Mobil berhenti bergerak didaerah dengan kebisingan. Tempat yang ramai orang pikirmu. Kemudian kau mendengar pintu mobil dibuka. Myungho segera keluar dari mobil dan membukakan pintumu. Begitu kau keluar, Myungho menyuruhmu menunggu sebentar karena ia akan mengambil barang di bagasi. Setelahnya, kalian berjalan bersama.
"Minghao, ini dimana? Ramai."
"Di sungai Han. Ini ramai gara-gara weekend."
"Kita kesini mau ngapain?"
"Ngobrol-ngobrol sambil makan aja."
Kemudian ia menggandeng tanganmu dan mengajakmu berjalan-jalan sejenak. Namun sesekali, Myungho berhenti untuk membenarkan barang bawaannya. Kau yang merasa tak tega lantas menawarkan untuk membawa beberapa barang Myungho. Tapi pria itu menolak dengan alasan berat.
"Saya tau itu berat, makanya saya mau bantu. Lagian saya ga bawa apa-apa, Minghao."
Myungho mengalah dan memberikan keranjang makanan padamu. Lalu kalian kembali berjalan mencari tempat yang nyaman. Begitu menemukannya, Myungho segera menggelar alas dan menuntunmu duduk.
"Kak, saya boleh motret kakak? Nanti kakak simpen aja fotonya."
Kau mengangguk. Tak peduli Myungho memotretmu dari sudut mana, yang jelas kau hanya tersenyum. Suara jepretan kamera pun terdengar. Bukan hanya sekali, tapi dua kali.
"Dua kali?"
Myungho tersenyum sembari menunggu foto polaroid itu muncul, "iya. Satunya mau saya simpen buat kenang-kenangan."
"Kenang-kenangan?"
"Iya. Kenangan pertama kali kencan."
Perkataannya langsung membuat pipimu memanas. Dan semakin memanas ketika Myungho menarik tanganmu dan memberikan satu polaroid itu padamu.
"Disimpen ya, kak."
Kemudian kalian makan bersama. Makanan kecil yang disediakan Myungho cukup membuatmu kenyang ditambah obrolan ringan mengundang tawa.
Kau sangat merindukan saat-saat seperti ini. Karena Donggu yang sibuk bekerja dan Gaeul yang tak dapat menjawab pertanyaanmu. Kau benar-benar berterima kasih pada Myungho karena telah melakukan banyak hal untukmu.
Setelah obrolan semakin memudar, Myungho membersihkan sampah makanan tadi dan pergi membuangnya.
Dan kau mencium bau aneh. Kau mengenalnya namun tak pasti. Kau pun meraba-raba sekitarmu. Ketika tanganmu menabrak sebuah papan tebal, suara langkah mendekat terdengar. Kau pun berhenti.
"Ayo, kak."
"Oh, iya."
>•<
I'm back setelah minggu/berbulan" hilang :')))
Btw, minal aidzin wal faizin walau telat :'))