- | 𝕒𝕥 𝕒𝕟 𝕠𝕝𝕕 𝕤𝕥𝕠𝕣𝕖

296 48 16
                                    



Ada minimarket tua di pojokan jalan, tepat sebelum jalan menanjak yang juga merupakan jalan menuju rumah Hyungseob. Pemiliknya adalah seorang nenek dan cucu perempuannya yang masih kelas dua SMP, Hyungseob mengenal mereka sebagai Nenek Gyoja dan Soohyun.

Hyungseob akan mampir disana kala ia menginginkan es krim untuk dibawa pulang, kadang juga membeli permen atau jajanan kecil. Oh! Saat tubuh Hyungseob lelah, ia akan membeli dua pack koyo dan Soohyun akan mengatainya seperti paman-paman pekerja proyek pembangunan.

Kali ini Hyungseob kembali mampir, namun bukan untuk berbelanja. Ada sesuatu yg harus ia pastikan.

Soohyun yang menyambutnya dari balik meja kasir singkat sebelum kembali mengerjakan tugas sekolah, Hyungseob sendiri bertindak seolah-seolah ia sedang memilih sesuatu.

Tidak lama Hyungseob mendengar langkah seseorang memasuki toko, diiringi dengan sapaan khas Soohyun.

Orang bilang, kalau kau jatuh cinta, jantungmu akan berdetak kencang dan berusaha membobol keluar, namun Hyungseob tidak begitu.

Ya, karena memang dia tidak jatuh cinta.

Sejak seminggu lalu, ia curiga ada seseorang yang mengikutinya pulang ke rumah. Hari ini ia ingin mampir ke minimarket hanya untuk menjebak sang pelaku, dan benar saja, penguntit itu masuk ke dalam jebakannya.

Rak disana tidak terlalu tinggi, jika dalam keadaan berdiri biasa, ia dapat melihat ujung kepala orang di sisi lain. Sedangkan bila ia berjinjit sedikit, ia dapat melihat wajah seseorang dibalik sana.

Tidak hanya Hyungseob yang dibuat jantungan, Soohyun—yang sebenarnya bagian dari operasional rencana—juga dibuat jantungan setengah mati. Secara teknis, hanya ada Soohyun dan Hyungseob bila terjadi kekacauan. Jangan hitung Nenek Gyoja, karena beliau sudah terlelap.

Hyungseob kacau ketika tiba-tiba pemuda yang ia tebak penguntit itu tiba-tiba sudah berdiri di hadapannya sambil memegang sebungkus keripik. Tubuhnya kaku dan lidahnya kelu.

Suasananya sangat hening, sampai Soohyun yang masih duduk di meja kasir berharap kalau Hyungseob tidak dibunuh.

Hyungseob dan pemuda itu sendiri hanya saling menatap.

Dari seragamnya, terlihat jelas ia siswa sekolah buangan di blok sebelah.

Hyungseob sempat dengar juga, sebelum ia pindah ke sekolahnya sekarang, sering ada baku hantam dengan sekolah pemuda ini. Beruntungnya, satu setengah tahun belakangan, tidak terjadi hal-hal mengkhawatirkan seperti itu.

"KAK HYUNGSEOB!"

Teriakan panik Soohyun menariknya ke alam nyata. Buru-buru ia menjawab sambil melambaikan tangan,"Y-ya?"

Keadaan tenang tidak berlangsung lama karena pemuda tidak dikenal itu tiba-tiba menyelipkan secarik kertas di telapak tangan sebelum berlalu ke meja kasir dan pergi, meninggalkan Hyungseob dengan sejuta tanda tanya.

🌙

Maaf sudah menguntit seminggu ini. Aku hanya terlalu menyukaimu.

Woojin, Park.

🌙







(Gambar hanya sebagai pemanis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Gambar hanya sebagai pemanis.)

those days • jinseobTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang