Kemarin aku bilang akan mencari orang lain yang mau bergabung. Tapi sekarang aku tidak tahu harus mulai darimana. Perempuan berambut bob itu sejak upacara pagi tadi terus mengikutiku, orang-orang di sekelilingku juga melihatku dengan tatapan aneh berkatnya.
"Hari pertama yang buruk." Kataku lalu berbalik untuk memastikan perempuan itu masih mengikutiku.
Dari sekelasku, aku tahu kalau perempuan itu bernama Irene Belew. Irene adalah siswa kelas dua sekaligus salah satu anggota OSIS di sekolah ini. Sepertinya dia mencegahku untuk mengajak orang lain bergabung dengan Occult club.
"Hei, mau ke cafetaria denganku?" laki-laki berwajah imut mendadak mengajakku bicara.
Laki-laki itu adalah sekelasku, namanya Daniel Bess. Daniel separuh asia, tingginya lebih pendek dariku. Saat perkenalan di kelas, kupikir dia masih SMP.
"Kakak yang disana juga mau ikut?" Daniel melambaikan tangannya pada Irene.
"Daniel, kau tidak-," sebelum aku menyelesaikan kata-kataku, Irene dengan cepat mendekat.
Irene menunjukkan senyum seolah dia tidak salah apapun padaku. Aku juga tidak bisa seenaknya menyuruhnya pergi.
"Apa aku benar-benar boleh gabung? Temanmu yang satu ini sepertinya tidak senang." Kata Irene pada Daniel.
"Tidak apa-apa, Felix itu pemalu." Canda Daniel.
Sesampainya di cafetaria, Daniel yang memesan makanan, aku dan Irene mencari tempat duduk yang kosong.
"Kau tidak punya teman, ya?" tanyaku yang sepertinya membuatnya tersinggung.
"Tentu saja aku punya. Aku Cuma tidak punya waktu bersama mereka." Jawabnya.
"Dan Kakak punya waktu untuk mengikutiku sepanjang hari?"
"Hanya sampai aku memastikan kau tidak bergabung dengan klub itu."
Jadi dia belum tahu kalau aku mencari orang lain untuk bergabung dengan Occult Club. Aku bergabung dengan Occult Club sebagai bayaran untuk Neva karena mengajakku berkeliling sekolah kemarin. Tapi kenapa Irene tidak ingin ada yang bergabung dengan Occult Club? Mungkin ada masalah pribadi dengan Neva.
"Sebenarnya aku sudah bergabung," ucapku, "kemarin." Lanjutku.
Irene langsung meluapkan amarahnya padaku. Omelannya tidak bisa dipahami otakku, aku hanya diam dan terus mendengarnya mengoceh hingga Daniel datang membawa makanan. Daniel mencoba menghentikan Irene, tapi amarahnya terlanjur membuat kami menjadi pusat perhatian di cafetaria.
"Tenang dan duduk dulu, mari bicara dengan kepala dingin." Daniel menahan kedua bahu Irene.
Irene yang sepertinya agak terpesona dengan wajah imut Daniel, menjadi sedikit lebih tenang. Kami duduk di meja paling belakang agar tidak ada yang bisa mendengar pembicaraan kami. Irene memang sedikit tenang, tapi sesekali dia melirikku seolah mengutukku.
"Ketua klub itu membunuh semua anggotanya." Irene memulai pembicaraan.
"Ketua klub? klub apa?" tanya Daniel lalu duduk di sebelahku.
"Occult Club, klub yang dimasuki bocah ini."
"Felix, kau gabung dengan Occult Club, ya. Ternyata kau suka dengan hal-hal gaib, aku tidak menduganya."
Menurut penjelasan Irene, 5 tahun lalu terjadi pembunuhan di Alfaro High School. Occult Club yang bertanggung jawab atas kejadian itu dan Kepala Sekolah menyembunyikan kebenarannya dari publik. Berita yang tersebar adalah, beberapa siswa melakukan bunuh diri bersama. Kasus itu membuat reputasi sekolah turun, tapi jika publik tahu bahwa para siswa itu dibunuh, sekolah mungkin ditutup.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unexpected Occult Club [LENGKAP]
غموض / إثارة[AKAN SEGERA DIREVISI] Di SMA Alfaro, terdapat rumor pembunuhan yang terjadi lima tahun lalu di ruang Klub Penelitian Hal Gaib. Neva, ketua Occult Club bertemu Felix Trasmoz yang seorang pelajar baru dan mengajaknya bergabung dengan klubnya. Felix y...