Prangg!!!!
Tiba-tiba bunyi benda terjatuh di sudut ruangan yang ada di belakang rak untuk menempatkan snar. Adisty pun terkejut.
Tuh kan, pasti di gudang ini ada hantunya. Aku kan jadi takut. Semoga aja bukan, kan gak lucu kalo besok ada berita 'seorang gadis tewas dengan mata melotot karena terkejut'. Apa mungkin... itu orang ya? Kalo orang kan iseng banget. Batin Adisty.
Adisty pun memutuskan untuk menghampiri rak itu sambil memegang sapunya erat-erat.
Semakin dekat, dan ritme jantung Adisty semakin tak beraturan. Dia sangat takut jika dibelakang rak itu benar-benar hantu. Dan ternyata...
"Tikus?" Kata Adisty heran sambil melihat tikus tersebut lari ke sela-sela tumpukan kardus yang ada di sebelah rak.
"Huh! Untung aja bukan hantu. Dasar tikus laknat" Seru Adisty sambil memukul sapu ke arah tikus itu.
Setelah merasa puas Adisty pun berbalik kembali ketempatnya semula.
"Kyaaaaaa!!!!!!" Teriak Adisty. Reflek ingin memukul orang yang membuatnya kaget dan kesal dalam waktu bersamaan.
Orang itu adalah Austin. Austin memandang Adisty dengan wajah datarnya. Dia menghalau serangan Adisty dengan tangannya.
"Aduh, aduh, eh berhenti..." Keluh Austin. Adisty pun berhenti memukul Austin dengan sapunya. Dia menatap Austin kesal.
Ini orang kaya hantu aja, tiba-tiba muncul dibelakang gue. Batin Adisty menatap Austin sebal.
"Ngapain lo disini?" Tanya Austin.
"Eh lo juga, ngapain disini?" Tanya Adisty lebih sengit.
"Dihukum"
"Hah? diHukum?" Tanya Adisty heran.
"Eh kalo jadi orang jangan irit dong bicaranya. Sekata dua kata doang. Emang lo robot?" Sambung Adisty.
"Gak"
"Iiss... Capek ya kalo ngomong sama lo, udah sekarang lo menyingkir dari sini, gue lagi kena hukuman. So, jangan menghambat pekerjaan gue"
"Gue juga"
"Hah? Apaan sih?"
"Gue kena hukuman"
"Aduh.... Ngomong dong dari tadi. Susah amat sih tinggal ngomong doang, gak usah di potong-potong kali"
"Serah" Kata Austin dan berlalu dari hadapan Adisty. Adisty natap Austin nyalang, dia sangat sebal dengan manusia Paus itu.
Setelah 30 menit, Adisty belum menyelesaikan hukumannya, begitu juga dengan Austin. Kini keduanya duduk saling berhadapan. Adisty sangat kelelahan. Dia tak pernah bekerja seberat ini.
"Gimana nih belum selesai" Keluh Adisty. Austin melihat Adisty sekilas.
"Manja" Kata Austin. Mendengar hal itu Adisty merasa tersingung.
"Maksud lo apaan?!" Tanya Adisty sambil metatap Austin nyalang.
"Lo manja, kerja gitu doang capek"
"Apa?! Hei! Manusia Paus Gue gak manja ya... Gue tadi itu kerjanya angkat-angkat barang. Gak kaya lo, cuma nyapu doang. Cupu"
"Manja"
"Heii!!! Tarik gak omongan lo itu"
"Gak" Ucap Austin dan berlalu dari hadapan Adisty. Adisty pun mengikuti Austin. Dia tidak terima jika Austin mengatainya.
"Eh, manusia Paus! Tarik gak!" Kata Adisty.
Austin sedang memanjat tangga untuk mengambil kemoceng di atas rak, ia merasa sedikit risih dengan suara Adisty yang tidak bisa di kondisikan. Adisty menarik-narik baju Austin. Dan terjadi lah.....
KAMU SEDANG MEMBACA
With You
Roman pour Adolescents"Percayalah bahwa cinta bisa datang kapanpun dan dimana pun walaupun dari dua orang yang saling membenci" #ongoing GummySugar