Sembilan🍉

40 6 2
                                    


Kini Adisty menunggu jemputannya datang. Ia sedikit gelisah karena takut akan bertemu dengan Tirta. Seharian ini Adisty mencoba untuk menghindar dari Tirta. Karena ia masih tak siap menjawab pertanyaannya kemaren.

Tetapi dugaan nya benar dari kejauhan Tirta memanggilnya. Pupus sudah harapan Adisty. Kali ini usaha nya untuk menghindar sangat sia-sia.

"Adisty, lo temenin gue main basket" kata Tirta sambil menarik tangan Adisty.

Tetapi Adisty tertahan. Bukan karena tidak ingin pergi menemani Tirta tetapi ada yang menarik tangan sebelahnya lagi. Adisty memalingkan wajahnya dan mendapati Austin yang mengenggam tangannya erat. Sambil menatap Tirta tajam.

"Sorry Adisty pulang sama gue" kata Austin. Sambil menarik Adisty menjauh dari Tirta.

Genggaman Tirta pun terlepas. Ia sangat terkejut dengan kedatangan Austin. Austin pun menarik Adisty menjauh menuju mobil nya yang terparkir d pinggir jalan. Adisty mencoba melepaskan tangannya dari Austin.

"Lo apa-apaan sih? Main tarik-tarik aja" kata Adisty lalu pergi meninggalkan Austin. Sebelum itu, Austin menahan nya lagi.

"Lepas gak" kata Adisty.

"Lo harus ikut gue pulang" kata Austin sambil mendorong Adisty masuk ke dalam mobilnya.

Dengan terpaksa ia pun masuk. Kini mood nya sangat-sangat buruk. Dia yang sedang PMS di tambah dengan pertanyaan Tirta yang membuatnya pusing ditambah dengan Austin yang bertingkah aneh.

"Lo ngapain sih nganter gue pulang? Gak nganter Rachel LO itu?" Kata Adisty. Karena ia sempat melihat Rachel merengek pada Austin agar ia bisa pulang bareng dengan Austin.

"Lo gak usah ikut campur"

"Lah? Bukannya lo yang ikut campur urusan gue sama Kak Tirta? Lo tiba-tiba narik gue gitu aja" kata Adisty sambil bersedekap.

"Gue gak suka" kata Austin pelan.

"Hah?!!"

"Gak gak papa" kata Austin gugup.

Adisty pun acuh, ia memang tak menedengar apa yang di katakan Austin tadi. Sedangkan Austin merutuki diri nya karena mengatakan  yang menurutnya itu hal yang sangat bodoh.

Setelah itu keheningan pun datang. Adisty bingung Austin akan membawa nya kemana. Tetapi perut Adisty tiba-tiba berbunyi tanda ia lapar. Pipi nya pun memerah menahan malu. Austin pun berinisiatif untuk mengajak Adisty makan siang. Ia tau gadis itu pasti sangat lapar, sampai perutnya berbunyi.

Mereka pun berhenti di sebuah tempat makan.

"Kok berhenti sih?" Tanya Adisty.

"Lo gak liat di depan ada tempat makan?" Kata Austin sambil keluar dari mobilnya dan di susul oleh Adisty.

'tumben peka, mungkin gara-gara perut gue bunyi kali' batin Adisty.

Mereka pun makan dengan keheningan, lagi - lagi Adisty sangat membencinya. Seperti terperangkap di sebuah ruangan yang sangat pengap dan tak bisa keluar. Oke itu lebay. Setelah selesai Adisty mencoba mengalihkan perhatian nya ke ponsel yang ada di genggaman nya. Mengabaikan Austin sesekali melihat ke arah nya.

'apa benar itu dia?' batin Austin.

Austin selalu melirik ke arah kalung yang dipakai Adisty. Ia sangat penasaran apakah benar Adisty adalah orang yang selama ini ia cari. Bandul kalung itu mirip sekali dengan gelang yang Austin punya. Gelang yang berbandul bulan sabit, sangat cantik dan mirip sekali dengan kalung yang Adisty pakai.

"Udah selesai kan? Yuk cabut!" Ajak Adisty dan beranjak dari tempat duduknya.

Di perjalanan seperti biasa, keheningan pun datang. Austin memiliki ide, ia akan membawa Adisty ke rumah nya dan ingin tau reaksi Adisty saat melihat gelang itu. Adisty yang dari sekolah sudah sangat mengantuk akhirnya tertidur.

