[14]

386 81 15
                                    

Kau sedang menjelajah internet dengan bantuan alat khusus tentu. Tujuan awalmu adalah mencari cerita yang akan dibacakan alatmu untuk menemanimu dalam waktu senggangmu. Kau tidak tahu ingin menulis apa lagi di buku harian, jadi kau ingin mendengarkan cerita saja. Tapi kau tiba-tiba berhenti karena teringat tentang donor mata itu. Donggu bilang ia tidak diberitahu dokter tentang siapa yang akan mendonorkan. Dokter bilang kami bisa langsung datang ke rumah sakit besok. Kau sangat senang tapi juga cemas.

Kau tiba-tiba penasaran tentang syarat menjadi pendonor mata. Kau pun mencarinya di internet. Kau mendengarkan syarat-syarat yang dibacakan alatmu dengan seksama. Pada satu poin, kau termenung. Apa Donggu tau hal ini?

Tepat waktu, Donggu tiba-tiba masuk ke kamarmu.

"Kak, besok kita berangkat jam 10. Malah internetan. Jangan tidur malem-malem lo," ucapnya duduk di ranjangku.

"Ini masih jam 7, kan?"

"Iya."

"Gue pukul lo. Ngapain di kamar gue?"

"Gapapa, gue gabut."

"Lo beneran ga dikasih tau siapa pendonornya?"

"Ga. Kenapa?"

"Gue tadi baca di internet katanya-" omonganmu dipotong oleh suara nada dering ponsel Donggu. 

Ia bilang itu dari temannya, jadi ia keluar dari kamar. Padahal kau belum sempat bilang tentang apa yang kau tahu dari internet. Kau jadi agak khawatir. Orang pertama yang terlintas dipikiranmu adalah Myungho. Tapi itu tidak mungkin. Kau terakhir melihatnya tadi pagi.

Mobil yang familiar - tabrakan - tanggung jawab - meninggalkan bekas - lega jika korban kembali seperti semula.

Itu sebuah kebetulan. Mungkin saja korbannya orang lain. Tapi jika bukan? Apa kau bertanya saja pada Myungho? Tapi rasanya tidak sopan.

Atau coba tanya kabar saja?

Kau mengambil ponselmu di meja lalu berkata "telepon Myungho". Ponselmu pun mengeluarkan nada dering. Kau merasa agak gelisah ketika telepon mu tak kunjung tersambung. Setelah beberapa detik, panggilan gagal tersambung.

"Semoga firasatku salah."

>•<

It's been a while ...
Dan aku hanya bisa menulis segini.
Aku ga percaya bakalan banyak yang suka ceritaku, terima kasih support nya.
Aku jarang sekali buka aplikasi ini karena sibuk dan sering terjadi eror berkali-kali hingga draft yang aku tulis hilang.
Biasanya jika ada ide, aku akan langsung tulis disini karena aku mudah lupa.
Tapi karena hal itu, aku sudah lupa akhir cerita ini.
Ini bakalan lama selesainya karena aku sedang sibuk kelas akhir dan harus mencari akhiran yang tepat untuk cerita ini.
Terima kasih atas pengertiannya.
Maaf........

-🍉

Camera ; The8Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang