pun tecengang, guampalan air mata telah berlinang di ekor mata nya. Betapa bejat nya anak bungsu nya itu, kini ia merasa bersalah karna telah salah mendidik anak nya. Iapun melenggang pergi dari sana denagnperasan sedih.
"tadi aku melihat anak mu pergi, mau kemana dia?" tanya ibu nya Laras.
"dia mau berbelanja bu." Ujar Laras dengan lirih, tentu saja hal itu membuat nya terkejut bahkan sangat terkejut, bagaimna tidak ini adalah hari kematian ayahnya dan bentar lagi akan melakukan penguburan ayah nya, lalu anak itu malah pergi berbelanja? apa anak itu sudah gila?
"apa yang kau lakukan Laras? harus nya kau melarang nya untuk pergi!" Ujar ibu nya Laras.
"aku sudah membentak nya, namun seperti nya ia tidak peduli dengan bentakan ku. Seperti nya aku telah salah mendidik nya."Ujar Laras. Ibu nya yang mendengarnya pun ikut geram sekaligus sedih ia pun mengelus punggung anak nya agar lebih tenang.
---
penguburan sedang di laksana kan, revaldo telah telah di masukan ke dalam tanah dan kini yang terlihat hanya gundukan tanah yang penuh dengan bunga menyisakan isak tangis keluarga. Di lain tempat, Damian dan teman-teman nya telah berda di sebuah mall mereka pun memasuki mall tersebut.
"eh kira-kira mau beli apa ya?" tanya salah satu dari mereka.
"anterin gue ya? gue penge beli make yang baru aja di luncurin." Ujar Damian.
"yaudah deh ayok, gue juga mau beli skincare biar mulus." Ujar Lilis.
mereka pun berjalan menuju toko yang mereka inginkan. teralu lama di sini membuat Bulan bosan ia pun meminta ijin pada teman-teman nya untuk pergi mencari tempat makan. Sambil menunggu makanan nya datang ia pun mengambil ponsel nya dari saku celana nya.
"SEORANG PENGUSAHA TERKENAL, REVALDO TELAH MENINGGAL DUNIA HARI INI DENGAN KASUS PERAMPOKAN DAN PEMBUNUHAN"
"Revaldo bukan nya papah nya Damian?" Ujar Bulan bermonolog, ia pun menscroll layar handphone nya. "Iya bener ini mah papah nya Damian." Bulan bermonolog, lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE NERD BOY
Teen FictionIni bercerita tentang lelaki culun yang sempurna, bahkan dari sekedar sempurna. Tinggi, tampan, kekuasaan, kekayaan? Tak perlu di ragukan. Hidup nya yang gelap dan kejam membuat nya seperti menjadi seorang masochist. Betapa gila nya ia saat ia memut...