Sesampainya di rumah Austin.

"Ck, pake acara tidur lagi" dengus Austin. Dengan berat hati ia menggendong Adisty ala bridal style. Adisty sedikit terganggu dengan gerakan yang dibuat Austin. Tetapi ia mengabaikannya, karna ia sangat mengantuk.

Dengan perlahan Austin meletakkan Adisty dikamarnya dan menyelimuti hingga batas leher Adisty.

'ia terlihat cantik jika tertidur' batin Austin tanpa sadar.

Tersadar hal itu ia pun menggelengkan kepalanya. Berusaha menampik kenyataan bahwa ia sempat memuji Adisty.

"Cewek manja" ejek Austin dan beranjak ingin mandi.

Setelah memerapa menit Austin menyelesaikan ritual mandinya. Dan melihat Adisty yang masih terlelap begitu nyenyak. Ia tersenyum kecil. Setelah memakai pakaiannya, tak lupa Austin meletakkan gelang di atas nakasnya.

"Dasar kebo" ejek nya lagi dan berlalu pergi menemui bundanya yang telah pulang.

"Austin kapan kamu pulang?" Tanya Risa bundanya.

"Tadi" katanya sambil mengambil remot dan mulai menonton tv.

"Kata Pak Budi kamu bawa temen cewek mu, dimana?" Tanya Risa lagi.

"Di kamar" jawab Austin seadanya.

"Hah? Kamu ngapai sama anak orang Austin!! Bunda gak ngajarin kamu kaya gitu!!" Teriak Risa sambil memukul Austin. Austin hanya membentengi dirinya dengan bantal sofa.

"Bukan ma... Aduh.. stop"

"Kamu bisa apa hah, main hamilin anak orang, ih!!"

"Duh.. Bun... Itu Adisty bun dia ketiduran aw.." kata Austin mencoba menjelaskan pada bundanya itu.

"Hah? Adisty?" Tanya Risa dan berhenti memukul Austin.

"Iya, dia tadi ketiduran di mobil terus Austin angkat ke kamar" jelasnya.

"Iihhh, so sweet banget anak mama!" Puji bundanya sambil mencubit kedua pipi Austin.

"Yaudah bunda mau ke calon mantu bunda dulu, dadah"

Risa pun beranjak meninggalkan Austin yang merasa sebal dengan bundanya itu.

"Tadi mukul-mukul, sekarang di cubit, mana kukunya panjang lagi" keluh Austin sambil mengusap pipinya dengan kasar. Lalu melanjutkan acara nonton tv-nya yang tertunda.

***

Adisty perlahan mengerjapkan matanya, mencoba menyesuakan pandangannya. Ia merasa asing dengan tempat nya berada. Kepalanya sedikit pening. Ia ingin bangun tapi rasanya berat, dengan bertumpu dengan nakas di sebelah nya Adisty bisa bangun dan tanpa ia sadari telah menjatuhkan benda yang sengaja di letakkan oleh Austin. Tak berselang lama suara teriak mengagetkannya.

"Adisty!! Anak bunda sudah bangun!!" Teriak Risa, ia saat senang calon mantu nya datang tanpa ia undang.

"Bunda Risa?" Kata Adisty terkejut, pasalnya ia bingung kenapa bunda Austin berada disini? Apa jangan-jangan...

"Kamu gak papa kan sayang? Austin ngapain kamu hah? Biar mama kasih pelajaran ke dia" kata Risa sambil mengepalkan tanganya.

"Nggak kok ma, Austin mau nganter aku pulang terus dia ngajak makan, sesudah itu Adisty ketiduran" jelas nya.

"Kok anak bunda yang satu itu perhatian banget sih?? Yaudah kamu mau lanjut tidur?"

"Nggak kok bun, Adisty pulang aja gak enak nanti di cari mama sama papa" kata Adisty sambil memakai tasnya.

"Oh, yaudah biar Austin yang nganter kamu pulang ya?" Kata Risa lalu di iyakan Adisty.

Kini ia sangat ingin pulang dan menghilangkan rasa peningnya, di tambah dengan ia bermimpi sangat aneh. Walaupun masih buram, tapi iya ingat dengan mimpi itu.

___________________

Hai author update lagi nichhh
Kalian suka gak sama cerita Ini?
Kalau suka jangan lupa tekan bintang dan komen nya yaaa lup lup❤️

TBC

⬇️⬇️⬇️

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 05, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

With You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang