"Kak, seneng ga?" tanya Donggu yang sedang memasukkan bajumu ke tas.
Kau yang sedang menyisir rambut kemudian berhenti sejenak. Tentu saja kau senang akhirnya mendapatkan penglihatan mu kembali, tapi entah kenapa kau merasa cemas dan khawatir akan satu hal yang bahkan kau tidak tahu pasti apakah itu benar.
"Kak? Takut ya? Ga perlu takut. Lo percaya aja sama dokter. Gue juga doain lo semoga lancar kok."
Kau hanya mengiyakannya sembari kembali menyisir rambut.
"Dong—"
"Charger gue dimana ya? Tau ga?"
Kau langsung mengurungkan niat mu untuk bertanya sesuatu, "mana gue tau, liat aja ngga."
"Lah iya, maaf. Gue cari dulu deh." Kau kemudian mendengar suara langkahan kaki dan deritan pintu yang terbuka. Donggu keluar telah keluar dari kamarmu.
"Minghao, kamu ga mau tau kabar saya ya? Saya mau ngasih kabar gembira, tapi kamu bikin saya khawatir karena ga pernah angkat telepon saya," monologmu ketika akan meletakkan sisir dan beralih mengambil ponselmu, "kalo kamu baik-baik aja, tolong telepon."
Tepat setelah kau mengucapkannya, ponselmu berdering. Kau terlalu bersemangat hingga salah menekan tombol. Beruntung ponselmu kembali berdering.
"Halo?"
"Kak, ke RS nya kapan?"
Senyum gembiramu perlahan berubah menjadi senyuman tipis. Suara itu bukan Myungho, melainkan Jun.
"Sebentar lagi."
"Oh, saya nanti malem dateng ke sana, mau dibawain apa?"
Seketika terlintas di otakmu nama Myungho, tapi kau segera menggelengkan kepala untuk sadar bahwa Jun menanyakan barang bukan orang.
"Terserah kamu."
"Ya udah saya nanti tanya Donggu aja. Oh, iya nanti mampir ke sini dulu, kan?"
"Iya, titip Gaeul."
"Siap. Saya tutup ya, kak!"
Kau merasa sedikit tidak enak dengan Jun karena jawaban-jawabanmu lebih singkat dan dingin dari biasanya. Kau sendiri tidak sadar kenapa kau bersikap begitu. Hanya karena Myungho?
Ya.
"Ketemu, kak. Ayo berangkat."
>•<
( ;-; )/