- Henny Widyaning Fatmasari-
Sepasang netra menatap mega yang beranjak kelabu
Menghitung detik sang rintik menyapa bumi
Raganya meremang di balik lembaran penutup debu
Sembunyi dari percikan tirta yang siap membasahi
Alunan detak sang hujan menyusup di sebagian sisi jendela
Mengumpulkan serpihan rindu berserak di udara
Gelegar guntur dan sambaran kilat terkait sempurna
Menata untaian kata, berharap pada seutas tanya
Siapa? Mengapa?
Dia, yang tak tersentuh hujan
Terdiam dalam jejak lampau nan sunyi
Sejenak menyelami bagian pahit dalam kenangan
Merekam diorama hati yang tertinggal mati
Petrichor yang menguar di ujung senja
Bercampur aroma darah menusuk tajam
Pun jerit tertahan serta air mata
Menyisakan sesak, merintis kalut, merasuk dalam
Konspirasi semesta dan sekelebat bayang
Merampas dua mestika, terkunci menjadi rahasia kelam
Wajah yang terukir goresan panjang
Tersaji pekat, hitam, samar di keheningan malam
Dia, yang tak tersentuh hujan
Pesona spektrum pelangi di titian jalan
Tampak sebatas fatamorgana
Tak sanggup menghapus lara terbentang
Ia merintih pilu, menanti seberkas gemintang
Menggantung jiwa pada asa bermakna
KAMU SEDANG MEMBACA
Album Dimensi
PoetryAlbum ini menyimpan semua harap dan memori tentangmu. - Antologi puisi Besama Tim Rara